Kawasaki menorehkan 100 kemenangan lebih di World Superbike Championship (WSBK) pada musim 2017 yang lalu.
Hingga awal musim 2023 ini, Kawasaki adalah pabrikan Jepang paling sukses di WSBK, mengalahkan Honda dan Yamaha serta hanya tertinggal dari Ducati.

Namun perjalanan mereka di Motogp tidak pernah sebagus di WSBK. Masuk dengan dukungan penuh pabrikan pada akhir 2002, Kawasaki tidak pernah menjadi tim papan atas di Motogp.
Musim terbaik Kawasaki datang pada tahun 2004 dan 2005 saat Kawasaki berhasil duduk di peringkat empat klasemen konstruktor, masing-masing dengan satu podium.
Minimnya prestasi dan sulitnya keadaan ekonomi Kawasaki, membuat mereka akhirnya memutuskan mundur dari Motogp pada akhir musim 2008.
Walau sempat mensuplai tim Hayate dengan motor mereka pada 2009, namun akhirnya Kawasaki benar-benar pergi dari Motogp pada akhir musim dan tidak pernah kembali sejak itu.
Kawasaki kemudian memindahkan tim pengembangan motor Motogp mereka, Ninja ZX-RR ke tim pengembangan motor WSBK Ninja ZX-10R.
Hasilnya, Kawasaki mampu tampil garang dan mendominasi WSBK pada kurun waktu beberapa tahun.
Lalu apa yang terjadi pada motor Motogp mereka ZX-RR? Ya di museumkan saja, jadi mari kita lihat perkembangan Kawasaki Ninja ZX-RR sebelum akhirnya ditinggalkan oleh Kawasaki.
2002, First Ride
Kawasaki Ninja ZX-RR pertama kali debut pada Pacific Grand Prix 2002 di sirkuit Motegi Jepang sebagai Wild Card.

Ditunggangi oleh Akira Yanagawa, Kawasaki ZX-RR hanya mampu memulai balapan pada posisi 18 dari 22 pembalap yang start pada waktu itu.
Sayang ZX-RR gagal finish setelah Yanagawa terjatuh karena kegagalan mesin. Alhasil debut ZX-RR menimbulkan banyak kekecewaan dan masalah yang harus diatasi Kawasaki.
ZX-RR kemudian kembali tampil pada Malaysian dan Valencian Grand Prix bersama juara dunia World Supersport Championship (WSSP) Andrew Pitt.

Pada dua kesempatannya tampil itu, Pitt hanya mampu finish di posisi 19 dan 12, membawa poin pertama Kawasaki di Motogp.
Sesudah tiga percobaan itu, Kawasaki kemudian pulang dengan segudang data yang bisa mereka pakai untuk mengembangkan ZX-RR.
2003-2006, 990cc Era
Kawasaki membekali Ninja ZX-RR dengan mesin Inline 4, 990cc, DOHC, 16 klep dengan tipe mesin screamer untuk musim 2003.

Tidak ada yang istimewa dengan spesifikasi Ninja ZX-RR pada musim 2003 ini, namun bentuk bodynya menyita perhatian banyak orang.
Bentuk Kawasaki Ninja ZX-RR generasi pertama ini cenderung kaku dan sangat besar, membuat pengendalian dari ZX-RR tidak lincah serta sulit dikendalikan.
Mesin screamer yang dipakai memang punya tenaga yang besar, namun reliable engine masih menjadi masalah.

Alhasil pada musim 2003, Kawasaki kembali tampil jadi tim hore saja di barisan belakang. Baik Garry McCoy dan Andrew Pitt kesulitan tampil menembus barisan tengah.
Pada akhir musim, Garry McCoy hanya mampu duduk di peringkat 22 dengan 11 poin dan Pitt hanya mampu duduk diperingkat 26 dengan hanya empat poin.
Pada musim 2004, Kawasaki melakukan banyak ubahan untuk membuat ZX-RR lebih kompetitif.

Kini mereka memakai mesin Big-Bang yang lebih mudah dikendalikan, chassis dan body fairing juga diperbaiki sehingga lebih flexible dan ringan.
Kemudian Kawasaki memutuskan untuk berpindah dari ban Dunlop ke Bridgestone serta merekrut pembalap baru, mantan runner up kelas 250cc Sinya Nakano dan Alex Hoffman.
Hasilnya ZX-RR mengalami perkembangan cukup signifikan jika dibandingkan tahun sebelumnya. Nakano dan Hoffman mampu bersaing di papan tengah dan sesekali papan atas.

Puncak performa ZX-RR pada musim 2004 adalah pada Pacific Grand Prix di Motegi, Nakano berhasil memeperoleh podium dengan finish di peringkat tiga, di belakang Valentino Rossi dan Makoto Tamada.
Pada akhir musim, Nakano berhasil duduk di peringkat 10 klasemen dengan 95 poin, sementara Hoffman duduk di peringkat 15 dengan 51 poin.

Tahun 2005 dan 2006 ZX-RR tidak mengalami banyak perbuahan. Kawasaki masih mengandalakan duet Nakano-Hoffman pada 2005.
Tahun 2005 karena mengalami cedera parah pada seri kedua, Hoffman sering digantikan oleh Olivier Jacque pada beberapa seri.
Jacque berhasil menyumbangkan satu-satunya podium Kawasaki pada musim 2005 di China GP saat dia finish di posisi dua.

