
Setelah 9 seri balapan dilalui dan 10 seri balap tersisa Fabio Quartararo menikmati margin keunggulan 34 poin di klasmen akhir MotoGP 2021. Pada paruh pertama musim lalu Quartararo berada di peringkat kedua klasmen, dengan 1 poin di belakang Andrea Dovizioso. Meski begitu dia mengakhir musim dengan defisit 44 poin dibawah juara dunia Joan Mir. Dengan kata lain apapun bisa terjadi.
Namun Quartararo sekarang adalah orang yang berbeda dari tahun lalu dengan menunjukan mentalitas yang lebih kuat dan lebih sedikit mengeluh, lalu motor Yamaha YZR M1 2021 juga motor yang berbeda dari tahun lalu.
Tentu saja kekuatan mental dari dalam dirinya itu penting, namun kekuatan yang muncul dari luar dirinya pun juga penting.
Teknologi dan emosi pembalap jauh lebih dekat dalam balap motor melebihi mereka yang berkompetisi di balap mobil. Jika dalam balap mobil perbandingannya 90% mengandalkan teknologi dan 10% feeling dari pembalap maka dalam balap motor perbandingannya sekitar 70% teknologi dan 30% feeling dari pembalap.
Hal ini dikonfirmasi sendiri oleh desainer sasis paling sukses di MotoGP, Alex Baumgartel, yang merupakan salah satu pendiri Kalex yang saat ini mendominasi Moto2 dalam dekade terakhir.
Baumgartel memulai karirnya dalam balap mobil, sebelum akhirnya pindah ke balap motor karena menurutnya balap motor lebih menantang. Di balap mobil semuanya tergantung pada data.
Baumgartel lebih menikmati motor karena feeling yang didapat dalam balap motor sangat membuatnya tertarik. Dan terkadang feeling yang dirasakan para pembalap motor itu lebih penting ketimbang data yang didapat dari motor.
Itulah kenapa teknologi dan emosi sangat terkait dalam balap motor. Bila pembalap tidak bisa mendapatkan feeling yang bagus pada motornya dia tidak akan bisa menekan motornya sampai pada batas bahaya tanpa takut crash.
Sebaliknya saat pembalap bisa mendapat feeling yang bagus pada motor, dia bisa langsung menekan motor sampai batas maksimal motornya dan bertahan di level itu selama mungkin. Namun tentu saja tidak secara sembarangan melebihi batas, karena pembalap bisa merasakan motornya dengan sangat baik sehingga pembalap tahu saat ada sesuatu yang salah dari motonya dia langsung menjauhi limit motornya dalam sepersekian detik.
Saat ini Quartararo sedang berada dalam situasi semacam ini karena motor YZR-M1 2021 pada dasarnya adalah motor YZR-M1 2019 dengan mesin 2020. Insinyur Yamaha telah mengerjakan mesin 2020 dengan crankcase yang berbeda dan kemasan yang berbeda untuk menciptakan motor yang bisa menawarkan pembalapnya feeling yang sama seperti motor versi 2019.
Bagaimana insinyur Yamaha melakukannya ? tentu mereka tidak akan membuka rahasianya. Namun tampaknya dengan memodifikasi kekakuan sasisnya terutama pada area depan motor dan dengan memindahkan komponen di sekitarnya untuk meniru keseimbangan motor Yamaha M1 2019.
Selama paruh kedua musim lalu banyak kalangan menduga bahwa Quartararo kehilangan gelar dunianya karena dia tidak mampu menangani tekanan. Namun crew chiefnya Diego Gubellini menampik bahwa masalah mental adalah akar penyebab performa Quartararo menurun di akhir musim lalu.
Gubellini menilai bahwa penyebab pembalapnya gagal mempertahankan pimpinan klasmen di akhir musim lalu lebih karena masalah teknis dengan motornya. Tahun lalu Quartararo sangat baik di beberapa track dan kesulitan dalam hal pengereman dan corner speed di track lain. Meskipun dilihat dari luar motor 2020 terlihat sangat mirip dengan 2019, nyatanya ada banyak komponen yang berbeda sehingga feeling yang didapat Quartararo sangat jauh berbeda dari apa yang dia rasakan di motor 2019.
Gubellini menambahkan motor tahun ini lebih mirip dengan motor 2019 dan itulah kenapa Quartararo punya feeling yang dia butuhkan untuk bisa tampil konsisiten.
Saat balapan pertama Quartararo di MotoGP banyak orang menilai dia meniru gaya balap dari Jorge Lorenzo. Memang Quartararo sangat akurat dan konsisten namun dia bukanlah replika dari Lorenzo.
