Belakangan, Team VR46, yakni tim balap Valentino Rossi di Moto3 dan Moto2 dengan nama Sky Racing VR46, santer dikabarkan bakal mengembangkan sayap di MotoGP 2021. Gosip ini pernah muncul pada 2017 dan 2018, tapi kembali ramai dibicarakan akibat rumor soal masa depan Avintia Racing, yang kini lebih dikenal sebagai Esponsorama Racing.
Dalam pekan balap MotoGP Emilia Romagna di Misano pada 18-20 September, Esponsorama dikabarkan ingin hengkang dari MotoGP akhir musim ini, meski masih terikat kontrak dengan Dorna Sports sampai akhir 2021. Sang manajer tim, Ruben Xaus, membantah, namun bukan rahasia lagi bahwa tim Spanyol yang bermarkas di Andorra itu kesulitan biaya.
Kabarnya, ada dua kandidat pengganti, yakni Leopard Racing dan VR46. Leopard Racing saat ini turun di Moto3 dan tampil sangat kompetitif, juga telah melahirkan dua juara dunia, yakni Danny Kent ditahun 2015 dan Joan Mir di 2017 silam. Sang bos yang juga konglomerat asal Luksemburg, Flavio Bacca, kabarnya getol mengambil alih Esponsorama.
Di lain sisi, isu bahwa adik Rossi, Luca Marini merapat ke Ducati juga memunculkan gosip lain bahwa VR46 bakal mengambil alih tim yang sama. Rossi pun tak memungkiri bahwa menurunkan tim di MotoGP bakal menarik, namun ia memilih bersikap realistis dan menyebut bahwa ini bukan proyek kacangan.
Rossi, yang masih akan balapan di MotoGP pada 2021 bersama Petronas Yamaha SRT, menghadapi empat kendala yang menghambat turunnya Team VR46 di kelas para raja dalam waktu dekat.
Lalu Apa saja faktor yang menghambat ?
- Yang pertama, saat ini VR46 masih fokus untuk pengembangan pembalap muda
Rossi menyatakan, mengingat program utama dari didirikannya VR46 Riders Academy adalah mengembangkan talenta muda pembalap italia, maka Moto2 dan Moto3 lebih sejalan dengan program tersebut, meski CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta sudah lama mendorong Team VR46 turun di MotoGP.
- Yang kedua, menunggu Valentino Rossi Pensiun
Kabar Team VR46 bakal merambah MotoGP sejatinya sudah santer sejak 2018, saat Tech 3 Racing memilih meninggalkan Yamaha demi KTM pada 2019. Kala itu, CEO VR46, Alberto ‘Albi’ Tebaldi membantah rencana tersebut. Namun ia tak menutup kemungkinan ini terwujud satu saat nanti.
Saat Valentino Rossi memutuskan meninggalkan MotoGP, lalu mungkin memutuskan ikut balapan mobil, CEO VR46 ini baru akan mempertimbangkan akan masuk ke MotoGP. Menurutnya MotoGP sangat berbeda dari Moto3 dan Moto2, dan membuat tim di MotoGP sangat sulit. Dia tidak mau terburu buru membuat tim di MotoGP jikalau pada akhirnya tim ini hanya bisa sekadar meramaikan balapan dan akhirnya mencoreng nama besar VR46
- Yang ketiga, butuh investasi sumber daya yang besar untuk membuat tim di MotoGP
Rossi juga menyatakan bahwa turun di MotoGP bukanlah perkara gampang. Struktur tim MotoGP jauh lebih rumit dari Moto3 dan Moto2, karena akan melibatkan pabrikan motor secara lebih jauh. Selain itu, biaya besar juga dibutuhkan untuk menyewa mesin dari pabrikan motor yang diajak bekerja sama.
Pada tahun 2017, Rossi sempat menyatakan bahwa membentuk tim MotoGP tidaklah mudah karena Team VR46 belum memiliki sumber daya manusia dan struktur tim yang ideal. Selain itu, regulasi MotoGP yang kerap berubah-ubah membuat Rossi cemas jika harus menurunkan tim di kelas tertinggi.
- Kemudian yang terakhir, saat ini Tak Ada Tempat di Yamaha
Satu kendala lainnya adalah, Team VR46 tak punya tempat di Yamaha, pabrikan di mana Valentino Rossi sebagai ikonnya. Kini pilihannya hanyalah menggantikan Esponsorama di Ducati, atau justru bergabung dengan Suzuki yang saat ini tengah mencari-cari tim satelit untuk diajak kerja sama.
Bekerja sama dengan Suzuki bakal lebih mudah, karena Manajer Tim Suzuki Ecstar, Davide Brivio adalah kawan lama Rossi dan merupakan eks manajer pribadinya. Meski begitu, kerja sama dengan Suzuki tentu tak selaras dengan status The Doctor sebagai legenda Yamaha.