Sempat menguji prototype RC213V tahun 2024, Marc Marquez membuat pengumuman mengejutkan untuk meninggalkan Repsol Honda.
Hal ini menandakan berakhirnya salah satu kolaborasi pembalap dan tim paling paling tajam di Motogp. Bersama Repsol Honda, Marc sukses merebut enam gelar di Motogp dari tahun 2013 sampai sekarang ini.

Sudah diumumkan pada tanggal 12 Oktober 2023 ini bahwa Marc akan pindah ke Gresini Racing. Berarti untuk tahun 2024 besok Marc akan menggunakan Desmosedici GP23.
Sembari menunggu musim 2024, mari kita lihat kilas balik 11 tahun Marc Marquez di Repsol Honda ini.
2013 Debut dan Sensasi
Marc Marquez debut di Repsol Honda pada musim 2013. Dia menjalani putaran pertamanya di atas RC213V pada tes pramusim di Valencia.
Kepindahan Marc ke Repsol Honda ini sempat menjadi perdebatan. Pasalnya pada waktu itu Motogp menerapkan rookie rule.
Dimana pada rookie rule ini, pembalap rookie yang naik dari kelas yang lebih rendah maupun yang pindah dari kejuaraan lain tidak bisa langsung membela tim pabrikan.
Mereka diharuskan terlebih dahulu membela tim satelit sebelum nantinya membela tim pabrikan.
Akibat dari peraturan ini, beberapa pembalap muda yang memiliki potensi pada waktu itu harus membela tim satelit terlebih dahulu.
Sebut saja nama-nama seperti Marco Simoncelli dan Ben Spies yang terlebih dahulu harus membela Honda Gresini dan Yamaha Tech 3 sebelum membela tim pabrikan.

Tujuan sebenarnya dari Rookie Rule ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada pembalap veteran untuk dapat membela tim pabrikan. Dan juga memberikan kesempatan bagi pembalap baru untuk berkembang dengan ekspetasi yang kecil.
Namun karena persuasi Repsol Honda ke Dorna dan FIM, maka aturan ini dihapus sejak GP Assen 2012.
Karena itu Marc langsung bisa membela tim pabrikan Repsol Honda menggantikan Casey Stoner yang pensiun.
Debut Marquez sejak tes Valencia 2012 sudah cukup mengesankan. Marquez menyelesaikan tes Valencia 2012 di posisi tujuh, sangat baik untuk rookie.
Musim 2013 lalu dimulai di GP Qatar. Marquez yang kala itu adalah rookie berhasil bertahan di barisan depan.
Marquez bahkan memberi perlawanan kuat pada Valentino Rossi untuk memperebutkan posisi kedua.
Di balapan debutnya itu Marquez berhasil mengamankan podium, dia finish di posisi ketiga. Sementara posisi satu dan dua diisi duo Yamaha.

Pada balapan kedua, Marc kembali membuahkan catatan yang epic. Marc berhasil meraih pole position pertamanya di Motogp.
Karakter Circuit of The Americas yang menguntungkan untuk Honda membuat Marc tampil percaya diri di sepanjang pekan balap.
Marc lalu sukses meraih kemenangan pertamanya ini di GP Amerika 2013 ini. Menjadikan Marc Marquez sebagai pembalap termudia yang memenangkan balap di kelas Motogp.
Performa Marquez ini terus menerus secara konsisten dia tunjukan di sepanjang musim. Dari 18 balapan, Marc hanya gagal finish dua kali dan selalu finish di podium, enam diantaranya adalah kemenangan.
Musim 2013, meski mendapat perlawanan sengit dari juara bertahan Jorge Lorenzo, Marc dengan konsistensinya yang lebih baik berhasil mengalahkan Lorenzo.
Banyak battle yang memorable antara Lorenzo dan Marquez di sepanjang musim 2013. Sebut saja senggolan di Jerez, pertarungan ketat di Silverstone, dan usaha Lorenzo membuat Marc terganggu pembalap lain di Valencia.
Meski waktu itu Lorenzo menang lebih banyak (delapan kali) sementara Marc hanya menang enam kali, namun Lorenzo harus mengakui keunggulan empat Marc Marquez di akhir musim.
Hasil yang di torehkan oleh Marc ini jelas membawa perhatian yang besar dari para fans, sesama pembalap dan bahkan legend-legend Motogp.
Pada musim itu Marc berhasil menyamai dan mengalahkan beberapa rekor yang sudah bertahan sangat lama.
Marc berhasil menjadi:
- Juara GP termuda
- Juara dunia termuda (Sebelumnya dipegang oleh Freddie Spencer selama lebih dari 30 tahun)
- Rookie kedua yang berhasil menjadi juara dunia (yang pertama: Kenny Roberts Sr)
- Rookie dengan kemenangan terbanyak
- Rookie dengan podium terbanyak (Sebelumnya dipegang oleh Valentino Rossi selama 13 tahun)
Dan masih banyak rekor lainnya.
Torehan ini menjadi awal karir yang cemerlang untuk Marquez di Motogp seterusnya.
2014 Dominasi Total
Musim 2014 dimulai dengan baik oleh Marc. Di tes pramusim Marc berhasil beberapa kali menjadi yang terdepan.
Kali ini fokus pengembangan motor Repsol Honda sudah berubah ke arah Marc yang sebelumnya di fokuskan untuk Dani Pedrosa.
Akibatnya walau belum terlihat, RC213V versi 2014 mulai sulit untuk dikendarai oleh pembalap Honda lain selain Marc.
Marc kemudian memulai musim 2014 dengan dominasi. Marc berhasil merebut 10 kemenangan beruntun, delapan diantaranya diraih dengan pole position.

