Danillo Petrucci termasuk pembalap yang selalu melakukan diet di sepanjang hidupnya layaknya seorang model, namun badannya masih tergolong besar, jadi bagi seorang pembalap MotoGP berat badannya masih terlalu berlebih. Namun berat berlebihnya ini akan sangat menguntungkan bila ia menghadapi balapan di lintasan yang basah ditambah kondisi lintasan yang dingin
Itulah mengapa pembalap italia ini selalu memasang wajah yang riang dan selalu tersenyum saat pekan balap di Le Mans, sementara banyak pembalap lain menderita dengan kondisi basah di Le Mans
Beberapa jam sebelum dilaksanakan sesi FP3, kondisi lintasan di pagi hari berada di kisaran 10 derajat celsius, ini tentunya sangat dingin
Berat badan Petrucci yang hampir 80 kg, yang mana itu lebih berat 15 kg dari juara dunia Marc Marquez,,sangat menyiksa ban saat kondisi lintasan yang panas dan kering karena semakin tinggi berat badan maka beban yang ditanggung ban akan lebih berat juga, yang mana ini akan berakibat pada karet ban yang akan cepat aus
Namun, saat hujan turun, efek negatif dari berat badan Petrucci tadi berubah menjadi keuntungan tersendiri, karena beban tambahan yang terjadi pada ban motornya akan menghasilkan panas yang dibutuhkan ban, yang kemudian menghasilkan grip yang cukup saat di lintasan basah
Itulah mengapa Petrucci selalu punya performa bagus saat balapan dalam kondisi basah. Dan keuntungan ini memberinya kepercayaan diri di GP Le Mans. Juga, dia adalah rider yang selalu membalap dengan hati dan juga punya nyali tinggi, kedua hal ini sangat dibutuhkan ketika balapan dengan menggunakan motor bertenaga 300 horse power dalam kondisi hujan
Petrucci masih punya faktor lain yang menguntungkannya di GP Le Mans lalu, yaitu karena dia menunggangi motor Ducati. Motor Desmosedici V4 ini selalu punya performa bagus saat balapan hujan. Motor motor V4 lain pun punya performa bagus, ini bisa dilihat 8 pembalap yang finish terbaik di Le Mans semuanya adalah motor V4, dengan Ducati, Honda dan KTM yang berada di podium
Ini sangat kontras bila dibandingkan di balapan GP San Marino lalu yang kondisi lintasannya memiliki grip yang bagus, motor motor inline 4 sangat mendominasi dengan Yamaha YZR M1 dan Suzuki GSX RR menguasai posisi 6 besar
Lalu kenapa ini bisa terjadi ?
Apa karena motor V4 menjadi lebih bisa dikendalikan di kondisi lintasan yang punya grip rendah? Tidak juga, karena dalam kondisi basah para mekanik sudah menseting elektronik motor mereka untuk mengatasi masalah grip yang rendah ini, dan lagipula tenaga motor mereka sudah dikurangi saat kondisi hujan, jadi karakter liar dari motor V4 agak teredam saat balapan hujan
Kemungkinan besar, pada saat kondisi hujan para pembalap tidak bisa menikung dengan cepat, jadi cara terbaik untuk membalap di kondisi hujan adalah dengan gaya menikung ‘stop and go’ ala motor V4
Beginilah cara motor V4 bisa cepat di lintasan basah, sebaliknya cara ini tidak cocok dengan motor inline4. Para pembalap motor V4 bisa menggunakan bentuk racing line V nya saat menikung, cara menikung seperti ini memungkinkan mereka mendapatkan panas pada ban depannya saat mengerem dan saat berakselerasi ban belakang pun juga akan mendapatkan panas. Sementara itu para pembalap motor inline4 dalam kondisi hujan tidak bisa mengeksploitasi keunggulan mereka dalam corner speed
Tentu saja, dalam balap motor segala sesuatunya tidak selalu begitu, jadi Petrucci menggunakan keunggulan motor V4 dalam gaya menikung ‘stop and go’ nya namun tidak menggunakannya secara berlebihan.
Karena berakselerasi saat keluar tikungan memang akan memberikan lap time yang bagus dan bisa memanaskan ban, tapi ini bisa berakibat pada aus pada salah satu sisi ban, yang mana inilah yang menyebabkan Petrucci dan pembalap lainnya mengalami wheelspin di 4 lap terakhir.
Jadi yang Petrucci lakukan adalah mengambil racing line yang lebih dalam di tikungan, dimana masih ada sedikit genangan air, ini dilakukan untuk mendinginkan ban belakang yang mulai overheat. Dengan cara ini motor Petrucci menjadi sangat baik dalam pengereman dan akselerasi,
Dengan kecerdikannya inilah Petrucci berhasil memanfaatkan kelemahan pada berat badannya menjadi keunggulan pada balapan basah di GP Le Mans