MotoGP umumnya menggelar banyak seri balapan yang diadakan pada berbagai negara..Sebagian besar jadwal Grand Prix berlangsung di kawasan Eropa. Oleh karena itu tak jarang kondisi cuaca cepat berubah. Seperti yang kita tau, di Eropa ada 4 musim. Tingkat kelembapan udaranya pun berbeda-beda, juga dengan panas dari sinar matahari yang mengenai aspal sirkuit.
Tingkat suhu panas di aspal sangat penting karena berdampak pada keputusan ban mana yang mau dipakai, apakah dengan ban keras, ban medium atau ban lunak. Makin panas aspal, grip yang di hasilkan semakin besar. Pembalap yang memiliki grip bagus biasanya dapat tampil baik. Sementara untuk cuaca, kadang bisa membingungkan pembalap untuk mengambil keputusan penggunaan ban. Apalagi jika cuaca itu tak menentu dan susah di tebak.
Seperti yang terjadi pada beberapa seri dimana balapan diawali dengan ban Slick, lalu hujan turun di tengah lomba sampai membuat pembalap harus masuk Pit untuk ganti motor. Kondisi dapat pula di awali dari Wet Race dulu kemudian trek kering di tengah race. Ini juga memaksa pembalap berganti motor dengan settingan ban berbeda. Balapan Flag to Flog selalu susah di tebak. Beberapa pembalap sering kesulitan jika turun di Flag to Flag Race.
Diantara pembalap hebat yang tidak dapat tampil maksimal pada balapan Flag to Flag adalah Valentino Rossi. Rossi bukanlah pembalap yang cukup di kompetitif dalam race yang di sertai perubahan cuaca di tengah lomba. Dari 14 balapan Flag to Flag, Rossi cuma mampu 5 kali mendulang podium, itupun tidak ada yang berbuah kemenangan. Feeling pada motor memegang peranan penting dalam balapan seperti itu, sebab pembalap harus menentukan kapan mesti masuk Pit di saat yang tepat.
GP Le Mans 2009 merupakan bukti nyata bagaimana menderitanya Rossi saat Flag to Flag. Mimpi buruk Rossi diawali ketika Race Director mengecek kondisi cuaca di lintasan dan memutuskan balapan berjalan dengan “Wet Race”. Setiap pembalap di wajibkan memakai ban basah saat start. Hujan waktu itu tidak turun lebat sehingga kemungkinan cuaca bisa berubah di tengah balapan.
Rossi menempati Grid ke 4 saat start. Di Pole Position ada Pedrosa, diikuti Lorenzo di tempat ke 2 dan Stoner di posisi 3. Selepas start Lorenzo langsung menyodok maju, melewati Stoner dan Pedrosa dan lanngsung menjauh dari rombongan.
Saat tengah bersaing ketat, tiba-tiba di Lap 6 Rossi masuk ke Pit pertama untuk berganti menggunakan Slick Tyre. Rossi melihat kondisi aspal mulai mengering sehingga memilih lebih cepat masuk Pit.
Lorenzo yang sudah membuat jarak cukup jauh di depan, tidak mau masuk Pit. Dia ingin lebih jauh lagi menciptakan jarak dan menunggu ban motornya habis. Lorenzo melihat trek mengering, tapi belum sepenuhnya. Jadi dia memilih lanjut hingga beberapa lap.
Mendadak Rossi terjatuh tak lama setelah dia ganti motor. Rossi melintasi aspal yang licin karena ada genangan air yang membuatnya terpeleset dan tak bisa mengendalikan motornya lagi.
Akibat crash ini Mau tidak mau Rossi harus balik ke Pit untuk ganti motor di Lap 8. Berdasar regulasi MotoGP, jika pembalap masuk lagi ke Pit untuk kedua kalinya, maka dia harus menggunakan ban basah.
Ketika keluar Pit, gap Rossi sudah tertinggal jauh dari pembalap lainnya. Rossi ada di posisi 17 tanpa bisa berbuat banyak. Yang bisa dia lakukan hanyalah mencoba mendekati Rider di depannya. Disini target menang sudah hilang karena konsentrasi Rossi pecah.
Kondisi Rossi makin sulit karena Race Director mendeteksi Rossi melebihi batas kecepatan saat berada di Pit Lane pada pergantian motor ke 2. Ride Through Penalty mengharuskan Rossi kembali ke Pit lagi.
Lama tak mau masuk Pit, Lorenzo akhirnya ganti motor juga di Lap 13. Karena sudah membuat gap yang jauh, meski dia ganti ban posisinya masih ada di puncak dan tetap memimpin balapan. Strategi ini sangat tepat
Setelah Race Director menjatuhkan Penalty, kru Yamaha segera menginstruksikan Rossi agar segera masuk ke Pit ketika balapan menyisakan 16 Laps. Rossi pun pergi ke Pit menjalani Penalty yang di timpakan padanya. Rossi terlihat hilang semangat dan terpaksa menerima keputusan ini. Balapannya hancur total, padahal Le Mans termasuk sirkuit yang dia sukai.
Pada 12 Lap tersisa kru Yamaha memberikan informasi bertulis P16 untuk Rossi.Itu artinya Rossi ada di posisi ke 16, naik 1 tingkat karena pembalap di depannya ada yang tidak bisa meneruskan Race. Rossi tidak menyalip 1 pun pembalap.
Jauh berada di depan dengan gap yang tidak mungkin lagi di kejar,Lorenzo sukses memenangi balapan di Le Mans tanpa mendapat perlawanan berarti. Strategi cepat-cepat kabur di awal Lap membantu Lorenzo meraih hasil memuaskan dengan jadi juara.
Ganti motor sampai 3 kali itu sama saja seperti mimpi buruk untuk Rossi. Apalagi diwarnai dengan Crash dan Penalty,.Pergantian motor pertama Rossi sebetulnya tidak salah. Buktinya Pedrosa yang mengikutinya masuk Pit bisa finish ke 3..Strategi Lorenzo dan Rossi memang berbeda.
Lorenzo memaksakan ban basahnya sampai habis dan berusaha membuat jarak lalu baru masuk Pit. Sedangkan Rossi cepat-cepat ganti motor di awal Race agar mendapat ban yang cocok dengan kondisi aspal yang mulai mengering. Jika saja tidak Crash dan kena Penalti Ride Through, mungkin saja itu akan menjadi drama adu strategi Rossi Vs Lorenzo. Sayangnya tidak terjadi. Banyak yang menilai Rossi salah ambil keputusan mengganti motor di Lap awal.
Namun bukan itu penyebab utamanya. Crash yang di alami Rossi muncul karena Rossi lengah dan tidak tenang saat melintasi genangan air.,tapi jika Rossi lebih hati-hati,bisa saja dia justru mampu mengejar Lorenzo.
Ini juga Di perparah lagi dengan Pit Limiter motornya yang tidak berfungsi karena rusak. Jadi Rossi sendiri tidak tau kalau dia sudah melebihi batas kecepatan yang di tentukan Race Director.
Memang di balapan ini Rossi sedang tidak dinaungi dewi fortuna dan Terpaksa menerima kenyataan finish posisi terakhir.