GP Jerman kemarin adalah hari terkelam dan salah satu yang tidak ingin dilupakan oleh semua orang di Honda, tetapi juga merupakan salah satu momen yang harus mereka jadikan pembelajaran terbesar.
Sachsenring dan Marc Marquez memiliki hubungan yang erat selama satu dekade terakhir ini. Sebelum balapan di GP Jerman lalu, Marquez selalu menang dalam 11 balapan terakhirnya di sirkuit ini. Pada hari Sabtu, rekor tersebut tidak berakhir, karena itu adalah balapan Sprint dan bukan balapan Grand Prix, namun hal itu sudah jelas menunjukkan bahwa jika Marquez membalap pada hari Minggu, maka ia sangat tidak mungkin untuk mempertahankan rekor tersebut.
Jadi mari kita bahas mengapa Honda bisa mengalami masalah bertubi tubi seperti ini, dan apa yang akan dilakukan Honda setelah menjalani akhir pekan yang paling kelam dalam sejarah keikutsertaan mereka di Grand Prix MotoGP ?
‘Jika Honda tidak bisa membuat Marquez menang di Jerman, maka Honda berada dalam masalah serius’.
Begitulah komentar publik pada akhir pekan lalu. Meskipun komentar-komentar itu mungkin ada benarnya, penting untuk memperjelas kembali apa yang sedang dibenahi Honda dan Marquez.
Yang sedang mereka perjuangkan adalah motor RC213V 2023, motor yang sangat berbeda dari yang digunakan Marquez dalam 8 dari 11 kemenangannya di sirkuit Jerman, yang mana Sachsenring adalah salah satu sirkuit terunik dalam kalender MotoGP. Sachsenring adalah sirkuit terpendek dan salah satu sirkuit paling lambat di kalender MotoGP . Sirkuit ini memiliki banyak tikungan lambat, di mana untuk menjadi cepat di Sachsenring membutuhkan motor yang dapat menikung dengan baik. Sesuatu yang sulit dilakukan oleh Honda RC213V 2023.
Kurangnya kemampuan menikung motor ini diungkapkan oleh Marquez dalam sesi tanya jawab pada Sabtu malam lalu. Menurutnya motor Honda yang biasa dia pakai beberapa tahun silam punya kemampuan sangat cepat dalam melibas tikungan lambat. Tapi dengan motor Honda saat ini, motornya memang sangat cepat saat melibas tikungan cepat, seperti di Mugello, tapi banyak kehilangan waktu di tikungan lambat, terutama di Sachsenring.
Saat Honda mendesain ulang motor mereka untuk tahun 2022, mereka mengubah distribusi bobot motor agar lebih berat di bagian belakang, guna memaksimalkan penggunaan ban belakang untuk pengereman dan lebih mengandalkan ban belakang saat melibas tikungan, sekaligus mengurangi beban di front end motor untuk meminimalisir terjadinya crash di area tengah tikungan.
Meskipun di awal tampaknya Honda berhasil melakukannya dengan RC213V 2022, namun kemudian motor ini menjadi sedikit berantakan dan lebih bermasalah daripada yang mereka duga sebelumnya. dan sekarang kita melihat para pembalap Honda mengalami banyak crash yang diakibatkan kurangnya feeling dari front end motor.
Marc Marquez punya talenta yang unik dalam hal mengendalikan front end motor. Bahkan saat ini, dengan motor yang tidak memiliki feeling front end yang baik, kita bisa melihat Marquez mampu memperkecil jarak pembalap di depannya saat memasuki tikungan sambil melakukan trail braking di tikungan dalam.
Marquez sangat luar biasa dalam hal ini dan Marquez harus menekan habis habisan sampai limit di area ini lebih dari sebelumnya untuk menutupi kelemahan RC213V 2023. Bakatnya yang luar biasa hebat ini, ditambah dengan karakteristik motor Honda versi 2021 ke belakang, terbukti membuatnya begitu dominan di Sachsenring.
Motor Honda versi 2021 ke belakang merupakan motor yang harus dikendarai dengan mengandalkan front end motor, yang mana sangat sulit bagi para pembalap Honda lain untuk menyesuaikan diri dengan bagian depan motor yang kuat. Marquez mampu menekan front end dengan cara yang tidak bisa dilakukan oleh pembalap Honda lainnya. Ia mampu membawa kecepatan ke tikungan dan masih bisa membelokkan motornya karena gaya balapnya yang unik.
