
Mungkin sudah ratusan media tanah air membahas kecanggihan Formula 1. Sebagai salah satu bagian dari peradaban, Formula 1 memang selalu mengundang decak kagum. Beragam teknologi baru yang nantinya diterapkan di kendaraan masal ditemukan di arena balap nomor wahid ini. Saking canggihnya, banyak julukan media untuk ajang ini. Jet darat, sirkus termahal, sirkus glamour, drivernya dijuluki sebagai pilot.
Hiperbola-hiperbola tentang penyebutan arena Formula 1 inilah yang salah satunya menarik minat orang untuk menonton ajang jet darat ini. Ada banyak fakta tentang arena balapan Formula 1. Dan salah satunya kebanyakan orang Indonesia belum mengetahui, karena memang pertama kali kami membahasnya di media online! Apa itu?
Yuk, simak fakta-fakta keren dan menakjubkan ini.
Aerodinamika
Kalau pesawat komersial semacam Boeing (baca: Buing) 737-800 Max bisa take off pada kecepatan sekitar 130Knots atau 250km/jam, maka Mobil F1 , seandainya mesin bisa bekerja melawan gravitasi, bisa berjalan nempel terbalik di atap terowongan Monako pada kecepatan 160km/jam.
Dengan kata lain, pada Boeing 737-800Max, sistem aerodinamikanya bisa menghasilkan gaya angkat sebesar bobot pesawat pada kecepatan 130knots atau 250km/jam. Dan mobil F1, dengan sistem aerodinamikanya, bisa menghasilkan gaya tekan kebawah atau downforce sebesar bobot mobil searah gravitasi, pada kecepatan 160km/jam. Gaya tekan inilah yang menghasilkan grip atau daya cengkeram luar biasa!
Inilah yang disebut banyak orang bahwa F1 adalah luar biasa. F1 lebih dari sekedar mobil balap. F1 merupakan puncak dari teknologi kendaraan. Bukan hanya kendaraan darat, tapi konsep aerodinamikanya di klaim jauh lebih rumit dari aerodinamika pesawat udara.
Kalian pernah melihat desain melengkung pada ujung sayap pesawat? Yap, itu adalah winglet! Di beberapa seri di Airbus namanya wingtip. Prinsip kerjanya sama dengan desain sayap depan mobil F1. Siapa yang meniru siapa yang ditiru?
Walau belum jelas siapa yang meniru siapa yang ditiru, yang jelas, Renault F1 pernah terlibat kerjasama dengan perusahaan Boeing.
Setidaknya hal itu pernah disampaikan Adam Millers, vice presiden Boeing Venture waktu itu pada sekitar tahun 2004.
“Boeing Phantom Works telah menjalin hubungan penelitian di seluruh dunia sebagai bagian dari upaya kami untuk menemukan teknologi dan proses baru untuk meningkatkan produk dan layanan kedirgantaraan,” kata Miller Adams, wakil presiden Boeing Technology Ventures, unit Phantom Works.
“Ada kesamaan menarik antara teknologi yang dibutuhkan untuk mengembangkan mobil balap Formula 1 dan produk luar angkasa.” Begitu seperti di kutip dari media room boeing.
Bukan hanya Renault, tercatat Williams, Tim biru asal Inggris juga pernah terlibat kerjasama dengan BAE System. For your info, BAE System adalah perusahaan yang memproduksi Jet tempur Harrier. Harrier adalah jenis pesawat tempur yang bisa take of secara vertikal.
Jadi bisa disimpulkan, selain sumbangsih terhadap mobil, ternyata desain Formula 1 juga memberi kontribusi pada desain pesawat, lebih terutama pada sistem aerodinamika.

Speed
Fakta selanjutnya adalah betapa cepat mobil Formula 1. Siapapun tahu itu. Bahwa akselerasi mobil F1 dari diam ke kecepatan 160 km/jam cuma butuh waktu kurang dari tiga detik. Selanjutnya dengan sistem pengereman yang luar biasa canggih, sanggup membuat mobil berhenti kurang dari dua detik. Jadi dari stop-go-stop, cuma butuh waktu empat detik!
