
Namanya Giancarlo Fisichella. Orang kerap menyapa Fisi, atau Fisico. Eddie Jordan, suka ngeledek dengan sebutan ‘Ijet’, maksudnya idiot. Dia berada di ‘angkatan V10 dan V 8, sebelum era hibrid.
Kurang lebihnya satu listing dengan Trulli, Jarno Trulli maksudnya. Dia pun berasal dari negara yang sama dengan Trulli, yaitu Italia. Sedangkan perasaan yang lain adalah, masuk tim pertamanya di Formula 1 bersama Minardi setahun sebelum Jarno Trulli. Dan bagai anak sekolah, Fisi juga lebih tua setahun dari Trulli.
Just info, Minardi adalah Sebuah tim yang dimiliki Giancarlo Minardi, From Italy. Hmm…nama depan yang sama. Dan mereka berkompatriot, bukan berkomplot.
Tapi soal duit, nggak bisa ditolerir hanya dengan kesamaan nama depan dan negara asal. Tidak ada cerita kayak gitu. Duit nggak kenal pula istilah kompatriot.
Sebagai tim medioker, tentu Minardi butuh banyak duit. Dan Gancarlo Minardi pun tega mendepak Giancarlo Fisichella untuk diganti dengan Giovanni Lavaggi yang sanggup mendatang kan duit sponsor lebih besar.
Satu perbedaan besar antara Trulli dan Fisi adalah, bahwa Fisi ini termasuk ‘ sangat Italia’. Bernama khas Italia, dan dia sangat suka Calcio! Calcio, adalah sepakbola dalam bahasa Italia.
Yap!
Dia sangat Italia dengan segenap kecintaanya pada AS Roma, sebuah tim kebanggaan di kota tempat lahirnya, Roma. Seberapa suka? Sangat suka! Bahkan menganggap sepak bola adalah sebagai bagian dari kebutuhan Rohaninya.
Satu hal lagi, menurut pandangan secara umum, Fisi lebih jago dibanding Trulli. Tentu saja itu bukan ngarang atau mengada-ada, karena menurut data, Fisi mengantongi tiga kali kemenangan, dan 19 kali podium dalam jumlah lomba yang lebih sedikit, yaitu 231 lomba, 229 kali start. Artinya da dua lomba yang tidak bisa dia ikuti. Sedangkan Trulli, menjalani 256 lomba 252 start, hanya mendulang satu kemenangan dan 11 kali podium. Jumlah lomba Trulli lebih panjang.

Tentu saja menjadi pemain AS Roma adalah impian tiap bocah Italia yang ada di Kota Roma. Tapi sayang, Fisi musti ubah haluan karena terbentur postur tubuh yang menurutnya kurang ideal untuk terjun ke lapangan hijau.
Fisi kecil, merasa lebih pas kalau ada di belakang kemudi, dan balapan!
Untuk itulah masa kecilnya diisi dengan kegiatan ber-Gokart. Sambil belajar move on dari impiannya untuk menjadi pemain AS Roma. Atau sepakbola pada umumnya.
Beberapa prestasi sempat diraih. Tapi belum pernah sampai maksimal. Bagi orang Italia, membalap adalah satu passion, seperti halnya Calcio. Apapun hasilnya, yang penting jalani aja!
Sekali lagi, kalau kami harus membandingkan untuk mengukur seberapa kenang seorang Fisico, kami akan menggunakan Trulli sebagai parameter. Bukan karena sesame Italia, melainkan mereka, seperti yang kami singgung di awal, adalah satu listing. Cuma beda setahun.
Mereka pernah beberapa kali berada dalam tim yang sama, dalam waktu yang beda, dan nama tim itu telah menjelma. Minardi? Iya, tentu saja mereka di tim yang sama tapi di Ketika mengawali balapan untuk Jordan, sebetulnya Fisi cukup impresif. Dengan mobil Jordan 197 bermesin Peugeot A14 yang terbilang biasa-biasa saja, Fisi mampu naik podium di GP Kanada. Sedangkan pada GP Jerman yang di helat di Hockenheim, Fisi membukakan mata seluruh penggemar, bahwa dia pembalap yang sangat cepat.
Saat itu, memulai belapan Fisi ada di P2. Dan di bekalangnya ada Michael schumacher. Di Depannya, Gerhard Berger dengan Benetton Renault B197nya. Saat itu, Benetton menggunakan mesi Renault yang sangat power full. Sedari awal berger suda tak terbendung. Fisi berusaha mengejarnya. Toh berger makin lama makin menjauh. Fis yang dibawah tekanan Michael Schumacher pun berhasil membuat jarak yang lebih jauh dengan Schumy. Rekan setim Fisi, Ralf Schumacher ada di di P7.
Selama balapan Fis cukup konsisten. Bebrapa kali Fisi berhasil mengembangkan kecepatan untuk mengejar Berger. Tapi Berger makin jauh jaraknya.
