Pada awal musim 2023 yang lalu, Michelin secara resmi mengurangi jumlah kompon ban slick belakang yang bisa untuk dipilih pembalap.
Jika pada musim-musim sebelumnya, Michelin mensuplai beberapa kompon ban untuk ban belakang, namun pada musim 2023 ini, Michelin hanya akan mensuplai dua jenis kompon.
Pembalap bisa memilih kompon (soft-medium) atau kompon (medium-hard). Setiap pembalap masih tetap mendapatkan 12 ban belakang per balapan, dengan pilihan 7 ban yang lebih soft dan 5 ban yang lebih keras sesuai pilihan kombinasi yang di pilih oleh pembalap.
Jadi pembalap bisa memilih kombinasi ban belakang seperti di bawah ini:
7 Soft + 5 Medium
atau
7 Medium + 5 Hard
atau
7 Soft + 5 Hard
Pengurangan jumlah kompon ini bertujuan untuk mengurangi limbah ban yang tidak terpakai selama pekan balap. Karena jika terlalu banyak kompon yang disuplai pada pembalap, maka sering terjadi ada salah satu kompon yang sama sekali tidak dipakai.
Perubahan ini tentu juga membuat para pembalap sedikit kebingunan, karena pembalap harus menentukan kombinasi kompon apa yang akan dipakai pada awal pekan balap.
Pembalap sedikit kehilangan keleluasaan untuk menguji mana kompon ban yang paling cocok untuk pekan balap dan menjadi bertumpu pada data tahun sebelumnya untuk menentukan kombinasi kompon.
Beruntungnya, Michelin tidak merubah alokasi ban untuk ban depan. Pembalap tetap mendapatkan 10 ban dan bisa dipilih dengan bebas dengan batas maksimal, lima ban per kompon.
Jadi kombinasi ban depan bisa lebih banyak daripada ban belakang. Bisa 5 soft + 5 Hard, bisa 2 Soft, 3 Hard dan 5 Medium, bisa 5 Soft, 3 Medium dan 2 Hard dan beberapa kombinasi yang lain.
Sementara untuk ban hujan, setiap pembalap mendapat 13 ban dengan kombinasi enam ban depan dan tujuh ban belakang.
Kompon untuk ban hujan hanya tersedia soft dan medium serta ban intermediate.
Alokasi ban tersebut dipakai oleh para pembalap dari sesi latihan bebas hingga balapan. Memasuki tahun 2023 ini, pembalap juga harus menggunakan alokasi ban ini untuk sprint race.
Jadi bagaimana pembalap mengatur penggunaan ban dari latihan bebas hingga selesai balapan? Berikut ulasannya.
Latihan dan Kualifikasi
Sebelum musim 2023, Motogp memiliki lebih banyak sesi latihan. Ada latihan bebas satu, dua, tiga, empat dan warm up di pagi harus sebelum balapan.
Biasanya pembalap memakai sesi FP4 atau latihan bebas keempat yang ditempatkan sesudah sesi kualifikasi sebagai simulasi balap.
Simulasi balap dilakukan dengan menggunakan ban bekas yang sudah dipakai pada latihan bebas pertama, kedua dan ketiga.
Penggunaan ban bekas bagus untuk menjadi simulasi balap, karena mensimulasikan keadaan motor pada akhir balapan, dimana grip ban sudah tipis.
Sementara untuk latihan bebas satu dan dua, pembalap biasanya menggunakan kompon ban yang lebih lunak.
Karena pada sesi tersebut, gabungan waktu pembalap dipakai untuk menentukan apakah pembalap bisa langsung lolos ke sesi kualifikasi yang kedua atau tidak.
Pada format lama ini, pembalap biasanya menggunakan tiga pasang set ban yang berbeda, dua yang lebih lunak untuk FP 1 dan 2, satu set yang lebih keras untuk FP3 dan ban bekas FP 1 dan 2 untuk FP4.
Namun Karena munculnya sesi sprint race maka sesi FP4 kemudian dihilangkan. Sementara FP1 dan FP3 diperpendek waktunya, namun FP2 diperpanjang durasinya.
Sejak GP Inggris 2023, format ini kemudian mengalami perubahan lagi. Sehingga kini sesi FP1 dan FP2 hanya digunakan untuk latihan. Sementara untuk menentukan pembalap memasuki Q2 kini digunakan waktu dari sesi Practice.
Sehingga mulai dari GP Inggris di Silverstone, pembalap sudah bisa melakukan simulasi balapan dengan lebih leluasa.
Pembalap dapat menguji berbagai kompon ban pada FP1 di hari jumat dan dapat menguji ban bekas untuk balapan panjang pada FP2 di hari sabtu.
Sementara untu sesi Practice pada hari jumat, pembalap menggunakan kompon ban lunak untuk mencetak waktu sebaik-baiknya agar lolos ke Q2.
Pada sesi kualifikasi, pembalap diharuskan untuk tampil semaksimal mungkin karena kini posisi start sangat mempengharuhi performa balapan.
Pembalap akan menggunakan ban lunak yang baru untuk mencetak waktu sebaik-baiknya.
Sprint Race
Sprint Race adalah format baru yang diadaptasi pada Motogp musim 2023 ini. Sprint Race dimaksudkan untuk menarik lebih banyak penonton untuk datang pada hari sabtu.
Berbeda dengan WSBK atau F1, ban yang digunakan pada sprint race Motogp tidak dipersiapkan secara khusus dan masuk kedalam ban regular yang disupplai oleh Michelin.
Karena itu, pilihan ban untuk sprint race Motogp lebih sedikit daripada WSBK atau F1 yang memiliki pilihan ban hingga super soft dan hyper soft.
Karena balapan sprint adalah balapan dengan jarak setengah balapan regular, sebenarnya pembalap tidak usah terlalu memikirkan strategi menghemat ban.
Karena dengan jumlah lap dan jarak yang dipotong, pembalap bisa gaspoll tanpa memikirkan kompon ban.
Maka pembalap sebagian besar lebih memilih menggunakan ban soft yang lunak pada balapan sprint.
Sehingga grip maksimal dan pembalap dapat tampil all out tanpa khawatir ban habis pada pertengahan balapan.
Hasilnya terbukti balapan sprint memberikan tontonan yang lebih liar pada sisi balapan, karena pembalap tidak perlu menahan diri untuk menghemat ban.
Long Race
Pada long race atau balapan utama, pembalap cenderung memilih kompon yang lebih keras daripada yang mereka pakai pada sesi-sesi sebelumnya.
Karena sesi balapan utama itu digelar pada siang hari sesudah balapan kelas-kelas lain, diasumsikan bahwa suhu aspal akan naik.
Sehingga kompon yang lebih keras akan bertahan lebih baik daripada kompon yang lebih lunak.
Apalagi sekarang dengan penggunaan aero fairing, suhu ban akan lebih cepat naik jika sedang mengikuti pembalap lain.
Pemilihan ban yang lebih keras dapat meminimalisir resiko kehilangan grip karena panas saat mengikuti pembalap lain.
Namun ada juga pembalap yang percaya diri untuk menggunakan kompon ban yang lebih lunak, biasanya pembalap tersebut memiliki gaya balap yang halus.
Pada balapan panjang, pembalap harus bisa menghemat ban dengan menyesuaikan antara setting motor, gaya membalap dan juga suhu pada sirkuit.