Tatkala mobil dan pembalap dari tim lain sudah tidak bisa menghentikan laju, karena saking kompetitifnya mobil suatu tim, maka lawan yang paling ideal dan bisa menandingi adalah rekan setim sendiri. Itu adalah hal yang tidak bisa di tawar-tawar lagi.
Apalagi kalau tim tersebut tidak menerapkan tim order. Kejadian pada Ayrton Senna dan Alain Prost di Mclaren masa lampau cukup bisa dijadikan contoh, betapa sengitnya persaingan dengan rekan setim. Jauh lebih sengit dari persaingan dengan tim lawan. Hal ini terjadi karena diantara mereka berdua, ingin membuktikan bahwa dia adalah pembalap yang terhebat yang ada di tim.
Itulah yang terjadi pada Lewis Hamilton dan Nico Rosberg. Kisah persaingan mereka bermula tatkala Lewis Hamilton pindah ke Mercedes dari Mclaren setelah lima tahun berada di tim asal woking tersebut. Awal masuk Mercedes, Lewis hanya tanda tangan untuk tiga musim lamanya. Saat itu Mercedes baru tiga tahun pula debut di Formula 1. Masih relatif baru, kendati sudah belasan tahun memasok mesin untuk Mclaren, tapi secara keseluruhan, Mercy adalah tim baru.
Langkah Lewis masuk tim ini adalah hal yang spekulatif. Karena bagaimanapun juga, Mercedes saat itu belum bisa membuktikan apapun di arena Formula 1. Terbukti dengan pembalap sekaliber Michael Schumacher pun, mereka belum memperoleh raihan yang berarti. Mercedes belum bisa menunjukkan hasil yang positif.
Sedangkan di Mclaren, Lewis mampu bersinar laksana mutiara hitam. Dengan segudang pengalaman di lintasan balap, serta kemampuan membalap Lewis Hamilton, Mclaren mampu mengangkat Lewis Hamilton sebagai juara dunia tahun 2008. Tak menunggu lama buat Lewis untuk bisa membuktikan diri, di tahun pertamanya ( 2007) Lewis bahkan sudah bertengger di runner up klasemen akhir pembalap. Itupun kalau tidak ada ‘perang dingin’ dengan rekan setimnya, Fernando Alonso, seharusnya Lewis sudah mampu mereguk kemenangan di tahun pertama.
Jelas performa Mclaren ( dan Lewis) tak bisa diragukan lagi.
Sekali lagi pindah ke Mercedes bukan hal mudah buat Lewis. Selain karena Mercedes masih merupakan tim baru, juga disana Lewis ketemu Nico Rosberg!
Yup, Nico Rosberg lebih dulu berada di tim silver asal Jerman. Awalnya tandem dengan Michael Schumacher, tapi setelah Schumacher mengakhiri karir di Mercedes, Lewis masuk dipasangkan dengan Lewis.
Tapi lagi-lagi keberuntungan berpihak ke Lewis! Skenarionya hampir sama ketika Lewis berada di Mclaren. Menggebrak di musim kedua dengan meraih titel juara pada musim 2014. Saat itu era mesin hybrid baru saja dimulai. Dan dimulailah pula ‘permusuhan’ mereka.
Kalau pihak lain menilai tentang persaingan mereka, maka Toto Wolff pun mengakui, bahwa terjadi satu persaingan ketat di antara dua jagoan nya tersebut. Malah persaingan itu memanas. Mereka tidak mengenal istilah team mate. Mereka menyatakan bahwa yang dihadapannya itu competitor satu sama lain. Lewis menganggap Nico sebagai competitor, pun sebaiknya.
Ditambah lagi, tidak ada istilah tam order di Mercedes. Semakin meruncinglah persaingan mereka berdua.
Pihak Mercedes tidak berusaha meredam, mereka mengatakan, siapapun boleh juara di tim itu. Artinya, mereka akan menyukai pembalap yang lebih cepat di tim. Tak peduli Lewis atau Nico. hanya saja, Mercedes memberi satu garis besar selama mereka berkompetisi yang harus dipegang pembalapnya, tidak boleh saling membahayakan satu sama lain. Satu hal penting lain adalah, mereka disana menang untuk Mercedes, selain untuk dirinya sendiri.
Tapi apa gunanya aturan kalau pada akhirnya mereka berdua tetap menjadi yang pertama dengan segala cara. Pada kejadian GP Belgia. Saat itu Rosberg mencoba melibas Lewis dari sisi luar. Tapi saking dekatnya, wing depan Nico mengenai roda Lewis. Pada kejadian itu Lewis tidak bisa meneruskan lomba pada lap ke 38. Sedangkan Nico bisa mengakhiri balapan karena telah mengganti komponen yang rusak ( sayap)
Tak urung, Toto Wolff kayak orang kebakaran jenggot. Wolff mengecam habis-habisan pembalap Jerman tersebut. Akhirnya WDC 2014 di gondol Lewis.
Musim 2015 dominasi Lewis masih belum bisa dipatahkan oleh siapapun yang ada di trek saat itu. Antara Lewis dan mesin hybrid Mercedes tak terbendung oleh siapapun, termasuk oleh Nico Rosberg. Sepuluh dari sembilan belas lomba di menangi oleh Lewis.
DI akhir musim, Lewis mengukuhkan kemenangan ketiganya. Kemenangan pertama bersama Mclaren, kedua dan ketiga di Mercedes.
Musim 2016 tak ada tanda-tanda bahwa hubungan kedua pembalap itu mengalami perbaikan. Yang ada justru semakin memanas.
Insiden yang paling fenomenal yang dikenang publik pecinta F1 adalah GP Spanyol.
Lewis yang saat itu memulai lomba dari posisi pertama, kehilangan posisinya sesaat setelah Nico menyalipnya. Tapi dengan alasan teknis, mobil Rosberg melambat dan membuang ke arah kanan. Saat yang sama, Lewis berada di sisi kanan Nico dan ta mampu menghindari tabrakan. Keduanya mengalami insiden.
Mobil Lewis terpental ke rerumputan yang berada di sebelah kanan lintasan, mereka berdua lalu bertabrakan dengan keras dan mengalami kerusakan fatal. Tak urung hal itu membuat Lewis marah. Publik pun mengecam Nico. saking marahnya, Lewis sampai membanting lingkar kemudi.
Lagi-lagi Nico berkilah, bahwa itu bukan kesalahannya. Nico pun marah pada kejadian itu. Musim itu pula musim terakhir persaingan mereka. Karena setelah memastikan diri menggondol gelar juara 2016, Nico Rosberg memutuskan pensiun dari kerasnya persaingan di trek.