Perlawanan sengit Valentino Rossi, Dani Pedrosa dan Jorge Lorenzo seakan tidak ada apa-apanya pada paruh pertama musim 2014.
Marquez memenangkan semua balapan di paruh pertama musim 2014 ditambah satu balapan pada paruh musim kedua sebelum akhirnya dibekuk Dani Pedrosa pada GP Cheko.
Walau tidak tampil sekuat paruh musim pertama, namun performa Marquez di paruh musim kedua cukup untuk merebut kembali gelar juara dunia.
Rekor baru kembali diukir Marquez pada musim ini, Marquez berhasil mengalahkan catatan Mick Doohan yang memegang jumlah kemenangan terbanyak pada satu musim dengan 12 kemenangan, Marquez berhasil meraih 13 kemenangan.
Sementara kompetitor Marquez yang paling dekat waktu itu adalah Valentino Rossi yang finish di posisi dua, dengan selisih 67 poin dan meraih dua kemenangan.
2015 Musim yang Sulit
Memulai musim 2015, Marquez dan Honda mengalami kesulitan dengan settingan motor. Performa mengejutkan Ducati dan Yamaha yang berhasil menyempurnakan seamless gearbox untuk M1, membuat Honda kesulitan.
Musim 2015 sering Marquez bilang sebagai salah satu musim tersulitnya di sepanjang karir Motogp-nya.
Marquez sering memaksakan diri untuk menang walaupun dia tahu bahwa RC213V sulit meraih kemenangan.
Hasilnya, Marquez nihil poin enam kali di tahun 2015. Jumlah terbanyak Marc tidak meraih poin sebelum 2020.
Sepanjang musim Marc tenggelam di bawah dominasi Yamaha, Rossi dan Lorenzo. Kesialan Marc ini sudah terjadi dari balapan pertama di Qatar.

Senggolan yang terjadi di awal lap pertama membuat Marc melebar dan mundur ke posisi terakhir.
Walau berhasil finish di posisi lima, balapan pertama ini menimbulkan kesan buruk di awal musim.
Marc mengalami beberapa senggolan dengan Valentino Rossi sepanjang 2015 ini. Beberapa senggolan dan incident ini, membuat hubungan Rossi dan Marquez menjadi renggang.
Incident terbesar antara Rossi dan Marquez tentu terjadi di GP Sepang 2015, dimana pada waktu itu, Rossi terlihat menendang Marquez hingga terjatuh.
Incident itu kemudian terkenal hingga sekarang dengan nama Sepang Clash. Sejak saat itu hubungan Rossi dan Marquez yang tadinya rukun dan berteman menjadi musuh bebuyutan.
Pada akhir musim, Marc akhirnya kalah dari duo Yamaha dan hanya meraih lima kemenangan dan 242 poin di posisi ketiga klasemen akhir.
2016 Belajar Konsisten dengan Motor Sulit
Musim 2016 membawa beberapa perubahan penting untuk Motogp di masa depan. Pertama adalah dihapusnya kelas Open.
Kelas Open dibentuk pada tahun 2014 untuk menggantikan kelas CRT yang ada sejak tahun 2012. Kelas ini ditunjukan untuk menarik minat tim independent yang kesulitan berkompetisi di Motogp karena biaya yang mahal.
Kelas ini juga dibuat untuk mengembangkan software dan hardware Magneti Marelli yang akan dijadikan ECU utama Motogp pada tahun 2016 dan kedepannya.
Kelas ini kemudian dihapus pada tahun 2016 untuk mengimplemetasikan single ECU ini, sehingga biaya partisipasi Motogp menjadi lebih murah.
Karena itu pada awal musim, Honda kesulitan untuk mengadaptasi ECU standar yang baru ini. Musim 2016 juga menjadi tahun pertama Motogp menggunakan ban Michelin sebagai single manufacture tire.
Perubahan-perubahan ini kemudian menyulitkan tidak hanya untuk Marquez namun juga ke semua pembalap.

