Sungguh sulit membayangkan situasi buruk yang menimpa 9 kali juara dunia Valentino Rossi dalam tahun terkhirnya bersma tim pabrikan Yamaha sebelum akhirnya tahun depan dia pindah ke tim satelit Petronas SRT.
Rossi menempati urutan ke 15 di klasemen akhir dengan hanya memperoleh satu podium dan enam balapan tanpa poin, cukup pantas jika tahun ini adalah tahun yang paling sulit bagi Rossi.
Tahun ini adalah finish terburuknya di dalam 25 tahun karir balapnya sebagai seorang pembalap grand prix,
Dan ada faktor-faktor besar yang menjelaskan kenapa musim ini menjadi sangat kacau bagi Rossi.
- Covid 19
Tentu saja, hasil musim balap Valentiono Rossi tidak akan bisa terlepas dari pandemi covid 19, jadi faktor ini bisa disingkirkan terlebi dahulu. Rossi menjadi salah satu pembalap MotoGP yang mendapat dampak paling buruk karena virus tersebut, Rossi diperkirakan terkena virus diantara seri balap Prancis dan Spanyol sehingga melewatkan dua seri balap di Aragon.
Rossi Menjadi salah satu pembalap yang tidak hanya terkonfirmasi covid 19 namun juga menunjukan gejalanya, Rossi menjadi kehilangan momen berharga ketika dia butuh mengembalikan performa buruknya setelah tiga kali gagal finis di Misano, Barcelano, dan Le Mans.
Karena Rossi tidak pernah menyukai sirkuit Motorland Aragon, dua seri balap di sana mungkin tidak bisa menjadi kesempatan terbaiknya untuk menemukan kembali performa terbaiknya tahun ini.
Tapi di dalam jadwal musim balap yang intens ini, penampilan setiap menit di lintasan itu sangat berharga untuk mengumpulkan data karena Yamaha sedang berusaha melakukan peningkatan performa.
Kemudian Rossi juga tidak beruntung di Valencia, ketika dia terkonfirmasi positif palsu covid 19 yang membuatnya tidak bisa mengikuti Free Practice di hari jumat. Ini merupakan Sebuah kesempatan yang baik untuk pembalap Amerika Garret Gerloff untuk menunjukan dirinya di panggung dunia, sebaliknya Rossi justru kehilangan kesempatan yang sangat dia butuhkan.
- Motor Yamaha M1
Musim 2020 adalah sebuah bencana bagi Yamaha, setelah memulai musim ini dengan 2 kali kemenangan di Jerez untuk pembalap tim satelit petronas Fabio Quartararo, namun semua keberhasilan itu menurun drastis, dan musim ini Yamaha hanya diselamatkan oleh kemenangan yang terlambat dan posisi kedua klasmen pembalap MotoGP yang diraih oleh Franco Morbidelli dengan motor tahun lalu.
Yang dialami Rossi juga sama dengan Quartararo dan Vinales, yaitu menderita masalah cengkraman yang membuat dia kurang kompetitif seperti yang dia mau.
Masalah yang diyakini sudah teratasi selama musim dingin oleh Vianles dan Rossi tahun lalu, ternyata muncul kembali, artinya jika kondisi lintasan tidak ideal maka performa mereka tidak akan maksimal.
Rossi sebagaian besar mengalami masalah yang muncul pada motornya dan bukan hanya sekali saja terjadi. Seperti yang terjadi pada saat balapan kedua di Jeres ketika dia berhasil meraih podium dengan kondisi lintasan yang panas dan aspal yang baru saja diperbarui, namun ketika Yamaha menjalani balapan di sirkuit lain, motornya kembali kesulitan.
Selama musim dingin ini Yamaha harus bekerja keras untuk memperbaiki masalah tersebut, apabila mereka ingin Rossi bisa membalap dengan lebih baik di tahun depan. Namun, dengan tim yang tidak bisa melakukan modifikasi apa-apa pada mesinnya karena ada regulasi pembekuan mesin guna penghematan dana, yang bisa Yamaha lakukan adalah peningkatan pada sisi elektronik dan desain sasis motornya, hal ini membuat tim sibuk bekerja di masa libur musim dingin demi kepentingan pembalap.
- Jafwal Balap MotoGP 2020
Masalah yang dialami Yamaha M1 ini terkait juga dengan kalender balap 2020, yang mana menyebabkan sirkuit yang menguntungkan Yamaha tidak digelar atau terpaksa digelar dari jadwal yang seharusnya karena ada pandemi ini, sehingga hal ini memengaruhi kondisi lintasan.
