MotoGP merupakan sebuah kompetisi balap yang selalu menyajikan persaingan seru antar pembalap di lintasan. Suara desing motor dan aksi para Rider saat melakukan overtake menjadi daya tarik tersendiri bagi penggemar balap kuda besi yang satu ini. Dengan kapasitas mesin 1000cc, motor di MotoGP mampu menembus kecepatan yang sangat tinggi di lintasan lurus hingga lebih dari 360 km/jam.
Di balik kecepatan luar biasa itu terdapat teknologi canggih yang memungkinkan mesin motor menghasilkan tenaga yang besar ketika berakselerasi. Dengan kecepatan seperti itu, maka banyak faktor yang harus di perhatikan, terutama keselamatan pembalap dan kelayakan sirkuit tempat di gelarnya sebuah balapan.
Tidak heran, setiap kali turun dalam race, pembalap akan selalu mengenakan peralatan keselamatan yang meliputi Wearpack, helm, kaos tangan dan sepatu balap. Hal ini penting, demi menjaga pembalap agar terhindar dari kejadian yang tidak di inginkan seperti Crash ketika balapan tengah berlangsung. MotoGP telah mengalami banyak perubahan selama bertahun-tahun, baik dari sisi teknologi, mesin, bentuk fairing hingga regulasi.
Dulu sebelum memasuki era 4tak, MotoGP yang kala itu masih bernama Grand Prix 500 telah sukses mencetak banyak nama-nama pembalap legenda seperti Mick Doohan, Eddie Lawson, Kevin Schwantz, Wayne Gardner, Freddie Spencer, Barry Sheene maupun Giacomo Agostini yang merupakan rider pemegang gelar juara dunia terbanyak saat ini dalam ajang Grand Prix.
Mereka berkompetisi dengan motor 2tak yang terkenal dengan powernya yang liar dan sangat disukai penggemar balap, bahkan hingga sekarang. Ya, Grand Prix 500 pernah mencapai masa popularitas tertingginya ketika regulasi balap mengatur penggunaan mesin 2tak untuk motor peserta balap.
Dan dari semua motor yang ikut berkompetisi, Honda NSR dapat disebut sebagai raja di kelas 500 karena telah mencatatkan prestasi fantastis dengan 6 kali juara dunia secara beruntun dari musim 1994-1998 oleh Mick Doohan dan tahun 1999 oleh Alex Criville. Ya, semua orang tau bahwa mesin 2tak dan Honda NSR adalah perpaduan menakjubkan di dunia balap motor.
Apalagi ketika Mick Doohan yang menjadi joki andalan Honda saat itu. Namun seiring pergantian musim balap, Grand Prix pun berubah ketika memasuki tahun 2002. Di musim ini Dorna mulai memperkenalkan regulasi baru tentang penggunaan mesin 4tak dengan kubikasi mesin 990cc. Sebelum tahun 2002, tepatnya pada pertengahan 70-an hingga 2001, pembalap diberikan kebebasan untuk memilih mesin 2tak atau 4tak dengan batasan kubikasi mesin 500cc dengan 4 silinder.
Akhirnya tim-tim balap memilih mesin 2tak karena dianggap mampu menghasilkan power dan akeselerasi yang lebih besar. Ketika sampai pada tahun 2002, dengan aturan baru dari Dorna, maka mesin pun harus beralih ke 4tak dengan toleransi pada tim-tim independen yang masih di perbolehkan menggunakan mesin 2tak (500cc) pada 2002, karena tahun tersebut adalah tahun transisi dari era 2tak menuju 4tak.
Barulah di musim 2003, semua peserta balap menggunakan motor 4tak untuk bersaing di lintasan. Lalu kemudian timbul pertanyaan, kenapa mesin 2tak harus di ubah menjadi 4tak? Bukankah mesin 2tak sangat disukai penonton dan menghadirkan duel-duel memukau di masa lalu?
Apa yang menjadi pertimbangan utama perubahan aturan tersebut? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita telisik lebih dalam tentang cara kerja mesin 2tak dan bagaimana perbandingannya dengan mesin 4tak berikut ini.
Proses Kerja Pembakaran Mesin Di MotoGP
Proses pembakaran mesin diawali dari tahapan Intake, dimana Piston akan bergerak ke bawah silinder dan memungkinkan terjadinya pencampuran udara dan bahan bakar ke ruangan bahan bakar. Kemudian dilanjutkan dengan fase kompresi.
Di tahap ini Piston akan bergerak kembali ke atas silinder, sehingga katup masuk akan tertutup dan proses kompresi gas dapat dimulai. Setelah itu, proses pembakaran akan terjadi saat timbul percikan pada busi yang menyalakan gas. Di tahap terakhir, Piston naik lagi ke silinder dan katup buang knalpot terbuka sehingga emisi gas pun keluar.
Perbedaan Sistem Pembakaran Mesin 2tak Dan 4tak
Pada dasarnya, perbedaan utama antara pembakaran pada mesin 2tak dan 4tak terletak pada seberapa cepat proses siklus pembakaran ini terjadi, yang menyangkut tentang berapa kali Piston bergerak naik turun pada setiap siklusnya.
2TAK
Pada mesin 2tak, seluruh siklus pembakaran diselesaikan hanya dengan satu langkah piston. Dimulai dari langkah kompresi diikuti oleh ledakan bahan bakar terkompresi. Selama langkah balik, campuran bahan bakar baru masuk ke silinder. Busi menyala sekali setiap putaran, dan tenaga dihasilkan sekali setiap 2 langkah piston. Mesin 2 stroke juga membutuhkan oli untuk dicampur terlebih dahulu dengan bahan bakar.
