MotoGP merupakan sebuah tontonan balap motor yang selalu menarik untuk diikuti para penggemar balap di seluruh dunia. Aksi memukau para joki kuda besi yang beradu cepat di lintasan dan manuver-manuver overtake yang mereka lakukan, tak pernah gagal untuk menghibur pecinta balap yang menyukai olahraga yang satu ini. Banyak orang yang bermimpi untuk bisa menjadi pembalap MotoGP.
Namun untuk menuju kearah itu, ada perjalanan panjang yang mesti ditempuh. Tahap dan jenjang kompetisi mesti dilalui terlebih dahulu, dimulai dengan mengikuti kejuaraan lokal, meraih banyak kemenangan hingga akhirnya mampu menembus kelas Moto3, sebagai pijakan awal untuk melangkah ke kelas paling bergengsi, MotoGP.
Banyak faktor yang melatarbelakangi seseorang untuk memutuskan berkiprah sebagai pembalap professional di MotoGP. Salah satunya adalah kecintaan akan dunia balap. Memang benar, sebagian besar pembalap di MotoGP telah memulai balapan di usia yang masih sangat kecil. Disaat anak lain yang sebaya dengan mereka asik bermain, calon pembalap MotoGP masa depan ini sudah bergelut dengan MiniMoto 50cc.
Mereka terus berlatih untuk mengasah bakat dan ketangkasan berkendara hingga nantinya mengikuti sebuah kejuaraan, tempat mereka unjuk kemampuan dan skills balap. Selain itu, faktor penghasilan yang tinggi juga menjadi alasan kedua kenapa banyak yang ingin bisa menjadi Rider MotoGP. Di MotoGP, pembalap akan dibayar dengan nilai yang tinggi, sesuai dengan beberapa pertimbangan.
Seperti jam terbang, pengalaman, potensi dan bakat, kemampuan adaptasi dan juga statusnya dalam sebuah kompetisi. Pembalap berstatus Rookie yang baru saja mendapat kesempatan promosi ke kelas MotoGP tentu saja tidak akan dibayar setinggi pembalap berkaliber juara dunia. Pembalap dengan banyak gelar biasanya dihargai lebih tinggi daripada pembalap lainnya.
Contohnya gaji yang diterima Valentino Rossi, Marc Marquez atau Jorge Lorenzo pastilah jauh diatas pembalap lainnya, karena mereka memang pembalap bermental juara yang telah terbukti menghasilkan banyak kemenangan untuk tim yang dibelanya. Lalu berapa sebenarnya gaji untuk pembalap MotoGP?
Besarnya Gaji Pembalap MotoGP
Dilansir dari laman totalsportal.com, di tahun 2022, Marc Marquez menempati urutan teratas unjuk gaji pembalap. Marc mendapatkan $14 juta atau sekitar Rp 205 milyar dan telah mendapat perpanjangan kontrak hingga tahun 2024 di Repsol Honda. Dibawah Marc ada nama Maverick Vinales yang dibayar Aprilia dengan gaji sebesar $10 juta atau sekitar Rp 146 milyar. Tak diduga Aprilia berani membayar Maverick dengan nilai sebesar itu.
Aprilia melihat bakat Vinales dan membayarnya dengan nilai yang pantas. Meski sempat kesulitan dengan Aprilia ketika proses adaptasi, kini performa Vinales terus menunjukkan grafik positif. Bahkan di GP Assen dan GP Silverstonr 2022, Maverick secara beruntun meraih podium 3 dan 2 . Lalu dibawah Vinales ada Fabio Quartararo dan Joan Mir yang mendapatkan bayaran $6 juta atau sekitar Rp 88 milyar dari Yamaha dan Suzuki.
Status mereka yang sama-sama meraih 1 kali gelar juara dunia MotoGP membuat nilai bayaran untuk gaji mereka meningkat sehingga mampu berada di urutan ke 3. Peringkat ke 4 ditempati oleh Pol Espargaro. Rekan satu tim Marc Marquez ini dibayar cukup tinggi. Meski belum memperlihatkan hasil signifikan, namun Repsol Honda masih memberikan bayaran sebesar $3,5 juta atau sekitar Rp 51 milyar pada Rider Spanyol ini.