Sesampainya lap ke tujuh belas, Berger masuk pistop. Fisi pun memimpin balapan. Sementara Berger yang keluar pitstop, kini di P4, dibelakang Hakkinen. Berger berusaha menekan Hakkinen sampai akhirnya berhasil mendahului pembalap Mclaren itu.
Saat bagus untuk menunjukkan apda Eddie Jordan, bahwa Jordan tidak pernah akan rugi merekrutnya. Setidaknya dia bisa mengungguli rekan setim, Ralf Schumacher. Dan iut terjadi di kandang Ralf, di Jerman!
Naas, pertanda buruk ketika bannya pecah di hampir penghujung balapan, yaitu tujuh lap terakhir dari total 45 lap! Dan secara dramatis Fisi memacu mobilnya menuju pit dengan hanya tiga roda. Pada perjalanannya, sempat pula di melintir di tikungan S karena ketidakseimbangan mobil. Fisi tetap berjuang sampai pit, dan akhirnya keluar pit dengan ban yang sudah terpasang sempurna dan memulai balapannya dari posisi enam.
Tapi kesialan belum berakhir, posisinya yang melorot ke posisi tujuh adalah pertanda buruk lainnya. Dari awal balapan belum ada satupun pembalap yang bisa menyusul, tapi menjelang lap ke 40 mesinya melambat dan Fisi harus retire karena kegagalan mesin. Komentator, saat itu memuji Fisi. Dikatakan bahwa dari awal di grid depan, menjaga laju mobil dan tanpa kesalahan apapun, tapi musti berakhir dramatis!
Pecah ban, dan setelahnya, kegagalan mesin. Sangat disayangkan!
Tapi lagi-lagi penampilan Fisico membat tercengang pada saat melakoni balapan di Spa Francorchamp, Belgia. Fisi tampil sangat impresif saat trek basah oleh hujan. Dia meraih P2, sedangkan untuk posisi pertama diraih oleh Michael Schumacher. Nggak heran kalau Schumy menang saat hujan. Karena keahliannya menjinakkan trek basah yang sudah melegenda. Bisa finish di belakang Schumy adalah satu ‘kelas tersendiri’. Menunjukkan bakat yang luar biasa, buat orang yang baru tiga musim mengikuti balapan.
Pindah ke Benetton 1998
Tahun berikutnya, Fisi hengkang ke Benetton. Di tahun yang sama, pabrikan Renault mundur dari kancah F1. Renault dalam arti brand, merk. Tapi bukan berarti pabrikan ini benar-benar berhenti jadi pemasok. Mereka tetap memasok, tapi dengan merk lain. Mereka tetap membuat dua merk mesin, yang di pasok ke dua tim yang beda. Supertec untuk Williams, dan playlife untuk Benetton. Dan playlife ini, adalah mesin dengan teknologi tahun sebelumnya, yang dipakai oleh William. Ya, Benetton memakai teknologi yang udah using setahun dan Wiliams pakai teknologi terkini, dengan rebranding Supertec.
Dan di Benetton inilah Fisi akhirnya bergabung. Just info, tim ini sempat Berjaya di tahun 1994 dan 1995, ketika mengantarkan Michael Schumacher juara dunia dua kali. Kurun waktu itu mereka menggunakan dua mesin yang beda. Pada 1994 masih menggunakan Ford, dan pada 1995 menggunakan Renault. Ketika Fisi masuk di musim 1998, mereka menggunakan Renault, yang di rebrand playlife, dan teknologi usang ( Teknologi yang di pakai di Williams tahun sebelumnya). Selain itu, Benetton sebenarnya adalah produsen fashion. Keberadaannya di Formula 1 adalah untuk mempromosikan merek pakaian ( Benetton) dengan tagline, “ United colors of Benetton. “
Sedangkan mesin dengan brand playlife yang disematkan, adalah merk pakaian juga, yang merupakan anak perusahaan dari Benetton. Mesin Playlife, dikembangkan dan di modifikasi oleh Mecachomre. Mesin ini, bukanlah mesin yang kuat. Saat itu mesin terkuat ada di Mclaren MP4/13 yang di geber Mika Hakkinen dan David Coulthard. Dan secara teknologi, ibarat bumi dan langit di banding unit FO110G hasil riset Ilmor dan Mercedes berbahan blok Berillium yang terpasang pada Mclaren.
Tapi bukan berarti itu menjadi kelemahan Fisi untuk tidak bisa mengembangkan kecepatannya di trek. Walau belum bisa jadi pemenang, tapi hasil P2 di Monaco adalah prestasi tersendiri buat Fisi dengan Benetton B198-nya.

Satu penampilan luar biasa terjadi lagi di Montreal, Kanada. Sedari awal balapan Fisi sudah ada di grid depan, bersaing ketat dengan Michael Schumacher memperebutkan P2, dan Mika Hakkinen memimpin balapan. Mika akhirnya retired, satu Mclaren lagi yang di piloti David Coulthard ganti memimpin, tapi sayang, DC, sapaan David Coulthard melambat karena problem teknis juga.
