Johan Zarco adalah pemegang rekor juara dunia Moto2 dengan selisih terbanyak di sepanjang Sejarah.
Zarco juga merupakan rider pertama dan sampai saat ini satu-satunya di era Moto2 yang bisa meraih juara dunia back to back secara berturut-turut.
Namun butuh waktu tujuh tahun bagi Zarco untuk meraih kemenangan pertamanya di Motogp. Zarco menjadi rider dengan start terbanyak nomor 3 sebelum meraih kemenangan pertama, dibawah Aleix Espargaro dan Danilo Petrucci.
Jadi untuk merayakan kemenangan pertama Johan Zarco ini, coba kita lihat perjalanan Zarco dari awal sampai sekarang ini.
Awal Karir
Johan Zarco lahir di Canner, Prancis pada 16 Juli 1990. Zarco memulai karir balapnya dari usia dini seperti pembalap-pembalap lainnya.
Zarco kemudian pindah ke kejuaraan minimoto pada 2004 di Italia. Karena pada saat itu jenjang kejuaraan Italia lebih baik daripada Prancis, Zarco dan keluarganya kemudian pindah ke Italia.
Pada 2005 Zarco berhasil menjadi runner up di kejuaraan Senior Mini European dan pada 2006 Zarco berhasil menjadi runner up di European Open Championship.
Pada musim 2006 selain balapan di European Open Championship, Zarco juga berkompetisi di Italian 125cc Championship, di kejuaraan itu Zarco finish di posisi 12.
Pada 2007 Zarco mengikuti Red Bull Rookies Cup, sebagai angkatan pertama Red Bull Rookies Cup, Zarco berhasil menjadi juara pertama di Red Bull Rookies Cup.
Zarco berhasil memenangkan empat balapan dan finish di peringkat pertama. Kemenangan pertama ini membuat Zarco bersama Cameron Beaubier, Jonas Folger dan Danny Kent direkrut ke dalam Red Bull MotoGP Academy angkatan pertama.
Kegiatan Zarco di Academy ini membuat dirinya berhalangan untuk berkompetisi di tahun 2008. Pada musim 2008 Zarco hanya beberapa kali turun balap di Italian Championship.
Debut Kejuaraan Dunia
Setelah keluar dari Academy, Zarco kemudian debut di GP125 pada 2009. Zarco debut bersama tZeam WTR San Marino mengendarai Aprilia.
Bersama WTR San Marino karir Zarco tidak terlalu bagus. Pada 2009 Zarco finish di posisi 20 klasemen akhir dengan 32.5 poin, posisi finish terbaik Zarco pada musim itu adalah posisi enam di GP Italia.
Pada 2005 Zarco mengalami sedikit peningkatan performa. Pada akhir musim Zarco finish di posisi 11 dengan 77 poin.
Musim 2006 adalah titik balik karir Zarco di GP125. Zarco pindah dari WTR San Marino ke Ajo Motosport yang memakai motor Derbi.
Zarco mampu meraih 11 podium, satu diantaranya adalah kemenangan. Zarco meraih kemenangan pertama di GP Jepang dari pole position.
Zarco finish sebagai runner up dibelakang Nicolas Terol dengan 262 poin, 11 podium dan satu kemenangan.
Karena performanya di musim 2011, Zarco kemudian direkurt oleh JiR Moto2 team untuk membalap di kelas Moto2 musim 2012.
Moto2
Zarco debut di kelas Moto2 pada tahun 2012 dengan team JiR Moto2. Zarco membalap menggunakan chasis Motobi.
Sama seperti debutnya di GP125, debut Zarco di Moto2 juga berjalan tidak terlalu mulus. Chasis Motobi terbukti tidak mampu melawan dominasi Kalex-Suter-Speed Up waktu itu.
Meskipun begitu Zarco konsisten meraih poin pada tahun pertamanya ini. Finish terbaik Zarco adalah posisi empat di GP Portugal.
Pada akhir musim, Zarco mengantongi 95 poin dan duduk diperingkat sepuluh klasemen akhir. Karena performanya ini, Zarco berhasil meraih gelar Rookie of The Year pada musim itu.
Musim selanjutnya Zarco pindah ke Ioda Racing yang memakai chasis Suter. Pada musim 2013, Chasis Suter pada waktu itu baru naik daun karena dipakai oleh Marc Marquez untuk merebut gelar pada musim sebelumnya.