4TAK
Pada mesin 4 stroke, Piston menyelesaikan 2 langkah pada setiap putaran. Satu langkah kompresi dan satu langkah buang, masing-masing diikuti oleh langkah balik. Busi hanya menyala sekali setiap putaran lainnya, dan tenaga dihasilkan setiap 4 langkah piston. Mesin ini juga tidak memerlukan pencampuran bahan bakar dan oli, karena memiliki kompartemen terpisah untuk oli.
Kelebihan/Kekurangan Mesin 2 Stroke Dan 4 Stroke
Kelebihan Mesin 4TAK
1. Mesin 4 stroke menghasilkan ¼ waktu memproses dibandingkan 2 stroke yang memerlukan waktu ½ waktu. Namun tenaga yang di hasilkan lebih panjang sehingga torsi pun lebih besar.
2. Mesin 4tak menghasilkan tenaga yang lebih baik pada RPM rendah dan lebih linier sehingga tenaga dorong dapat diprediksi sepanjang rentang putaran.
3. Untuk menyelesaikan 4 fase, diperlukan Flywheel yang lebih berat untuk memberikan engkol inersia yang dibutuhkan agar tetap berputar diantara langkah pembakaran. Flywheel mesin 4tak akan memberikan traksi yang lebih baik pada Rear Tyre.
4. Minyak dan gas tidak tercampur saat proses pembakaran, sehingga memiliki emisi gas buang yang lebih bersih. Hal ini didukung oleh penggunaan Valves/katup, Camshafts dan Timing Gears and Chains di mesin 4 stroke yang memudahkan untuk menghasilkan emisi yang bersih.
Kekurangan Mesin 4TAK
1. Mesin 4tak lebih berat dari mesin 2tak, karena terdapat lebih banyak ruang untuk membuatnya bekerja.
2. Mesin 4tak lebih sering membutuhkan perawatan dan lebih sulit untuk di servis karena tingkat kompleksitas yang cukup tinggi.
3. Membutuhkan biaya produksi yang relatif tinggi dibanding mesin 2tak.
Kelebihan Mesin 2TAK
1. Mesin 2tak (2 stroke) memiliki tenaga yang sangat besar pada saat mesin masih dingin dibandingkan dengan 4 stroke dengan kapasitas mesin yang sama.
2. Bobot mesin relatif ringan dan sangat compact, mampu menghasilkan torsi 2 kali lebih besar dari mesin 4tak.
3. Mampu menghasilkan tenaga hingga lebih dari 200 HP (Horsepower).
Kekurangan Mesin 2TAK
1. Karena tenaga yang keluar bisa sangat besar dalam keadaan mesin dingin, maka saat race sering terjadi Crash di awal lomba pada kelas GP500. Ini menyebabkan perlunya menambahkan faktor safety untuk pembalap agar dapat mengindari risiko cedera yang mungkin saja terjadi.
2. Konsumsi bahan bakar lebih cepat habis karena pembakaran mesin terjadi lebih banyak dan menyebabkan penggunaannya meningkat sehingga meningkatkan jumlah pemakaian bahan bakar itu sendiri.
3. Membutuhkan pengendalian gas/throttle yang lebih baik. Untuk melakukan ini, Rider harus memiliki feeling yang bagus, terlebih lagi saat membuka gas di tikungan dan mulai berakselerasi. Jika terlalu cepat, maka motor akan kehilangan kendali dan meningkatkan risiko Crash.
Jika dilihat secara garis besar, baik mesin 2tak maupun 4tak memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Lalu apa yang menyebabkan mesin 2tak diganti menjadi 4tak di MotoGP?
Penyebab Pergantian Mesin 2tak Ke Mesin 4tak
1. Emisi Gas Yang Terlalu Tinggi
Fakta di balap MotoGP yang tak bisa dipungkiri adalah bahwa mesin 2tak memang menghasilkan emisi gas yang cukup besar dan berdampak serius pada lingkungan. Secara tidak langsung, emisi gas ini berkontribusi pada pollutan di udara dan mencemari lingkungan. Hal ini kontradiktif dengan misi lain dari Dorna untuk menjaga lingkungan tetap sehat di kawasan sekitar sirkuit.
2. Peraturan Emisi Gas Yang Ketat
Beberapa tahun sebelum mesin 2tak diganti menjadi 4tak, negara uni eropa telah memperketat aturan tentang batasan emisi gas untuk kendaraan. Dorna sebagai penyelenggara balap MotoGP yang dilibatkan dalam aturan ini kemudian melakukan tindak lanjut terhadap masalah ini, mengingat beberapa sirkuit berada di negara uni eropa yang terdampak polusi emisi gas. Mesin 4 stroke menjadi opsi paling realistis karena tidak mungkin bagi Factory Team untuk membangun mesin 2 stroke dengan emisi gas rendah.
3. Permintaan Dari Pihak Honda
Honda yang selama ini memiliki kedekatan khusus dengan Dorna ternyata menjadi salah satu pihak yang mendukung penggunaan mesin 4tak. Bukan karena mereka tidak bisa memenangkan balapan, karena faktanya saat itu mereka telah memenangkan 6 gelar hingga tahun 1999. Alasan riset mesin adalah kenapa Honda ingin agar Dorna mengubah aturan mesin menjadi 4tak.
Ini berkaitan dengan riset yang telah dilakukan Honda pada mesin 4tak ini. Disaat tim lain tidak melakukan riset untuk mesin 4 stroke, Honda terlebih dahulu melakukannya. Jadi jika mesin diubah menjadi 4tak, Honda punya keunggulan pengembangan mesin dan riset saat race.