Subscribe
Starting Grid
  • Home
  • Story
  • Inside GP
  • Analisa
  • Teknologi
  • List
  • Formula 1
No Result
View All Result
  • Home
  • Story
  • Inside GP
  • Analisa
  • Teknologi
  • List
  • Formula 1
No Result
View All Result
Starting Grid
Home Story

Ducati Desmosedici GP07, Hasil Penggabungan 20 Motor Ducati

Ini Dia Motor Paling Sukses Ducati

Yudha Stya Nugraha by Yudha Stya Nugraha
16 Maret 2023
in Tak Berkategori
Reading Time: 4 mins read
303 23
0
Ducati Desmosedici GP07, Hasil Penggabungan 20 Motor Ducati
1k
SHARES
5.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Selama era Motogp empat tak modern yang dimulai sejak tahun 2002, sudah ada tiga kali perubahan regulasi besar.

Pertama adalah perubahan besar-besaran dari motor dua tak 500cc ke empat tak 990cc pada 2002. Kedua adalah perubahan kapasitas dari 990cc ke 800cc pada 2007, dan ketiga adalah perubahan kapasitas dari 800cc ke 1000cc pada 2012.

2002, jadi tahun terakhir GP500 dua tak

Masing-masing perubahan regulasi menyebabkan perubahan peta kekuatan antar pabrikan dan memunculkan motor-motor baru yang mendominasi.

Perubahan regulasi pada tahun 2002 memunculkan RC211V sebagai motor paling mendominasi

Valentino Rossi dan Tohru Ukawa, menunggang RC211V pada 2002. Sumber: Motogp.com

Perubahan regulasi tahun 2012 memunculkan RC213V sebagai motor yang mendominasi dan perubahan regulasi pada tahun 2007 memunculkan Desmosedici GP07 sebagai motor yang mendominasi.

Marc Marquez, mengendarai RC213V pada 2013. Sumber: Motogp.com

Masing-masing motor memiliki kisah pengembangan yang unik, tapi bisa dibilang kalau yang menjadi kejutan paling besar adalah Ducati Desmosedici GP07.

Casey Stoner, menunggang Ducati Desmosedici GP07 pada 2007. Sumber: Motogp.com

Berbeda dari pabrikan lain yang baru mengembangkan motor 800cc pada akhir musim 2006, Ducati sudah memulai pengembangan dari awal tahun 2006.

Menyebabkan GP07 memiliki waktu dan data tes terbanyak dibandingkan motor-motor 800cc pabrikan lain.

Hasilnya, GP07 muncul sebagai motor paling dominan di tahun 2007, mengalahkan Yamaha dan Honda yang diperkuat oleh mantan-mantan Juara Dunia.

Jadi seperti cerita GP07 di musim 2007? Mari kita lihat.

 

Hasil dari Pengembangan dari 20 Motor

Ducati memulai pengembangan GP07 jauh sebelum pabrikan lain. Prototype pertama GP07 bahkan diuji pada bulan Mei 2006 dan pada bulan Agustus 2006, Ducati sudah membuat 20 mesin.

20 Mesin tersebut berkonfigurasi V4 Engine 90 derajat 800cc berteknologi Desmodromic Valve yang dikembangkan dengan basis model 990cc GP06.

Desmosedici GP06, jadi basis pengembangan. Sumber: Motogp.com

Saat sesi uji coba resmi yang diselenggarakan sesudah gelaran GP Ceko 2006, GP07 di tes oleh pembalap pabrikan Loris Capirossi. Hasilnya, Capirossi hanya 1.4 detik lebih lambat dari catatan GP06 yang bermesin 990cc.

Jelas performa GP07 ini membuat pabrikan lain ketar-ketir, terutama Honda dan Yamaha. Filipo Preziosi yang waktu itu menjabat sebagai general manager Ducati mengungkapkan.

Bahwa kunci dari performa GP07 ini adalah melimpahnya data mesin Desmodromic V4 yang sudah Ducati kumpulkan pada era 990cc dan data itu sangat membantu pengembangan mesin 800cc mereka.

Filippo Preziosi. Sumber: Motogp.com

Selain itu, Preziosi juga mengungkapkan dengan kapasitas mesin yang lebih kecil, Ducati mampu membuat performa mesin yang lebih seimbang dan membuatnya menjadi lebih hemat bahan bakar.