Meskipun membaik jika dibandingkan musim 2012, performa Zarco masih belum konsisten di depan.
Zarco berhasil meraih dua podium yakni pada GP Italia dan GP Valencia 2013. Pada akhir musim, Zarco meraih peringkat sembilan dengan 141 poin.
2014, Zarco kembali berganti tim. Kali ini dia bergadung dengan team Caterham dan mengendarai chasis Caterham-Suter.
Performa Zarco kembali mengalami peningkatan. Kali ini dirinya berhasil empat podium dan mengumpulkan 146 poin dan duduk diperingkat enam klasemen akhir.
Karena peningkatan yang konstan ini, Ajo Motorsport kemudian merekrutnya kembali untuk membalap di Moto2.
Waktu itu Ajo Motorsport baru naik kelas dari GP125 melebarkan sayapnya ke Moto2. Melihat performa Zarco yang selalu meingkat, Aki Ajo selaku pemilik team kemudian merekrut Zarco.
Gelar Moto2 dan Dominasi
Zarco kemudian memulai musim 2015 bersama Ajo Motosport dengan mengendarai chasis Kalex.
Setelah tiga tahun akhirnya Zarco berkesempatan membalap menggunakan chasis Kalex. Zarco langsung menunjukan performanya dari GP Qatar dimana Zarco langsung memimpin balapan.
Sayang Zarco kehabisan kompon ban pada akhir balapan sehingga dia hanya bisa finish di posisi delapan.
Namun Zarco kemudian langsung meraih podium di seri kedua. Zarco kemudian meraih kemenangan pertamanya di GP Argentina 2015.
Pada akhir musim, Zarco meraih delapan kemenangan, enam podium lain dan meraih 352 poin. Zarco berhasil meraih selisih poin 118 dari posisi kedua yang diraih oleh Alex Rins. Total 352 poin juga sekarang masih menjadi poin terbanyak di sepanjang Sejarah Moto2.
Zarco tidak langsung naik di MotoGP karena pada waktu itu tidak ada tempat yang tersisa. Zarco lalu bertahan di Moto2 untuk musim 2016.
Musim 2016 tidak sedominan musim 2015 bagi Zarco, namun performanya tetap solid untuk memenangkan gelar.
Sejak masuk era Moto2 belum ada satu pembalapun yang bisa memenangkan gelar dua kali beruntun. Terakhir kali kelas menengah dimenangkan oleh pembalap yang sama dua kali berturut-turut adalah pada tahun 2006-2007 oleh Jorge Lorenzo.
Sebelumnya Tito Rabat yang memenangkan gelar Moto2 tahun 2014 juga mencoba memenangkan Moto2 lagi pada 2015 tapi gagal.
Jadi raihan Zarco yang bisa memenangkan dua gelar ini adalah raihan yang istimewa. Masih bersama Ajo Motorsport dan Kalex. Zarco meraih tujuh kemenangan dan meraih 276 poin untuk mempertahankan gelar.
Zarco kemudian di rekrut oleh Yamaha Tech 3 untuk debut di Motogp pada musim 2017.
Debut Motogp.
Zarco debut di Motogp bersama team Yamaha Tech 3 pada musim 2017. Sebelumnya Zarco sempat menjalani test dengan team Suzuki Ecstar namun akhirnya tidak jadi menjalin kerja sama.
Zarco lebih memilih membalap di Tech 3 dan Suzuki lebih memilih merekrut Alex Rins yang lebih muda.
Mengendarai Yamaha M1 tahun 2016, Zarco kemudian tampil baik sepanjang test pramusim. Dirinya bahkan sering berada di depan Valentino Rossi selama test.
Performa Zarco ini terlihat sampai pada GP Qatar, dimana dia sempat memimpin balapan sebelum akhirnya terjatuh.
Musim itu Zarco kerap kali finish di depan tim pabrikan Yamaha. M1 2017 memang terbukti lebih buruk daripada M1 2016.
Zarco meraih podium perdananya di balapan kandang GP Prancis, dia finish posisi kedua. Zarco kemudian mmeraih dua podium lain di GP Malaysia dan Valencia.
Pada akhir musim Zarco duduk di peringkat enam dengan 174 poin.
Musim 2018 Zarco tetap membalap bersama Yamaha Tech 3 dengan Yamaha M1 2017. Performa Zarco juga tidak kalah berbeda dengan musim 2017, dirinya masih sering membuat barisan depan ketar-ketir.