Dengan kombinasi motor Honda berkarakteristik front end dan kemampuan Marquez yang bisa mengendalikan motor yang berat di area front end , Sachsenring seperti menjadi taman bermainnya dan dia mampu mengeksploitasinya, dengan dominan untuk meraih kemenangan di sana sebanyak 8 kali di kelas MotoGP sejak tahun 2013 hingga 2021.
Jadi, pada tahun 2023 ini, apakah mengejutkan bila Marquez kesulitan di Sachsenring? Mungkin, tapi mungkin juga tidak.
Saat ini Marquez tidak lagi memiliki motor yang tepat untuk mendominasi balapan di Sachsenring seperti yang sering ia lakukan di masa lalu. Di hari sabtu pada pekan balap GP Jerman lalu Marquez mengatakan bahwa dia selalu berusaha melakukan yang terbaik setiap tahunnya di Sachsenring, ini dibuktikan ketika Marquez menjalani sesi Practice 1 dimana Marquez bisa secara alami menggunakan gaya balapnya dan hasilnya berada di posisi 3.
Tapi masalah pun muncul ketika Marquez mengeluarkan gaya balap alaminya. Marquez mengaku bila dia mengeluarkan gaya balap alaminya di motor Honda 2023, dia dengan sangat cepat mencapai limitnya, tapi pembalap lain juga mulai bisa mencapai limitnya, bahkan bisa melewati limit tersebut.
Kesimpulannya adalah Marquez mampu mengendarai motor dengan gaya balap alaminya, yang mana mampu menekan habis habisan front end motornya tanpa ada yang bisa menandingi di grid MotoGP. Tapi sekarang, dengan motor Honda ini, terlihat seolah-olah tingkat limit front end motornya tidak lagi selonggar seperti motor Honda yang lama.
Dari lima crash yang dialaminya sepanjang akhir pekan lalu, tiga di antaranya adalah crash akibat front-end. Semuanya memiliki ciri-ciri yang sama, yaitu kehilangan grip ban depan di awal tikungan. Jenis crash tanpa ada peringatan seperti itulah yang tidak sering dialami Marquez dengan motornya yang lama, dan komentar crash yang tanpa ada peringatan tersebut juga diamini oleh semua pembalap Honda tahun ini.
Sementara dengan motor Honda versi lamanya, Marquez sering mengatakan bahwa ia memiliki pemahaman yang baik tentang limit motornya, sehingga ketika kita melihat Marquez melaju di sesi kualifikasi, Marquez sering melakukan penyelamatan hebat karena ia memahami bahwa ia berada di limit motornya dan tahu pasti kapan front end motornya bisa kehilangan grip kapan saja. Namun, kini hal itu tidak lagi terjadi
Penting untuk diklarifikasi bahwa motor 2023 Honda lebih baik daripada motor versi 2021. Sulit dipercaya tapi memang kenyataanya seperti itu. Hanya saja, motor ini membutuhkan beberapa penyempurnaan sebelum bisa membuat kemajuan besar.
Disamping itu Marquez juga mengatakan bahwa motor 2023 ini lebih baik dan lebih cepat dari motor lamanya, terbukti dari laptime yang dihasilkan.
Sebagai contoh waktu balapan yang dilakukan Nakagami pada tahun 2021 dengan motor Hondanya adalah 41 menit 26,460 detik. Lalu tahun 2023 ini ia berhasil melaju hampir sembilan detik lebih cepat dengan catatan waktu 41 menit 17,776 detik.
Namun durasi balapan hari Minggu dari pemenang balapan tahun 2023 lebih cepat 20 detik dari tahun 2022.
Dengan kata lain, Honda versi lama tidak akan cukup cepat lagi untuk bersaing di level MotoGP pada tahun 2023.
Satu hal yang bisa dibilang merupakan keputusan yang bagus dari Honda adalah mengajak Kalex untuk mengembangkan sasis untuk RC213V. Mungkin saja Honda ingin membuat motor yang lebih baik dengan tidak melibatkan para insinyur mereka sendiri, sehingga para insinyur ini tidak terlalu terbebani dan dapat mengerjakan sesuatu yang lebih besar lagi.
Perlu diketahui untuk membuat motor yang sedang kesulitan menjadi lebih baik, Honda harus berani mengambil langkah besar dan berpikir jangka panjang. Jika Honda melakukan hal itu, akan sangat menarik untuk melihat apa yang mereka bawa di sesi tes pertengahan tahun dan di akhir musim 2023, semoga ini menjadi secercah harapan.