Posisi dua adalah hasil terbaik yang ZX-RR peroleh sejak pertama kali ikut serta secara penuh pada musim 2003.
Pada akhir musim Nakano kembali duduk di peringkat 10 dan Kawasaki kembali duduk di peringkat empat klasemen konstruktor.
Musim 2006 Kawasaki mengalami perubahan line up, Alex Hoffman kini digantikan oleh Randy de Puniet.
Menjadi akhir dari era 990cc, Kawasaki memilih untuk tidak mengembangkan lebih jauh ZX-RR 990cc dan memilih fokus mengembangkan motor 800cc mereka.

Hasilnya, performa Kawasaki menurun jauh pada musim 2006 ini. Nakano berhasil memperoleh podium terakhirnya bersama Kawasaki dengan finish kedua pada GP Belanda.
Nakano juga berhasil membawa ZX-RR start dari urutan kedua pada GP Australia. Namun sayang hasil balapannya dia harus finish di luar podium.
Akhir musim Kawasaki jatuh ke peringkat enam klasemen konstruktor dan Nakano duduk di peringkat 14 kejuaraan pembalap.
2007-2008, 800cc Era
Awal 2007 Kawasaki berpisah dengan dua punggawa mereka, Sinya Nakano yang merupakan pembalap utama Kawasaki dan Harald Eckl yang merupakan manager tim.
Kepergian keduanya membuat pengembangan ZX-RR 800cc terhambat dan tertinggal dari pabrikan lain, terutama Ducati.
Walau begitu, Randy De Puniet masih menunjukan perfoma yang baik sebagai pembalap utama Kawasaki musim 2007.

De Puniet didampingi oleh Olivier Jacque yang naik pangkat dari pembalap penguji, pengangkatan De Puniet ini terjadi karena tidak ada pembalap yang mau membela Kawasaki.
Menghadapi musim 2007, Kawasaki Ninja ZX-RR kembali menggunakan mesin Big-bang untuk mempertahankan karakteristik yang mereka punya.
Namun mesin Kawasaki ini kekurangan tenaga jika dibandingkan pabrikan lain, bahkan Suzuki yang beberapa musim sebelumnya berada di belakang Kawasaki, kini bisa memenangkan balapan.
Walau begitu, De Puniet berhasil membawa ZX-RR start dari barisan depan pada beberapa kesempatan.
Hasil terbaik yang diperoleh De Puniet diatas ZX-RR adalah finish posisi dua di GP Jepang di Motegi.
Sementara itu Olivier Jacque sangat kesulitan menjinakan ZX-RR, pada tengah musim Jacque lalu digantikan oleh Anthony West dari seri GP Inggris.

Pada akhir musim, Kawasaki selesai di peringkat lima konstruktor, sementara De Puniet menduduki peringkat 11 klasemen pembalap.
Tahun 2008 Kawasaki memutuskan untuk merekrut John Hopkins dari Suzuki dan mempertahankan Anthony West, sementara De Puniet pindah ke LCR Honda.

Pada awal musim, Kawasaki menimbulkan kegemparan di paddock karena menggunakan mesin screamer kembali sejak ZX-RR generasi pertama.
Namun pada akhirnya Kawasaki mengurungkan niat mereka menggunakan mesin screamer dan kembali ke mesin Big Bang.
Tenaga dan keseimbangan motor masih menjadi kesulitan utama Kawasaki pada musim 2008. Baik John Hopkins dan Anthony West sulit mencatatkan waktu yang baik.
Pada akhir musim, Kawasaki gagal mendapatkan podium dan duduk di peringkat terakhir konstruktor.
Akibat hasil buruk dan kesulitan yang mendera, Kawasaki akhirnya memutuskan untuk mundur dari Motogp pada musim 2009.
2009, Hayate Racing Team
Mundurnya Kawasaki membuat pembalap-pembalap mereka tidak punya tim pada musim 2009.
Apalagi pada pertengahan 2008 mereka sebenarnya menggaet Marco Melandri untuk membalap bersama mereka.

Di karenakan hal ini, Kawasaki kemudian menurunkan satu motor mereka lewat bantuan Hayate Racing Team.
Pada musim 2009, Kawasaki membatasi diri mereka sebagai support technical ZX-RR yang dipakai oleh Hayate Racing Team.

Akibatnya ZX-RR tidak dikembangkan sama sekali dan jauh tertinggal dari pabrikan lain. Biar begitu Marco Melandri masih bisa meraih satu podium bersama ZX-RR.

Total Kawasaki Ninja ZX-RR memperoleh lima podium (satu bersama Hayate racing team). Tidak pernah menang balapan, tidak pernah pole position dan peringkat empat adalah peringkat terbaik Kawasaki di klasemen konstruktor.
Mundur dari Motogp adalah keputusan yang baik dari Kawasaki, karena mereka bisa mengalihkan sumber daya mereka pada kejuaraan yang bisa lebih menghasilkan prestasi, WSBK.
Alhasil, mungkin kalau ZX-RR tidak gagal, ZX-10R tidak akan pernah mendominasi WSBK.