Sementara di posisi ke 5, terdapat nama Jack Miller, Alex Rins dan Franco Morbidelli yang dibayar $3 juta atau sekitar Rp 44 milyar. Sedangkan pembalap dengan bayaran paling rendah ditempati oleh Darryn Binder, Marco Bezzechi, Raul Fernandez dan Remy Gardner. Status mereka sebagai Rookie membuat mereka belum diganjar bayaran yang cukup tinggi di MotoGP. Keempat Rider tersebut memperoleh bayaran $250.000 atau hanya 3,6 milyar setahun.
Gaji pembalap ini selalu berfluktuasi dan tidak pernah tetap, bergantung pada prestasi dan kontribusi pembalap kepada tim. Jika mereka konsisten dengan hasil yang bagus di race, tidak menutup kemungkinan tim juga akan menaikkan gaji mereka di angka yang pantas.
Penurunan Total Gaji Pembalap MotoGP
Pada musim kompetisi 2022, terjadi fenomena yang berpengaruh signifikan pada finansial tim balap di MotoGP. Dari total gaji semua pembalap, di tahun ini nilainya mengalami penurunan hingga 20% atau hampir senilai 11,5 juta euro atau sekitar Rp 173 milyar. 3 tahun lalu Dorna mencatat total gaji pembalap MotoGP mencapai 58,5 juta euro atau sekitar Rp 880 milyar. Kini nilainya turun menjadi 47 juta euro.
Penurunan ini disinyalir akibat pensiunnya pembalap legenda MotoGP yang bergaji tinggi seperti Valentino Rossi, Jorge Lorenzo dan Dani Pedrosa. Porsi gaji mereka rupanya cukup tinggi di MotoGP. Jorge memiliki gaji sebesar 15 juta euro, Rossi sebesar 6 juta euro dan Pedrosa sebesar 4 juta euro atau sekitar Rp 707 milyar.
Selain itu, pindahnya Dovizioso dari Ducati juga membuat total gaji pembalap menurun, karena di tim barunya, WithU Yamaha RNF, Dovizioso digaji 1,4 juta euro atau Rp 21 milyar. Sedangkan ketika masih berada di Ducati, Dovizioso menerima bayaran sebanyak 6 juta euro atau Rp 90 milyar. Penurunan ini juga dipengaruhi oleh faktor Force Majeure lainnya. Pada 2020, pandemi Covid19 berdampak langsung pada keuangan tim.
Lesunya perekonominan saat itu membuat penjualan motor menurun drastis dan pabrikan pun membatasi jumlah produksi sehingga berimbas pada penghasilan tim yang juga berkurang. Dukungan dana dari sponsor pun ikut berkurang setelah pihak sponsor banyak yang mengalihkan dananya ke aktivitas perusahaan lainnya di dunia digital.
Pola sponsorship dengan menempelkan logo pada Livery motor pun nilainya ikut berkurang. Untuk menyesuaikan kondisi keuangan, tim pun terpaksa sedikit memotong gaji pembalap untuk memenuhi keperluan motor dan suku cadangnya. Meski gaji pembalap MotoGP kini terbilang masih tinggi, tapi pembalap tidak pernah merisaukan persoalan itu.
Karena bagi seorang pembalap, gaji bukanlah prioritas pertama. Mendapat tempat di tim pabrikan dengan karakteristik motor yang cocok dengan gaya balapnya lah yang lebih mereka pikirkan untuk masa depan. Sebab dengan motor yang kompetitif mereka dapat berjuang untuk memperoleh podium tertinggi dan meraih hasil maksimal di setiap seri balap.
Mereka juga sadar bahwa nilai gaji yang diterima akan selalu menyesuaikan dengan apa yang mereka capai di lintasan. Karenanya, bagi pembalap, titel gelar juara dunia MotoGP adalah penghargaan tertinggi sekaligus menjadi simbol pengakuan diri bahwa mereka layak mendapat tempat terbaik dalam jajaran pembalap hebat dunia, melebihi nilai kontrak dan gaji yang mereka miliki saat ini. Bagaimanapun juga uang dan prestasi adalah 2 hal yang akan selalu berkesinambungan di MotoGP dan tak akan pernah bisa terlepas satu sama lain.