Valentino Rossi sedang menunggu balapan awal di tahun ini yang digelar di Losail Qatar pada 8 maret mendatang. Saat dia melepas kopling motornya di lintasan, dia secara resmi memulai musim ke 25 nya di Grand Prix. Sebuah pencapaian rekor baru baginya.
Balap motor diperuntukan untuk yang muda, tapi ada pengecualian, dan The Doctor lah pengecualian itu. Satu bulan setelah ia berumur 41 tahun, musim balap 2020 akan menunggunya, dengan tujuan yang sama seperti setiap pembalap di MotoGP, untuk menjadi nomor 1 di dunia.
Tapi pertanyaannya adalah, apakah meraih gelar dunia itu merupakan mimpi atau memang sebuah kemungkinan yang bisa diraih? .
Ada beberapa pembalap yang berusia lebih dari 40 tahun yang tetap bisa menang di masa lalu, salah satunya pembalap Jerman, Hermann Paul Muller, yang menjadi pemegang rekor sebagai pembalap tertua yang bisa meraih juara dunia Grand Prix kelas 350cc di umurnya yang ke 46 tahun. Tapi ia meraihnya pada tahun 1955, era dimana kejuaraan balap motor dunia baru digelar, saat para pembalapnya sangat berbeda dibandingkan dengan era sekarang.
Di masa itu, para pembalapnya lebih mengedepankan sosok yang punya jiwa nekat yang tinggi ketimbang profesionalitas, juga belom ada tren seperti saat ini, bermunculannya pembalap pembalap muda yang sangat bertalenta yang kerap kali membuat Rossi kesulitan saat ini. Berdasarkan tren baru seperti ini, usahanya tampaknya ditakdirkan untuk gagal.
Bisa dibilang tren munculnya talenta talenta muda yang berbakat ini dimulai di tahun 1990an, dengan Loris Capirossi sebagai pembalap muda saat itu. Dia meraih juara dunia di kelas 125cc saat ia masih berumur 17 tahun 165 hari, dan sampai saat ini rekornya masih belum terpecahkan. Valentino Rossi sendiri bagian dari generasi ini, dengan gelar dunianya yang ia raih di umur 17 tahun. Di kelas 250cc, Dani Pedrosa adalah pembalap yang memegang rekor sebagai pembalap termuda yang meraih juara dunia saat umurnya baru 19 tahun 18 hari.
Dan di beberapa tahun ini, Marquez bersaudara membuat sesuatunya diraih lebih cepat lagi. Alex Marquez adalah pembalap termuda yang meraih juara dunia di kelas Moto3 di umurnya yang baru 18 tahun, sementara Marc Marquez menjadi pembalap termuda yang meraih juara dunia di kelas Moto2 di umur 19 tahun dan MotoGP saat umurnya baru 20 tahun.
Sekarang Valentino Rossi harus menghadapi lawan yang berumur 20 tahun lebih muda darinya, yaitu Fabio Quartararo. Namun betapapun sulitnya tantangan ini, tidak ada pembalap yang akan berpikir bahwa ia tidak bisa menjadi juara dunia bila ia sudah berada di atas motornya.
Valentino Rossi sekarang sedang menghadapai tantangan yang tampaknya hampir tidak mungkin dicapainya, tapi rekor dibuat untuk dipecahkan, dan ia membutuhkan motivasi untuk bisa mengeluarkan segala upayanya untuk meraih gelar ke 10 ini.
Dalam karirnya Rossi telah beberapa kali mengalami perubahan untuk beradaptasi dengan sesuatu yang baru, dan ini berlaku juga di musim balap 2020. David Munoz, kepala mekanik baru yang masih muda, sekarang menjadi bagian dari timnya, sementara dengan adanya akademi pembalap muda italia yang dia dirikan, membuatnya masih punya semangat muda dalam melakukan latihan bersama. Bahkan saat ini Yamaha sudah berjalan pada arah yang benar, setelah beberapa tahun yang lalu merupakan tahun tahun krisi bagi Yamaha.
Pada akhirnya hasil di lintasan nanti akan memberitahu kita semua. Yang pertama, Valentino Rossi harus bisa menang lagi, untuk yang pertama kalinya sejak dua tahun lalu, setelah itu dia baru bisa berpikir ke hal yang lebih besar lagi.
Bisa kembali ke masa jaya nya di usia 40 tahun bisa jadi merupakan sebuah pencapaian luar biasa baginya. Dan tidak ada salahnya mencoba untuk melakukannya.