Gaya balap Lorenzo yang sangat halus saat melibas tikungan merupakan salah satu senjata Quartararo. Lorenzo hanya bisa menang dengan cara seperti itu sedangkan Quartararo bisa menang dengan cara lain karena dia lebih mudah beradaptasi, sebuah kualitas yang lebih penting dari sebelumnya karena saat ini motor MotoGP semakin cepat dari sebelumnya, sementara kualitas elektroniknya lebih rendah ditambah ban MotoGP saat ini lebih menantang, sehingga pembalap harus membuat banyak hal tersebut bekerja dengan baik.
Gubellini menuturkan gaya balap Lorenzo tersebut sangat cocok dengan Yamaha, terutama dengan ban Bridgstone. Quartararo pun demikian karena dia bisa membawa motor sangat cepat saat melibas tikungan, namun ada perbedaan pada gaya balapnya.
Gubellini menjelaskan bahwa kekhasan gaya balap Quartararo dan generasi baru pembalap saat ini adalah mereka banyak bermain dengan tubuh mereka untuk bisa cepat di motor, lebih jelasnya mereka sering melakukan perpindahan beban tubuh untuk melakukan pengereman dan akselerasi dengan baik. Di sisi lain Lorenzo juga banyak melakukan perpindahan beban di atas motornya namun hanya ke kiri dan kanan karena tujuannya adalah untuk meningkatkan corner speed. Quartararo lebih sedikit melakukan perpindahan beban seperti ini, namun dia lebih banyak melakukan perpindahan beban tubuhnya ke depan dan belakang.
Gaya balap dalam menaklukan motor MotoGP selalu berkembang setiap waktunya berdasarkan perkembangan teknologi dan regulasinya, dan itu merupakan tugas pembalap untuk menemukan cara baru dalam mengekstrak secara maksimal dari motor yang mereka kendarai.
Perpindahan suplai ban ke Michelin dan spesifkasi elektronik di 2016 adalah perubahan teknologi terbesar di MotoGP semenjak perubahan dari motor 500cc 2-tak ke motor 990cc 4-tak di 2002.
Oleh karena itu, perubahan teknologi ini membutuhkan penyesuaian besar dalam gaya balap. Sejak 2016 pembalap lebih sulit mengendalikan motor mereka karena kontrol traksi, anti wheelie dan engine braking control tidak sebaik saat sebelumnya dan karakter ban Michelin yang lebih rumit.
Dengan secara konstan mengatur keseimbangan bagian belakang motor dengan berat tubuh pembalap akan lebih cepat dalam mengendalikan wheelspin karena dengan memindahkan beban tubuh pembalap ke belakang akan meningkatkan beban pada ban belakang. Sementara mengatur keseimbangan bagian depan motor dengan cara memajukan tubuh ke depan akan meningkatkan beban pada bagian depan motor, yang mana akan menurunkan efek wheelie agar meningkatkan akselerasi.
Bila dibandingkan gaya balap Quartararo dengan Marc Marquez itu sama saja membandingkannya dengan gaya balap Lorenzo, meskipun faktanya mereka mengendarai motor yang berbeda.
Bukanlah kebetulan bahwa Marquez juga banyak melakukan perpindahan beban di motor Honda RC213V nya dan bukan kebetulan pula kekuatan terbesar Quartararo adalah kemampuannya dalam mengekstrak potensi dari ban depan Michelin, yang mana ini juga kekuatan terbesar Marc Marquez.
Gubellini menuturkan bahwa pengereman adalah kelebihan Quartararo, namun hal terbaiknya adalah saat banyak pembalap hanya kuat di pengereman ataupun cepat di corner speed, Quartararo bisa melakukan keduanya, atau bila Quartararo tidak bisa menemukan kecepatan dalam pengereman dia akan menemukan kecepatan dengan corner speed dan sebaliknya. Hal ini sangat penting dan membantunya menjadi lebih konsisten di track yang berbeda dan kondisi yang berbeda.
Quartararo dan crew chief nya telah mengembangkan strategi yang simpel untuk pekan balap, yaitu tidak mengubah set up motor apapun dan membiarkan pembalap Yamaha lain mencoba komponen baru yang ditawarkan Yamaha, dengan begitu motornya seminimal mungkin tidak berubah dari satu track ke track berikutnya dan dari sesi satu ke sesi berikutnya.
Dengan cara ini pembalap menjadi lebih mengenal motornya sampai dia mencapai titik dimana dia tahu apa yang akan terjadi dengan motornya sebelum hal itu terjadi.
Inilah keadaan yang kita kenal sebagai kepercayaan diri. Ini adalah feeling yang berasal dari pencapaian teknis penyesuaian motor, sehingga seakan akan motor bisa bicara kepada pembalapnya dan pembalap mamahami motornya. Sekali lagi, teknologi dan emosi pembalap saling terkait, dan itulah yang dimaksud keharmonisan manusia dan mesin.