Sewaktu pertama kali berubah dari regulasi mesin dua tak ke mesin empat tak pada tahun 2002, pabrikan-pabrikan Motogp cenderung kreatif pada pilihan mesin mereka.
Honda dengan RC211V mereka membawa mesin lima silinder V5 yang kompak namun sangat bertenaga.
Yamaha beralih dari V4 kembali ke 4inline dengan tujuan membuat YZR M1 tetap mempunyai handling YZR500 yang superior. Selain Yamaha, pabrikan lain yang memakai mesin 4inline adalah Kawasaki.
Aprilia datang dengan RS Cube dan mencoba memakai mesin 3inline mereka dengan harapan mendapat keunggulan lewat selisih berat.
Lalu Suzuki memakai V4 di GSV-R mereka untuk mendapatkan tenaga yang besar untuk motor mereka yang dulu dikenal underpower.
Menyusul satu tahun kemudian (2003) Ducati bergabung dilintasan Motogp dengan Desmosedici GP3 menggunakan mesin V4, itu adalah pertama kali Ducati membuat mesin empat silinder, berbeda dengan kebiasaan mereka menggunakan mesin V-Twin di Superbike.
Pabrikan secara kreatif meracik dan memilih jenis mesin yang mereka gunakan agar sesuai dengan keunggulan dan ciri khas mereka.
Namun kini di Motogp era modern, semua pabrikan menggunakan mesin empat silinder entah itu V4 atau 4Inline, kebanyakan V4.
Sudah selesai masanya pabrikan bereksperimen dengan jumlah silinder dan konfigurasi mesin mereka.
Namun sebenarnya apa yang membuat semua pabrikan dan tim di Motogp era modern memakai mesin empat silinder?
Perubahan Regulasi
Hal yang paling berpengaruh adalah perbuahan regulasi. Sewaktu Motogp bertransisi dari era dua tak ke empat tak, regulasi tidak seketat sekarang.
Belum ada aturan tentang aero dinamika, belum ada aturan one manufacture tire, belum ada aturan single ecu, berat motor belum seketat sekarang dan penggunaan bahan bakar bisa lebih banyak.
Membuat pilihan mesin yang gila seperti V5 milik Honda menjadi mungkin untuk digunakan dan dimaksimalkan dengan baik.
Seiring dengan berjalannya waktu, regulasi menjadi lebih ketat. Era 990cc Motogp mulai mengenalkan pengaturan ecu dan kontrol traksi untuk mengontrol motor.
Namun memasuki era 800cc pada tahun 2007, lebih banyak perangkat dan regulasi baru yang diperkenalkan. Regulasi era 800cc juga jadi awal masifnya penggunaan mesin empat silinder.
Honda yang sebelumnya memakai mesin V5 di RC211V mereka memutuskan untuk menggunakan mesin V4 di RC212V yang digunakan di era 800cc.
Perubahan mesin Honda ini tentu sangat dipengaruhi pengurangan kapasitas mesin motor, supaya mudah mengurangi kapasitas, Honda akhirnya mengurangi jumlah silinder mereka.
Aprilia sendiri sudah tidak berkompetisi lagi di Motogp saat regulasi 800cc ini berlaku, karena memang motor tiga silinder mereka terbukti gagal bersaing karena kekurangan power.
Sementara, Yamaha, Suzuki, Kawasaki dan Ducati sudah lebih dulu menggunakan mesin empat silinder.
Sejak saat itu semua tim pabrikan di Motogp menggunakan mesin empat silinder.
Penggunaan mesin empat silinder ini kemudian dikukuhkan sebagai konfigurasi tunggal mesin Motogp pada tahun 2012, saat perubahan regulasi dari 800cc ke 1000cc.
Fim dan Dorna sepakat untuk membatasi jumlah silinder menjadi empat silinder maksimal dengan ukuran bore sebesar 81mm dimulai pada musim 2012.
Pembatasan jumlah silinder ini dikarenakan faktor ekonomi, mesin empat silinder lebih umum digunakan pada motor-motor yang diproduksi massal begitu pula kapasitas mesin 1000cc.
Sehingga tim-tim privateer lebih mampu untuk me-maintenance mesin dengan biaya yang lebih murah karena konfigurasi mesinnya lebih sederhana dan umum digunakan.
Ukuran bore yang di limit pada 81mm memiliki tujuan agar mesin Motogp tetaplah prototype dan bukan copy paste dari mesin motor produksi massal.
