Sembilan kali juara dunia Valentino Rossi baru saja mengalami musim terburuknya terlepas tahun tahunnya kala bersama Ducati. Banyak orang berpikir inilah waktunya bagi Valentino Rossi untuk meninggalkan MotoGP. Tapi Haruskah Valentino Rossi Pensiun?
Sepuluh tahun lalu, saat Valentino Rossi sudah cukup tua sebagai pembalap MotoGP, dia khawatir terhadap pembalap muda yang kuat seperti Jorge Lorenzo, Dani Pedrosa dan Casey Stoner mulai muncul untuk mengalahkannya.
“mereka seperti hiu hiu yang mengitariku, jika aku tidak kuat, mereka akan memakanku. Mereka melihatku dengan sedikit darah yang bercucuran dan mungkin mereka berpikir ‘oke inilah waku yang tepat” Tutur Rossi kepada jurnalis saat Gran Prix Mugello 2009.
Stoner pensiun di akhir tahun 2012, Pedrosa pensiun diakhir tahun lalu dan Lorenzo di bulan lalu, sementara Rossi tetap bergelut di MotoGP, yang sekarang sedang mempersiapkan musim ke 25 nya di Grand Prix.
Ada banyak statistik Rossi yang luar biasa, tapi ada yang paling istimewa dari kesemuanya. Semenjak kejuaraan balap diselenggarakan di tahun 1949, ada sekitar 940 seri Grand Prix yang telah digelar, dari semua itu Valentino Rossi sudah melakukan lebih dari 400 seri Grand Prix.
Bagaimanapun, tahun 2019 adalah musim terburuk Rossi, terlepas dari 2 tahunnya saat bersama Ducati. Selama tahun 2019 rata rata dia hanya membawa 9,1 poin dari tiap balapan, berbeda jauh dengan musim terbaiknya di tahun 2003 saat dia bisa mendapat 22,3 poin dari tiap balapan.
Jadi apakah ini waktu yang tepat untuk pensiun mengikuti Stoner, Pedrosa, Lorenzo dan lainnya ?
Tentu ini adalah pertanyaan yang bodoh, tapi banyak orang yang menanyakan hal ini.
Mengapa orang orang berpikir Rossi harus pensiun? Ada beberapa alasan: dia tidak lagi cukup cepat, dia bisa menodai reputasinya sebagai pembalap top, dia membuat fansnya kecewa dengan hasil yang buruk, dia seharusnya memberikan kesempatan pada pembalap muda yang berbakat untuk unjuk gigi di MotoGP.
Mari kita bahas satu persatu. Pertama, bukankah dia tidak cukup cepat? Itu benar bahwa Rossi yang sekarang bukanlah Rossi yang biasa kita kenal dulu dan dia belum pernah menang balapan lebih dari dua tahun ini. Tapi dalam periode ini, Yamaha baru saja memenangkan 3 dari 47 balapan di MotoGP, yang mana ini bukanlah kesalahan dari sisi pembalap saja.
Rossi jelas tidak terlalu lambat. Dia beberapa kali mengalami pekan balap yang buruk di 2019, tapi dia mendapatkan dua kali podium dan dua kali start di barisan depan. Serta saat balapan di Sepang dia mencetak rekor lap tercepat, balapan yang paling melelahkan tahun ini, yang mana dia menyelesaikan 5,9 detik dibelakang pemenang balapan Maverick Viñales (baca: Meverik Vinyales) itu tidak lah lambat.
Apakah dia menodai reputasinya sebagai pembalap top? Tidak, atau jika memang begitu, Faktanya bahwa banyak pembalap mempunyai saat-saat terburuk dalam waktu yang lama sebelum mereka memutuskan untuk pensiun. Mereka menghabiskan mayoritas waktu dalam hidupnya dengan dunia balap dan itu butuh waktu yang lama untuk memutuskan pensiun, biasanya secara bertahap ketika hasil balapan mereka semakin memburuk atau mendapatkan cedera yang parah.
Rossi mungkin berada di senja karirnya tapi dia masih percaya bahwa hasil yang didapatnya tahun 2019 tidak akan semakin buruk. Jika Yamaha bisa meningkatkan performa motornya, yang mana sedang dilakukan oleh Yamaha saat ini. Masih ada kesempatan dia akan meraih beberapa podium di tahun 2020, seperti yang dia lakukan di tahun 2019.