Akhir musim Zarco duduk diperingkat enam dengan tiga podium dan 158 poin.
KTM dan Honda
Zarco kemudian pindah ke KTM pada awal musim 2019. Kepindahan Zarco ini juga diiringi perpindahan team Tech 3 ke KTM meninggalkan Yamaha.
Zarco tergabung di team Factory KTM untuk musim 2019. Meskipun pada saat itu KTM RC16 belum se-kompetitif sekarang, namun banyak pihak yang yakin kalau Zarco bisa mengembangkan RC16 seperti Andrea Dovizioso mengembangkan Desmosedici.
Namun kenyataannya lebih sulit daripada yang sebelumnya diperkirakan. Pada musim itu Zarco kerap kalah dari rekan setimnya, Pol Espargaro.
Dari 13 balapan yang dilakoni Zarco bersama KTM, hasil terbaiknya dalah finish urutan 10 di GP Catalunya. Akhirnya karena frustasi, Zarco mengakiri kontraknya dengan KTM secara premature setelah GP Misano.
Zarco lalu absen pada tiga balapan setelah GP Misano. Pada GP Australia, Zarco diberikan kesempatan oleh LCR Honda untuk menggantikan Takaki Nakagami yang cedera.
Di sisa musim Zarco kemudian membela LCR Honda. Sayang dari tiga penampilan Zarco di LCR Honda, hanya sekali Zarco berhasil menyelesaikan balapan. Zarco kemudian menyelesaikan musim 2019 di posisi 18 dengan 30 poin.
Diselamatkan Ducati
Pada akhir musim 2019, Zarco kemudian direkrut oleh General Manager Ducati, Gigi Dall’gna untuk membalap di Ducati.
Kemampuan Zarco yang dirasa cocok untuk menunggang Ducati menjadi alasan Gigi mau untuk merekrut Zarco.
Perekrutan Zarco ini sempat membuat gaduh lantaran team yang ditugaskan menampung Zarco waktu itu, yakni Avintia Racing masih terikat kontrak dengan Karel Abraham.
Namun dengan negosiasi yang alot, akhirnya Zarco berhasil masuk ke team. Sementara Karel Abraham waktu itu memilih untuk pensiun setelah kontraknya dibatalkan.
Bersama Avintia Zarco mengendari Desmosedici GP19 yang lebih tua satu tahun. Dengan Ducati, perlahan performa Zarco mulai membaik.
Zarco bahkan sukses merebut pole position di GP Ceko, pada balapan itu pula Zarco kembali menginjakan kaki di podium. Pada akhir musim Zarco duduk di peringkat 13 dengan 77 poin.
Pramac Ducati
Pergantian line up tim pabrikan Ducati pada musim 2021 membuat Zarco berkesempatan untuk pindah ke Pramac Racing. Karena pada saat itu dua pembalap Pramac yakni Pecco Bagnaia dan Jack Miller pindah ke tim pabrikan.
Mengendarai Desmosedici GP21, awal musim Zarco sangatlah baik. Pada tujuh balapan pertama Zarco sukses merebut empat podium.
Namun sayang performa Zarco perlahan turun seiring berjalannya musim. Sesudah empat podiumnya itu Zarco tidak pernah meraih podium lagi di sisa musim.
Zarco kemudian selesai di posisi lima klasemen akhir dengan 173 poin.
Pada awal musim 2022 Zarco meraih dua dari enam balapan pertama musim itu. Namun seperti musim sebelumnya, performa Zarco mulai menurun seiring musim berjalan.
Pada musim itu Zarco kembali mengumpulkan empat podium dan duduk diperingkat delapan klasemen akhir dengan 166 poin.
Musim 2023 dimulai dengan baik oleh Zarco. Dia finish di podium pada main race sebanyak empat kali dari delapan balapan pertama.
Sempat mengalami penurunan performa, Zarco kemudian merebut kemenangan pertamanya di main race GP Australia 2023 dua minggu yang lalu di sirkuit Philip Island. Setelah tujuh tahun debut, kini Zarco telah resmi menjadi pemenang balapan Motogp.
Musim 2023 menyisakan tiga seri, mari kita lihat sampai akhir bagaimana Zarco mengakiri musimnya kali ini karena ini juga akan menjadi musim terakhirnya dengan Ducati. Musim depan dia pindah ke Honda.