Karena ukuran bore ini lebih besar daripada mesin-mesin motor Superbike, sehingga insiyur-insiyur pabrikan bisa bermain-main dalam membuat engine baru yang berbeda dengan mesin superbike dengan ukuran bore ini.
Keunggulan Mesin Empat Silinder
Penggunaan mesin empat silinder memiliki kelebihannya sendiri sehingga regulasi Motogp modern sekarang memakai konfigurasi mesin ini.
Sewaktu pertama kali bergabung di Motogp pada tahun 2003, CEO Ducati Claudio Domenicali pernah membeberkan alasan kenapa Ducati beralih dari V-Twin ke V4 saat masuk ke Motogp.
“Setelah menganalisa regulasi dan kemungkinan yang bisa diperoleh serta simulasi menggunakan komputer. Kami menyadari kalau tenaga yang besar sangat diperlukan untuk kompetitif di Motogp dan mesin V-Twin kami tidak bisa mengakomodir itu,”Ujar Domenicali (Dikutip dari Motorcyledaily.com).
Ducati menyadari bahwa walau dengan keringanan bobot motor yang diberikan, mesin V-Twin tidak bisa memberikan ekspetasi tenaga yang diharapkan.
Karena berbeda dengan World Superbike Championship (WSBK), yang setiap konfigurasi mesin memiliki minimal kapasitas yang berbeda. Di Motogp semua konfigurasi mesin harus mempunyai kapasitas mesin yang sama.
Tahun 1949-2001 kapasitas mesin harus 500cc, tahun 2002-2006 kapasitas mesin harus 990cc, 2007-2011 kapasitas mesin 800cc dan tahun 2012-sekarang kapasitas mesin harus 1000cc.
Sehingga Ducati waktu itu akhirnya merancang mesin empat silinder untuk berpartisipasi pada Motogp.
Sementara Aprilia yang waktu itu menggunakan mesin tiga silinder, berharap bisa meniru kesuksesan Honda NS500 yang menggunakan mesin V3.
Namun mesin tiga silinder juga ternyata kurang bertenaga dan tidak bisa mengimbangi mesin-mesin dengan jumlah silinder diatasnya.
Sementara walau saat itu mendominasi Motogp, Honda dengan RCV211V V5 engine mereka memiliki kendala pada bobot dan juga traksi.
Karena pada dasarnya semakin banyak silinder mesin maka semakin besar top speed yang bisa dikeluarkan namun torsi dan traksinya semakin kecil.
Mesin empat silinder terbukti menjadi mesin yang mempunyai keseimbangan yang baik antara power, bobot dan traksi.
Mesin empat silinder juga punya kelebihan pada getaran mesin. Getaran mesin empat silinder halus dari putaran rendah sampai putaran tinggi.
Jika dibandingkan dengan jumlah silinder lain, mesin empat silinder mampu menjaga getaran lebih halus sehingga membuat penyaluran tenaga lebih baik.
V4 dan Inline 4
Dari konfigurasi empat silinder yang ada, ada dua bentuk mesin yang paling populer, V engine dan Inline engine.
Inline 4 engine adalah mesin empat silinder tradisional yang sudah ada dari saat mesin empat silinder lahir.
Mesin ini mensejajarkan empat silinder secara berurutan sehingga membuat mesin ini relative lebar.
Sementara V4 engine adalah mesin empat silinder modern yang relative baru. Mesin ini dibentuk dengan menumpuk dua silinder di bagian depan dan dua silinder di bagian belakang.
Sehingga mesin tersebut memiliki bentuk seperti huruf V. Kelebihan mesin V4 daripada Inline adalah karena mesin ini memiliki karakteristik dari mesin V-Twin.
Mesin V-Twin memiliki sebaran power yang lebih merata dan mesin V4 punya karakteristik yang sama namun dengan jangkauan power lebih besar.
Sehingga mesin V4 punya bentuk yang lebih kompak daripada mesin Inline 4 dan memiliki tenaga yang lebih besar.
Namun mesin Inline 4 punya kelebihan pada power delivery yang lebih halus, dan karena lebih sederhana, Inline 4 juga lebih low maintenance.
Saat ini di Motogp, mesin V4 lebih populer daripada Inline 4 karena semua pabrikan kecuali Yamaha dan Suzuki memakai mesin V4.
Sementara di WSBK mesin Inline 4 lebih populer daripada V4 karena semua pabrikan kecuali Ducati memakai mesin Inline 4.