Yang lebih penting adalah Rossi masih mencintai apa yang dia lakukan saat ini. Dia mencintai pekerjaan sebagai pembalap MotoGP, gaya hidup yang selalu keliling dunia, kehidupan di garasi motor MotoGP dan yang paling penting adalah adrenalin setiap kali dia mengendarai motor Yamaha YZR-M1 nya (baca: YZR M wan).
Dia bisa mengatasi saat saat terburuknya. Dia menerima hasil buruk itu sebagai bagian tak terpisahkan dari balapan, dan saat sesuatu berjalan tidak semestinya dia tetap mencoba mencari jalan keluar untuk meningkatkan performanya.
Banyak fans Valentino Rossi yang kecewa melihat performa buruk yang dialaminya, dan susah payah bertarung dengan pembalap diurutan belakang, memangnya apa yang salah dengan hal ini?
Valentino Rossi balapan untuk dirinya sendiri, bukan untuk fans nya, dan orang yang berpikir sebaliknya adalah mereka sedang membodohi diri mereka sendiri.
Pembalap top Isle of Man TT (baca: ayl of men titi) Michael Dunlop (baca: Maikel Danlop) menyimpulkan sikap ini dengan baik.
“aku bukanlah seekor monyet di sirkus, aku disini bukan untuk menghibur orang orang, aku disini untuk menang” tutur pembalap yang sudah 19 kali menang balapan TT via theguardian.com
Tidak ada pembalap yang membalap untuk menghiburmu. Mereka disana untuk menghibur dirinya sendiri dengan bekerja keras dan balapan dengan maksimal dengan harapan untuk meraih kemenangan. Dengan melakukan hal itu, mereka menghiburmu. Itu perbedaan yang besar.
Haruskah Valentino Rossi menyerahkan kursi pabrikan Yamaha kepada pembalap muda yang hebat?
Balap motor adalah olahraga yang selalu mengedepankan keegoisan. Jika kamu orang yang lebih memikirkan orang lain daripada diri sendiri maka kamu tidak akan mampu untuk melalui tikungan pertama saat balapan berlangsung.
Ini semua keputusan Yamaha, apakah lebih menguntungkan mempertahankan Rossi atau tidak.
Rossi mungkin tidak secepat Maverick Viñales (baca: Vinyales) atau Quartararo, tapi Rossi hampir dipastikan bisa menjual motor Yamaha lebih banyak daripada Vinales ataupun Quartararo apabila digabungkan.
Produsen motor melakukan balapan tentu bertujuan untuk menjual produk mereka. Dan akan selalu begitu. Itulah kenapa pencipta motor yang pertama melakukan balapan di awal tahun 1900an saat kejuaraan balap baru digelar- untuk membuat nama mereka masuk surat kabar dengan membuktikan bahwa motor mereka yang tercepat dan dapat diandalkan oleh para calon pembeli.
Dana yang dikeluarkan produsen motor tersebut untuk bertarung di kompetisi balap adalah salah satu cara untuk mengiklankan produk motor mereka. Dengan kata lain, Rossi masih menjadi penghasil keuntungan yang besar untuk Yamaha. Jadi kenapa harus menyingkirkannya? Kontraknya yang sekarang akan berakhir pada akhir musim tahun depan, ketika beberapa orang di paddock (baca: padok) berpikir dia akan berhenti membalap dan kemungkinan menjadi manajer tim pabrikan Yamaha. Beberapa orang juga tidak meyakini itu. Jika dia masih menikmati balapan di akhir tahun 2020, kenapa dia harus meyerahkan kursinya di Yamaha?
Valentino Rossi adalah orang yang mempunya karir yang unik. Tidak ada orang lain yang berada di level tertinggi olahraga motor, telah meraih banyak pencapain dengan jangka waktu yang panjang selain Valentino Rossi. Saat ini dia bertarung dengan para rival yang dulunya pernah memiliki posternya di dinding kamar saat mereka masih kecil. Di olahraga apa hal ini pernah terjadi? Valentino Rossi akan pensiun saat dia siap atau saat tidak ada yang menginginkan dia lagi untuk membalap. Sesimpel itu…