“Ini (GP07) memberikan kami kesimbangan antara performa yang baik dan konsumsi bahan bakar yang lebih effisien. Saat di putaran mesin rendah dan menengah, mesin menyerap power yang lebih sedikit di lubang valve dan itu membuat konsumsi bahan bakar bisa ditekan.” Kata Preziosi (dikutip dari Crash.com).

Pada akhir tahap pengembangan, Ducati akhirnya melebur dua puluh mesin Desmodromic 800cc mereka itu dan menciptakan satu motor yang ideal bagi mereka, GP07 pun resmi lahir.

Prototype GP07 sedang di uji oleh Casey Stoner. Sumber: Motogp.com

Dikemudikan oleh Casey Stoner

Pada akhir musim 2006, Ducati akhirnya memutus kontrak dengan salah satu pembalap mereka, Sete Gibernau.

Gibernau bersama manager tim Ducati waktu itu, Livio Suppo. Sumber: CRASH.ID

Gibernau sendiri mengalami kesulitan untuk kompetitif di musim 2006 dikarenakan cedera. Karena itu akhirnya Ducati memutuskan untuk merekrut talenta baru, Casey Stoner.

Stoner yang datang dari tim LCR Honda waktu itu merupakan pembalap debutan terbaik nomor dua pada musim 2006, Stoner hanya kalah dari Dani Pedrosa yang membela Repsol Honda.

Stoner. menunggang RC211V milik LCR Honda. Sumber: Motogp.com

Sebelumnya bersama LCR Honda, Stoner sudah mampu untuk finish di podium. Tepatnya pada gelaran GP Turki 2007, saat Stoner mampu finish di posisi dua.

Bergabung dengan Ducati, Stoner mengejutkan paddock Motogp saat berhasil memenangi seri pembuka di Losail Qatar.

 

Stoner, berhasil menang di GP Qatar 2007. Sumber: Motogp.com

Stoner mampu mengasapi juara dunia Motogp lima kali (saat itu), Valentino Rossi dengan gap hampir tiga detik.

Gaya balap Stoner yang unik dan sulit ditiru, digabungkan dengan GP07 yang sudah dikembangkan Ducati selama 15 bulan, mampu untuk membuat Ducati berada di garis depan.

Stoner sendiri memang terkenal dengan gaya balap yang unik, banyak orang sampai menyebutnya punya talenta yang aneh.

Danilo Petrucci pernah mengatakan bahwa Stoner hampir tidak pernah menggunakan rem depan saat menikung. Saat menikung, Stoner menstabilkan bagian depan motor murni dari daya cengkram ban.

“Masalahnya adalah, dia seorang pembalap yang tidak menggunakan rem depan dan menempatkan semuanya dalam akselerasi motor. Sedangkan saya melakukan yang sebaliknya.” Kata Petrucci (dikutip dari Sport Sindo News)

Stoner lebih sering mengerem dengan rem belakang hingga limit, menyebabkan motor mengalami slide yang parah. Namun justru Stoner malah merasa nyaman saat motornya mengalami slide.

“Saya melepas gas untuk sedikit memberikan tekanan ke bagian depan dan membuka gas secepat saya bisa mengerem dengan rem belakang.” Kata Stoner saat dia menjelaskan cara menikungnya di sirkuit Philip Island (dikutip dari Bolasport.com)

Stoner, punya gaya balap yang sulit dimengerti banyak oran, termasuk para pesaingnya. Sumber: Motogp.com

Karena itu, Stoner membutuhkan ban dengan daya cengkram bagian depan yang istimewa, dan Ducati saat itu menggunakan ban yang sempurna untuk Stoner, Bridgestone.

 

Ban Bridgestone

Saat itu, Motogp belum menggunakan regulasi one tire manufacture yang membatasi penggunaan merek ban.

Ban di Motogp. Sumber: Motogp.com

Setiap tim punya pilihan merek bannya sendiri-sendiri. Ada tiga merek ban yang hadir pada musim 2007, Michelin, Bridgestone dan Dunlop.

Pada 2007, FIM memberlakukan aturan pembatasan supply ban setiap serinya. Tim yang menggunakan merek ban dan sudah meraih kemenangan pada periode dua tahun (2005-2007) dibatasi hanya boleh mengggunakan 31 ban setiap pekan balap.

31 ban itu terbagi dari 14 ban depan dan 17 ban belakang. Macam kompon juga dibatasi, sehingga pabrikan ban tidak bisa membawa kompon baru saat berganti sirkuit.

Regulasi ini paling merugikan tim yang menggunakan ban Michelin. Michelin sebelumnya terkenal dengan ban yang disesuaikan dengan sirkuit, julukannya adalah Circuit Specific Michelin.