Grip ataupun suhu lintasan yang berbeda, tampaknya juga berpengaruh pada tiap tiap motor. Motor Yamaha hampir tidak terkalahkan saat ada banyak grip, namun saat tidak ada grip di lintasan motor Yamaha sangat menderita. Dan di kalender balap 2020 ini situasinya lebih sering seperti itu.
Sirkuit Le Mans dan Aragon keduanya dilaksanakan bukan dibulan Mei dan September seperti tahun lalu tapi di bulan oktober, sedangkan sirkuit Jerez digelar lebih lambat dari biasanya yaitu di puncak musim panas di bulan Juli, dan GP Barcelona digelar 3 bulan lebih setelahnya. Hal ini tentu merubah karakteristik di lintasan sehingga motor M1 yang seharusnya cepat malah tidak bisa menunjukan performa terbaiknya, inilah yang membuat Rossi berjuang mati-matian bersama dengan rekan rekan Yamahanya.
Untuk Rossi jadi Lebih buruk karena kehilangan kesempatan untuk bersinar di lintasan favoritnya seperti di sirkuit Silverstone, Philip Island, Mugello dan untuk pertama kalinya dalam 71 tahun sirkuit Assen tidak menjadi tuan rumah gelaran MotoGP, dan digantikan dengan balapan back-to-back di sirkuit yang idak terlalu disukai oleh Valentino Rossi seperti di Valencia dan Redbull Ring.
- Masalah Pada Mesin
Kerusakan mesin motor Yamaha di seri balap pembuka dan pembatasan mesin juga menjadi faktor kunci dalam menurunnya performa Valentino Rossi. Rossi hanya bisa mendapatkan poin berharga di awal musim dan kemudian tidak mendapatkan apa-apa di sisa akhir musimnya.
Dia adalah pembalap pertama yang menderita di balapan pertama karena gagal menyelesaikan balapan di Jerez ketika lampu peringatan menyala di motornya dan memaksanya untuk menepi. Ini adalah sebuah konsekuensi dari katup mesin baru yang dipasangkan ke motor Yamaha 2020, hal itulah yang membuat pabrikan-pabrikan lain menilai itu adalah sebuah tindakan ilegal .
Itu juga berarti pembatasan harus diberlakukan selama sisa tahun ini dengan hanya memakai tiga mesin untuk 13 balapan,. Namun di satu sisi ini juga menunjukan kehandalan dari mesin Yamaha karena biasanya mesin MotoGP hanya bisa digunakan 3 seri balap.
Pembatasan RPM pun dilakukan demi membuat mesin ini bisa memperpanjang masa pakainya, akibatnya horse power motor Rossi menurun jauh. Membuatnya sulit untuk menyalip di lintasan lurus, yang artinya dia harus mengambil resiko lebih untuk menyalip dan mendorong lebih keras untuk mempertahankan corner speed motornya.
Mungkin itu sebabnya Rossi sampai crash di empat balapan berturut-turut.
- Kemampuan Rossi Menurun
Memang fakta bahwa Valentino Rossi sekarang berusia 41 tahun dan sudah melewati masa jayanya. Dengan absennya Andrea Dovisioso dan Cal Crutchlow, Rossi sekarang 10 tahun lebih tua dari Pembalap tertua kedua di grid MotoGP dan mungkin dia masih cukup cepat namun tetap saja dia tidak secepat dulu.
Valentino Rossi sekarang sudah tidak sepresisi ketika muda dan kemampuan motoriknya tidak sebagus dulu. Memang masih sulit menyebut Rossi sudah tidak pantas lagi mendapat tempat di grid MotoGP , tapi menyebut dirinya sebagai pembalap yang selalu memperebutkan podium di setiap seri balapan tampaknya tidak tepat di masa masanya yang sekarang.
- Rival rivalnya yang semakin kuat
Seiring berjalannya waktu Rossi semakin banyak mendapatkan rival yang usianya jauh lebih muda. Saat ini Usianya lebih pantas sebagai ayah dari pada menjadi pesaing mereka. Usia rossi adalah dua kali lipatnya usia Quartararo yang meruapakan pembalap muda yang sangat lapar akan kemenanga dan lebih ambisius dalam menekan motornya sampai limit.
Pembalap-pembalap senior seperti Casey Stoner sudah digantikan dengan pebalap-pebalap lain yang baru, begitupun dengan Dani Pedrosa.
Rossi akan mengalami masa-masa sulit kedepannya, kecuali Yamaha berhasil memberikan keajaiban kepada mesin motor Yamaha M1.