Setelah bejibaku dengan Schumy, akhirnya Fisi bisa finish P2 diikuti oleh Eddie Irvine, yang saat itu rekan satu tim Schumy.
Selama berkarier di Benetton dalam kurun waktu 1998 sampai dengan 2001 penampilan Fisi cukuyp impresif untuk ukuran tim medioker. Kalau harus memberi nilai pada siapa yang berperan atas perolehan poin di tim, maka menurut kami, tujuh puluh persen adalah berkat kepiawian Fisi, sisanya adalah tim. Beberapa kali podium dengan teknologi mesin ‘apa adanya’, mengharuskan Fisi mengeluarkan segala kemampuan balapnya melawan pembalap dan tim papan atas.
Angin segar datang ketika tahun 2001 Renault ‘sepenuh hati’ memasok mesin buat Benetton. Harusnya, berbekal prestasi tahun sebelumnya ( 2000), dimana Fisi meraih podium ( lagi-lagi) di Monako serta Kanada, Fisi bisa bertahan di tim. tapi apa lacur, prestasi pada GP Monako dan Kanada yang secara konsisten di persembahkan buat tim tiada arti ketika posisinya di gantikan oleh compatriot yang dari awal kita bandingkan, Jarno Trulli.
Fisi cabut dari tim. kali ini manajemen memilih Jordan sebagai kelanjutan karier Fisi. Sayang, penampilan di Jordan kali ini sudah tidak seperti Jordan waktu pertama kali Fisi masuk. Setidaknya, penampilan Fisi tergolong nggak ada peningkatan, malah merosot. Ditengah kemerosotan prestasinya, ada satu drama ketika Fisi melakoni balapan di Brazil.
Fisi memnangi lomba, tapi tidak naik podium. Semua gara-gara kesalahan hitung jumlah lap di tengah balapan yang dramatis di tengah guyuran hujan. Balapan di hentikan pada lap 53 karena insiden yang menimpa Mark Webber dan Fernando Alonso. Eddie Jordan baik banding ke FIA. Seminggu kemudian, Fisi dinyatakan menang. Tapi Tropi dan podium di berikan di GP AS ( Saat di GP AS Fisi finish ke tujuh dengan perolehan 1 poin).
Menginjak tahun 2004 atau musim ke delapannya, Fisi pindah tim. Kalau ada muzijat, sebagai orang Italia, tentu Fisi memilih untuk bisa duudk di bangku Ferrari. Bagi orang Italia tulen yang mencintai balapan, tentu itu impian terbesar Fisi. Tapi apa adaya, saat itu Michael Schumacher masih kokoh di posisinya. Nggak mungkin bangte kan?! Paling mungkin yang berangan-angan Ferrari akan memutus kontrak Rubens Barrichello, itu misalnya!
Tapi semua opsi itu tidak mungkin terjadi tahun itu.
Toh, kalau sekedar pengin mengemudikan mobil bermesin Ferrari lain yang ada di grid, masih mungkin. Yap! Sauber nama tim bermesin Ferrari itu. Fisi tidak usah berangan lagi untuk bisa melakukannya. Sauber benar-benar menarik Fisi masuk ke lini pembalap. Yang mendasari Peter sauber, bos tim, menarik Fisi adalah selama penampilannya bersama Jordan, dan tentu saja jauh-jauh hari sebelumnya Pak Peter sudah mengamati sepak terjang Fisi. Seperti biasa, Fisi memb uktikan bahwa dia adalah seorang pembalap kencang yang belum dapat tim yang tepat.
Hal itu di buktikan di GP Inggris. Start pada posisi 20 melesat naik finish ke enam!
Tapi ibarat nashi mencari jati diri, Fisi musti wara-wiri cari tim yang tepat untuk bisa menterjemahkan keinginnannya meraih sebanyak mungkin poin. Hingga tim yang lagi naik daun saat itu, Renault, merekrutnya. Ini adalah tim yang pernah di belanya, saat namanya masih Benetton. Ini sebetulnya da lah tim yang tepat. Terbukti, Fernando Alonso, tekan setimnya, bisa meraih gelar juara dunianya dua kali berturut-turut!
Tapi tidak dengan Fisi. Dia justru merasa sangat susah beradaptasi dengan mobil dengan kode sasis C25 itu di awal masuk tim. padahal Fisi sempat optimis ketika memenangi GP Australia. Selain itu, beberapa kali dia harus bejibaku di grid kedua di belakang Alonso dan berebut posisi dengan pembalap Mclaren, Kimi Raikonen yang membuatnya harus mengakui keunggulan pembalap Finlandia itu untuk merebut runner up klasemen akhir.
Fisi bertahan di Renault sampai musim 2007, selanjutnya musim 2008 hengkang lagi ke Force India, dan mengakhiri karier Formula 1 bersama Ferrari, sebelum akhirnya memutuskan berhenti dari Formula 1 dan masuk ajang sport car, juga masih bersama Ferrari.