Ban Michelin. Sumber: Motogp.com

Sehingga di setiap seri, Michelin akan membawa kompon ban yang berbeda untuk digunakan pembalap.

Michelin juga punya ban khusus kualifikasi, kompon kualifikasi ini juga dilarang. Sehingga Michelin harus menyediakan kompon ban yang sama pada setiap serinya.

Bridgestone waktu itu memang dikenal punya pilihan kompon yang lebih sedikit, tapi memiliki jangkauan performa yang luas, tidak spesifik di satu sirkuit saja, julukannya adalah Wider Performance Bridgestone.

Ban Bridgestone, sumber: Motogp.com

Sehingga tim-tim yang menggunakan ban Bridgestone sudah terbiasa dengan keterbatasan pilihan kompon ban.

Pabrikan yang bekerja sama dengan Bridgestone waktu itu adalah Ducati, Kawasaki dan Suzuki. Namun karena squad Ducati yang paling besar, arah pengembangan Ban Bridgestone lalu dibuat sesuai dengan arah pengembangan Ducati.

Bridgestone, dikembangkan dengan input Ducati. Sumber: Motogp.com

Sehingga Bridgestone membuatkan ban yang sangat sesuai dengan Ducati GP07 pada saat itu. Selain itu, Bridgestone juga dikenal punya ban depan yang istimewa, sehingga juga klop dengan Stoner.

Stoner yang sebelumnya membela LCR Honda sering mengalami kecelakaan karena kehilangan cekraman ban depan, waktu itu tim LCR menggunakan Michelin.

Kombinasi antar Stoner, Bridgestone dan GP07 ini nantinya akan jadi kunci kejuaraan musim 2007.

 

Jadi Motor Paling Dominan Ducati

Ducati Desmosedici GP07 sampai sekarang memegang rekor sebagai motor Ducati paling dominan di Motogp.

GP07, masih jadi motor paling dominan Ducati. Sumber: Motogp.com

Ducati Desmosedici GP07 berhasil memenangkan 11 balapan, 10 lewat Stoner dan sekali lewat Loris Capirossi. Hasilnya GP07 sanggup membawa pulang gelar tim dan pabrikan.

Loris Capirossi, menang di GP Jepang 2007. Sumber Motogp.com

Jika dibandingkan tahun 2022 dimana Ducati mendominasi musim 2022 dengan 12 kemenangan. Namun model GP22 hanya memenangkan delapan balapan, empat sisanya dimenangkan oleh model GP21.

Sehingga GP07 masih menjadi motor paling dominan Ducati di Motogp. GP07 juga mengantarkan Casey Stoner meraih salah satu selisih poin terbanyak di Motogp.

Stoner menjadi juara dunia pembalap pada musim 2007 dengan 367 poin, meninggalkan Dani Pedrosa di peringkat dua dengan selisih 125 poin.

Dani Pedrosa, jadi pesaing paling dekat Stoner. Sumber: Motogp.com

Stoner bahkan mampu untuk mengunci gelar pada seri GP Jepang di Motegi, empat balapan sebelum seri terakhir.

Stoner, mengunci gelar di GP Jepang dengan empat balapan tersisa. Sumber: Motogp.com

Kesuksesan Ducati GP07 membuka lembaran baru sejarah Motogp yang waktu itu kembali mengalami perubahan regulasi.

Mesin yang powerful, ditambah ban yang sesuai serta pembalap yang berbakat membuat Ducati GP07 mampu untuk mendominasi jalannya Motogp 2007.

Walau butuh waktu lama bagi Ducati untuk mereplika kesuksesan GP07, tapi GP07 menjadi motor pertama Eropa yang mampu untuk mengalahkan pabrikan Jepang dalam beberapa dekade terakhir, sebuah prestasi yang patut dibanggakan.

 

 

 

 

 

Tags: #2007#Danipedrosa#valentinorossiDucatiMotoGP
Share413Tweet258Pin93Scan
Previous Post

Ducati Jangan JUMAWA Dulu, Satu Kelemahan Besar Ini Bisa Dimanfaatkan Yamaha & Aprilia

Next Post

Melihat Deretan Teknologi Baru MotoGP yang Keren & Menarik di Tes Sepang

Related Posts

Melihat Update Komponen Baru di MotoGP Jepang
Analisa

Melihat Update Komponen Baru di MotoGP Jepang

2 Oktober 2023
Fantastic 4, Empat Pembalap Terhebat di Motogp di Tahun 2000an.
Story

Ini Dia Perpindahan Tim Pembalap Motogp yang Paling Besar Dampaknya Pada Kejuaraan

29 September 2023
Fantastic 4, Empat Pembalap Terhebat di Motogp di Tahun 2000an.
Story

Fantastic 4, Empat Pembalap Terhebat di Motogp di Tahun 2000an.

