Management tim Yamaha mungkin tidak tahu harus gembira atau menangis melihat hasil MotoGP tahun ini
Kemenangan ketiga Franco Morbidelli merupakan kemenangan ketujuh bagi pabrikan Yamaha dan membuat pabrikan Yamaha ini kembali bisa memperebutkan gelar juara dunia konstruktor, gelar yang mungkin tidak terlalu prestisius bagi banyak penggemar MotoGP, namun gelar ini sangat berarti bagi pabrikan di MotoGP
Bila Yamaha nantinya bisa merebut gelar dunia konstruktor maka setelah itu FIM akan mengurangi 50 poin klasmen konstruktornya karena Yamaha menggunakan mesin ilegal di balapan pembuka di GP Spanyol , meskipun ada masalah lain yang sedang dihadapi dengan motor YZR-M1 2020 ini
Namun ironisnya, kejadian kontroversial pada mesin Yamaha ini juga membuktikan betapa bisa diandalkannya mesin Yamaha ini
Kesuksesan Morbidelli di GP Valencia lalu merupakan sebuah keajaiban kecil dari masa pakai mesin Yamaha, karena mesin yang dipakai Morbidelli sebenarnya hanya tersisa 2 mesin sejak GP Brno Agustus lalu, dari total 5 alokasi mesin yang dipakai di tahun ini. Morbidelli tidak diizinkan untuk menggunakan 2 mesin karena mesin ini menggunakan klep mesin yang ilegal, dan 1 mesin lagi tidak bisa dipakai karena telah rusak akibat kecelakaan hebat di GP Jerez
Minggu lalu Morbidelli bisa mengalahkan kecepatan dari tunggangan Jack Miller, Ducati GP20 dengan menggunakan mesin YZR M1 yang sudah menempuh jarak sekitar 2500km, itu hampir 2 kalinya dari batas masa pakai mesin. Morbidelli sudah menggunakan mesin ini di GP San Marino, Emilia Romagna, Catalunya, Aragon, Teruel dan Eropa. Bisa jadi ini adalah mesin yang paling tua yang pernah memenangkan balapan di era MotoGP 4 tak
Mengingat fakta bahwa Maverick Vinales harus menarik mesin terakhirnya yang sudah dipakai sejauh 2400km digantikan dengan mesin keenam di balapan pertama GP Valencia lalu yang membuatnya harus start dari pit lane. Barangkali ini akan menjadi keajaiban besar bila Morbidelli bisa menjalani balapan di Portimao minggu depan dengan tanpa memakai mesin baru yang keenam yang membuatnya harus start balapan dari pitlane seperti Vinales
Morbidelli memang luar biasa bisa meraih 3 kemangannya dengan motor yang paling lamban dalam top speed di MotoGP. Dia menggunakan RPM yang lebih sedikit untuk memperpanjang masa pakai mesin yang sudah lelah ini, yang mana ini membuat motor M1 nya kalah 11km/jam dari motor Ducati GP20
Morbielli juga mengesankan, dia tidak membiarkan hal apapun mengganggunya, dia hanya fokus pada hal yang ada dalam kendalinya, yang mana dia tunjukan pada race pace yang konsisten dan cepat selama balapan kemarin, dan juga bisa menang duel dengan Miller dalam manuver beraninya di tikungan kelima
Tapi kenapa Morbidelli bisa sangat cepat, disaat rekan pembalap Yamaha lainnya sangat lamban?
Apakah karena Morbidelli memakai motor Yamaha M1 2019, sementara Vinales, Fabio Quartararo dan Valentino Rossi memakai motor Yamaha M1 2020 ?
Secara umum bisa dibilang seperti itu, tapi menurut Rossi tidak begitu yakin demikian. Menurutnya yang bisa membuat perbedaan adalah pembalapnya, bukan dari mesin motornya. Meskipun ada andil yang sangat besar dari crew chiefnya. Karena saat ini Morbidelli dibantu oleh Ramon Forcada yang mana dia adalah mantan teknisi Jorge Lorenzo yang sangat berjasa mengantarkan Jorge Lorenzo juara dunia di Yamaha
Rossi dan Vinales pertama kali menjajal motor Yamaha M1 2020 saat di sesi uji coba resmi Valencia November tahun lalu. Dan tampaknya perubahan terbesar yang dilakukan Yamaha adalah pada sasisnya, namun menurut Rossi meski sasisnya berbeda, feeling yang didapat ketika mengendarai motor ini sangat mirip dari versi sebelumnya
Di sisi lain, Quartararo berpendapat 2 versi motor ini sangat berbeda. Quartararo sempat menjajal motor M1 2019 nya di sesi ujicoba tahun lalu di Valencia dengan menggunakan ban belakang Michelin baru, dan ternyata dia lebih cepat ketimbang saat balapan minggu lalu di Valencia
Motor Yamaha M1 2020 biasanya hanya bekerja dengan baik hanya ketika ada banyak grip di lintasan seperti di Jerez dimana Yamaha sangat mendominasi dan di Misano dimana Vinales meraih satu satunya kemenanan sejauh ini. Motor M1 2020 ini sangat menderita di beberapa balapan terakhir ini dimana suhu lintasan telah turun dengan mulai datangnya musim dingin
Sementara itu motor Yamaha M1 2019 milik Morbidelli nampaknya punya keunggulan di berbagai suhu lintasan yang berbeda, sehingga dia bisa memperebutkan kemenangan walaupun grip yang sedikit dan suhu lintasan yang rendah
Biasanya banyak pembalap akan bersikeras meminta pabrikan untuk menyediakannya motor dengan spesifikasi terbaru, namun tampaknya Morbidelli sangat senang ketika dia akhirnya diumumkan akan tetap memakai motor versi 2019 di tahun depan
Bagi Vinales, Quartararo dan Rossi agar bisa mendapatkan jawaban yang jelas mengapa motor mereka kalah adalah dengan cara mencoba motor versi 2019 sebagai bahan perbandingan, tapi itu tidaklah mungkin karena mesin Yamaha M1 2020 tidak cocok dengan sasis 2019. Kalaupun cocok pasti mereka sudah mencoba memakai sasis itu
Valentino Rossi memanfaatkan balapan GP Valencia minggu lalu sebagai ajang untuk mengembalikan feelingnya akibat harus absen karena covid. Sementara Vinales dan Quartararo memanfaatkan balapan minggu lalu dan minggu depan ini sebagai ajang sesi ujicoba dengan motor mereka. Mereka mencoba menemukan kembali arah pengembangan bagi para insinyur Yamaha, karena tahun ini tidak akan ada sesi ujicoba resmi yang digelar
Masalah kurangnya grip ban belakang ini bukan hal yang baru bagi Yamaha. Dan sejak datangnya era ban Michelin dan elektronik Magneti Mareli di tahun 2016, Yamaha selalu saja kesulitan sejak saat itu. Meskipun tahun ini bisa dibilang tahun tersukses Yamaha, namun tetap saja masalah ini belum bisa teratasi