Terkhusus untuk Honda, pada awal musim 2016 RC213V bermasalah pada akselerasi yang tidak bisa maksimal.
Sehingga pada awal musim ini, Marquez kerap kalah dari duo Yamaha Rossi dan Lorenzo. Namun belajar dari pengalaman musim sebelumnya, Marquez kini tidak lagi memaksakan motornya untuk menang.
Marquez kini lebih konservatif dalam menjaga ban dan juga finish di dalam poin. Pada musim 2016, Marquez berhasil memenangkan lima balapan dan hanya sekali tidak finish.
Marquez berhasil merebut kembali gelar juara dunia dari Jorge Lorenzo yang finish di posisi ketiga klasemen akhir.
Sementara itu Valentino Rossi kembali menjadi runner up, kali ini 49 poin di belakang Marquez.
2017 Tantangan Ducati
Musim 2017 adalah tantangan baru untuk Marquez dan Repsol Honda. Kini mereka sudah punya pengalaman satu tahun dengan ECU dan ban baru.
Namun kepindahan Maverick Vinales dari Suzuki ke Yamaha menggantikan Jorge Lorenzo membawa tantangan baru pada awal musim.
Pasalnya Vinales berhasil merajai semua tes pramusim yang diadakan. Seakan sudah menyatu dengan Yamaha M1 bagai teman lama.
Sepanjang paruh musim pertama, Marc kesulitan untuk bersaing. Namun yang jadi kejutan adalah Andrea Dovizioso yang tampil kuat dengan Ducati.
Marc baru mampu merebut pimpinan klasemen di GP German 2017 setelah Andrea Dovizioso dan Maverick Vinales mulai tidak konsisten.
Perlawanan sengit dari Dovizioso tidak berhenti sampai di situ. Di paruh musim kedua, Dovizioso kerap memberikan perlawanan yang sengit bagi Marquez.

Sebut saja di Austria dan Jepang, Dovizioso menang atas Marquez lewat pertarungan sampai lap terakhir.
Dovizioso berhasil membawa pertarungan gelar hidup sampai seri terakhir di Valencia. Meskipun awalnya Marc membuat kesalahan, namun menjelang akhir balapan Dovizioso terjatuh dan menyerahkan gelar kembali ke Marc.
Marc berhasil memenangkan enam balapan dan meraih 298 poin untuk merebut kembali gelar miliknya.
2018 Tahun yang Mudah
Musim 2018 dibuka dengan duel antara Andrea Dovizioso dan Marc Marquez di GP Qatar. Pada balapan pembuka itu, terlihat semangat balas dendam Dovizioso atas kekalahannya tahun lalu.
Mereka berdua saling salip menyalip sampai bendera finish dikibarkan. Valentino Rossi menyusul dibelakang.
Namun berbeda di tahun-tahun sebelumnya (kecuali 2014) dimana Marc masih mendapatkan perlawanan yang ketat, musim 2018 bisa dibilang Marc menang mudah.
Andrea Dovizioso tidak bisa memberikan perlawanan sesengit tahun 2017. Dovizioso hanya mampu untuk memenangkan empat balapan dan duduk nyaman di peringkat dua.

Di akhir musim, Marc kembali merebut gelar kali ini dengan sembilan kemenangan dan 321 poin. Sementara Dovizioso yang merupakan saingan utama Marc duduk diperingkat dua dengan 245 poin.
Valentino Rossi duduk diperingkat ketiga tanpa kemenangan dan 198 poin.
2019 Dominasi Total
2019 adalah tahun dominasi total Marc Marquez. Sepanjang tahun Marc hampir tidak pernah absen di podium dan tidak pernah finish lebih rendah dari peringkat dua.
Pada musim ini Marc hanya sekali tidak finish, yakni pada GP America 2019 karena terjatuh. Sesudahnya, Marc selalu ada di peringkat satu atau dua.
Ada beberapa balapan ketat di musim 2019 ini, GP Qatar melawan Dovizioso, GP Inggris melawan Alex Rins dan GP Austria melawan Dovizioso dan beberapa duel melawan Quartararo, meski Quartararo tidak pernah menang sekalipun.
Musim 2019, Marc meraih 12 kemenangan dan 420 poin. Mengalahkan rekor poin terbanyak yang sebelumnya diraih oleh Jorge Lorenzo pada 2010 dengan 383 poin.