29 September 2023
Lebih Sulit Beradaptasi Ganti Merek Ban daripada Ganti Motor.
Inside GP

Lebih Sulit Beradaptasi Ganti Merek Ban daripada Ganti Motor.

29 September 2023
Colin Edwards, Rekan Setim Valentino Rossi yang Paling Akrab
Story

Colin Edwards, Rekan Setim Valentino Rossi yang Paling Akrab

29 September 2023
Inilah Alasan Kenapa MotoGP era 800cc Masih Lebih Cepat Daripada Superbike
Analisa

Inilah Alasan Kenapa MotoGP era 800cc Masih Lebih Cepat Daripada Superbike

29 September 2023
Next Post
Ini Alasan Kenapa Aprilia RS-GP 2023 Mampu Mengancam Dominasi Ducati

Melihat Deretan Teknologi Baru MotoGP yang Keren & Menarik di Tes Sepang

RC213V 2016, Bahkan Marquez Saja Tidak Suka Motor Ini!

RC213V 2016, Bahkan Marquez Saja Tidak Suka Motor Ini!

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Bermesin Hanya 1600cc, Kenapa Mobil F1 bisa menghasilkan 1000 Horse Power ?

Bermesin Hanya 1600cc, Kenapa Mobil F1 bisa menghasilkan 1000 Horse Power ?

23 Oktober 2022
Menguak Sejarah Penggunaan Brake Lever Protector Dan Fungsi Vitalnya Di MotoGP

Mengupas Tuntas Siapakah The Rain Master Terhebat Di MotoGP

5 Mei 2023
Sirkuit Bersejarah Di MotoGP Yang Kini Tidak Dipakai Lagi (Part 1)

Sirkuit Bersejarah Di MotoGP Yang Kini Tidak Dipakai Lagi (Part 1)

13 Februari 2022

MotoGP Vs Kawasaki H2R! Bisakah MotoGP Kalahkan Kehebatan H2R? Ini Analisanya!

4 Desember 2022

Tim Nastro Azzurro Honda nya Valentino Rossi Sebenarnya Tim Satelit atau Pabrikan ?

9 Juni 2020
Melihat Update Komponen Baru di MotoGP Jepang

Melihat Update Komponen Baru di MotoGP Jepang

2 Oktober 2023
Fantastic 4, Empat Pembalap Terhebat di Motogp di Tahun 2000an.

Ini Dia Perpindahan Tim Pembalap Motogp yang Paling Besar Dampaknya Pada Kejuaraan

29 September 2023
Fantastic 4, Empat Pembalap Terhebat di Motogp di Tahun 2000an.

Fantastic 4, Empat Pembalap Terhebat di Motogp di Tahun 2000an.

29 September 2023
Lebih Sulit Beradaptasi Ganti Merek Ban daripada Ganti Motor.

Lebih Sulit Beradaptasi Ganti Merek Ban daripada Ganti Motor.

29 September 2023
Colin Edwards, Rekan Setim Valentino Rossi yang Paling Akrab

Colin Edwards, Rekan Setim Valentino Rossi yang Paling Akrab

29 September 2023

Popular

  • Kegagalan sebuah tim kaya.

    Kegagalan sebuah tim kaya.

    1761 shares
    Share 704 Tweet 440
  • Mengenal Arm Pump, Momok Menakutkan yang Banyak Dialami Para Pembalap MotoGP

    1304 shares
    Share 522 Tweet 326
  • Cerita Maverick Vinales Pernah Marah dan Mogok Balapan Saat di Moto3

    1093 shares
    Share 437 Tweet 273
  • Schumacher Yang Bukan Schumy.

    1061 shares
    Share 424 Tweet 265
  • Menelisik Sejarah Dan Keunikan Sirkuit Portimao Di MotoGP

    1059 shares
    Share 424 Tweet 265
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
FINIS

© 2021 StartingGrid.id - Informative MotoGP Blog.

  • Login
No Result
View All Result
  • Home
  • Story
  • Inside GP
  • Analisa
  • Teknologi
  • List
  • Formula 1

© 2021 StartingGrid.id - Informative MotoGP Blog.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In