Engine
Dengan kekuatan dan kedahsyatannya, putaran mesin Formula 1 mencapai 18.000 RPM. Kendati begitu, hal itu tidak akan bertahan lama. Mobil Formula 1 tidak dirancang untuk awet seperti halnya mobil umum. Mesin Formula 1 akan meledak ketika di porsir dalam waktu lebih dari dua jam saja. Bayangkan, mobil masal meski dipakai belasan tahun pun masih ‘aman’ dengan perawatan yang benar.
Kalau kalia pernah beli mobil baru, itu bukanlah hasil yang seratus persen sempurna. Di tiap barang produksi pasti ada yang namanya missed, kesalahan produksi. Paling tidak mobil yang dijual berpeluang mengalami kesalahan produksi 0.01 persen.
Tapi mobil Formula 1 tidak bisa menolerir kesalahan walau sekecil itu. Dengan jumlah total mencapai 80.000 komponen , apabila terdapat kesalahan sebesar kesalahan mobil masal, maka Formula 1 tidaklah sempurna. Hanya akan mengeluarkan kemampuannya sebesar 80%. Jadi bisa dipastikan, mobil para juara hampir tanpa cacat! Satu hal yang tidak ada di roadcar.
Ban/Tyre
Pada kondisi trek kering, maka diperlukan ban kering. Ban kering pada formula 1 akan mencapai kemampuan terbaiknya ketika suhu 900-1200 derajat. Menjelang balapan, pada sesi starting grid, pebalap berusaha memanaskan ban dengan melakukan manuver zig zag. Bukannya belagu, tapi itu adalah salah satu usaha untuk mencapai suhu ideal lebih cepat.
Dan di setiap akhir balapan, bobot ban berkurang sebesar 0.5 kg.
Mobil F1 tidak untuk santai
Mesin mobil Formula 1 tidak dapat berputar dibawah 3000rpm lebih dari tiga menit, atau dia akan meledak. Makanya waktu berjalan pelan pun para pilot sering geber-geber gas. Seperti poin sebelumnya, mereka melakukan itu bukan untuk belagu ya.
SASIS
Sasis Formula 1 hanya seberat 30kg! Tapi mampu menahan berat akibat Downforce sebesar 2000kg alias 2 ton. Sasis ini sebelum dipasang mesin, suspensi dan segala tetek bengeknya berbentuk seperti bathtube. Terbuat dari serat karbon yang memiliki rigiditas yang tinggi serta kuat menahan benturan. Semakin rigid satu sasis, semakin bagus agar bisa menterjemahkan segala fungsi, termasuk aerodinamika mobil.
KAPASITAS MESIN, MATERIAL DAN KEMAMPUAN MESIN
Mesin Formula 1 modern hanya berkapasitas 1600 CC, dilengkapi turbo dan motor listrik sebagai energi induksi. Tapi bisa menghasilkan tenaga total sampai 1000 horse power dengan top speed 340km/jam. Pada roadcar massal, tenaga segini hanya bisa di dapat pada mesin 6000cc. Kenapa begitu jauh bedanya?
Kuncinya ada di material mesin. Yap, material mesin mobil Formula 1 beda dengan roadcar. Salah satunya, yang sekarang sudah dilarang, adalah Berilium. Penjelasannya sudah ada di video terdahulu.
Biaya penyelenggaraan yang selangit
Yang terakhir adalah biaya penyelenggaraan. Sebagai sirkus glamour, masalah duit menjadi hal yang sangat penting. Sebagia yang utama. Pertama, kalau satu negara ingin menggelar balapan, maka wajib membayar komitmen ( Vary by country) sebesar 1,1 trilyun rupiah! Itu untuk izin penyelnggaraan di Indonesia. Untuk negara lain bisa lebih rendah, bisa lebih tinggi.
Biaya itu hanya commitment fee ya!
Biaya belum termasuk pembangunan infrastruktur. Biaya pembangunan aspal lintasan yang sesuai dengan standar yang di tetapkan FIA, apabila kondisi aspal belum sesuai standar.
Jangan lupa juga, biaya ‘pindahan’ tim-tim kontestan ke sirkuit tujuan. Biaya penerbangan, kargo, penginapan para staff tim, pebalap, bos-bos tim. Kalau ada 21 seri balapan dalam 1 tahun ?