Dengan dominasi pada musim 2019 ini, semua orang tidak akan menyangka apa yang akan terjadi pada tahun 2020 kedepannya.
2020 Cedera
Musim 2020 terpaksa ditunda karena mewabahnya Covid-19. Meski GP Qatar rapat terlaksana namun kelas Motogp tidak balapan di Qatar.
Musim 2020 kemudian akan berlangsung dipertengahan tahun setelah beberapa sirkuit mengundurkan diri dan Motogp untuk pertama kalinya dalam beberapa Decade hanya akan balapan di Eropa.
Musim dimulai di GP Spanyol di sirkuit Jerez. Marquez menagalami kecelakaan saat Tengah mengejar Fabio Quatararo yang sedang memimpin balapan.
Akibat kecelakaan ini, Marc mengalami cedera patah bahu yang membuatnya absen di sepanjang sisa musim.

Sempat mengusahakan comeback, namun cedera yang tidak kunjung sembuh akhirnya membuat Marc memutuskan untuk fokus sembuh terlebih dahulu dan comeback di 2021.
2021 Comeback yang Cukup
Musim 2021, sesudah absen di dua balapan pertama. Marc akhirnya comeback di GP Portugis dimana dia finish diposisi tujuh.
Setelah itu di GP Jerez Marc finish di posisi sembilan. Walau setelah itu selama tiga balapan berturut-turut Marc terjatuh dan tidak menyelesaikan balapan. Marc kemudian meraih kemenangan pertamanya sejak GP Valencia 2019 di GP German 2021.
Marc kemudian meraih dua kemenangan lain di GP America dan di GP Misano. Meski mulai kembali memenangkan balapan, harapan Marquez untuk memenangkan kejuaraan sudah kandas.

Sehingga Marc memilih untuk tidak balapan di dua balapan terakhir untuk kembali berfokus pada rehabilitasi dan menjalani operasi ulang.
Pada musim ini, Marc terjatuh lebih dari 20 kali di 14 balapan. Dimana Marc selalu melindungi tangan kanannya saat jatuh.
Beberapa kecelakaan Marc ini adalah low side yang sering dapat Marc perbaiki sebelum tangannya cedera.
Namun semenjak cedera, Marc lebih sering membiarkan dirinya jatuh dan melindungi tangan kanannya.
Marc kemudian menyelesaikan musim 2021 diperingkat tujuh klasemen akhir,
2022 Honda Buat Motor Baru, Bencana untuk Marc
Pada musim 2022, Honda memutuskan untuk membuat motor baru yang cocok dipakai oleh semua pembalap.
Namun proyek yang dipimpin Pol Espargaro ini tidak berjalan dengan lancar. Bukannya mudah dikendarai semua pembalapnya, motor Honda malah semakin sulit dipahami termasuk oleh Marquez.
Jika pada motor sebelumnya, setidaknya Marquez mampu dan nyaman untuk membawanya. Namun motor baru ini tidak bisa memenuhi standar Marquez.
Podium di posisi tiga yang diraih oleh Pol Espargaro dan podium posisi dua yang diraih Marc adalah dua podium yang diraih Repsol Honda di sepanjang tahun 2022.
Marc sendiri banyak absen di sepanjang 2022. Cendera yang kambuh serta operasi ulang membuat Marc banyak absen pada musim 2022 ini.
Pada akhir musim, Marc hanya dapat meraih satu podium dan duduk diperingkat 13 klasemen akhir.
2023 Time to Say Good Bye to Honda
Pada musim 2023 ini, Marc tidak dapat mencetak poin sampai GP Austria 2023 yang ada dipertengah musim.
Marc kemudian berhasil meraih podium di GP Jepang di sirkuit Motegi Jepang. Marc kemudian memutuskan untuk berpisah dengan Honda setelah GP Jepang.

Performa Honda yang tidak kunjung bagus dan keinginan Marc untuk kembali meraih gelar juara membuat Marc dan Honda akhirnya berpisah.
Sesudah 11 musim, 59 kemenangan. 101 podium dan enam gelar juara. Kini Marc dan Honda berpisah.
Sudah diumumkan pada tanggal 12 Oktober bahwa Marc akhirnya berlabuh ke Gresini Racing untuk musim 2024. Belum ada kejelasan siapa yang akan menjadi pengganti Marc di Honda.