Sirkuit Monza, yang mendapat julukan the temple of speed, masih menyuguhkan drama pada balapan yang di gelar pada tanggal 11 september 2022.
Seperti biasa, Charles Lecrec yang sangat jago kualifikasi masih menunjukkan kehandalannya di sesi kualifikasi yang membuatnya meraih pole positition sekaligus mengukuhnya dirinya sebagai pembalap dengan pole terbanyak ( 8 kali pole ) musim ini. Hal ini semakin mengukuhkan Leclerc sebagai king of qualification.
Leclerc berhasil membuktikan bahwa dia adalah pembalap yang kencang. Setidaknya Leclerc sanggup mengalahkan perlawanan dari Carlos sainz, jr yang merupakan rekan setimnya sendiri, serta gempuran dari duo Redbull.
Lantas bagaimana pada saat klasifikasi (race) berlangsung? Drama! Seperti biasa, bukan Leclerc ( dan Ferrari) namanya kalau nggak bisa menyuguhkan tontonan ‘menghibur’. Tapi kami yakin, hiburan itu bukan sesuatu yang menyenangkan buat Ferrari. Karena walau start pole, tapi toh akhirnya kemenangan diraih oleh Max Verstappen.
Pada balapan di kandang Ferrari tersebut terdapat Sembilan pembalap yang terkena penalty. Termasuk Max Verstappen yang memulai balapan di posisi ke tujuh. Sedangkan Hamilton, tak luput dari penalty akibat pemakaian mesin yang melewati ambang batas yang di tentukan dan harus start di posisi ke Sembilan belas.
George Russel, rekan setim Hamilton menduduki posisi runner up. Ketika balapan di mulai, di barisan depan terdapat duo Mclaren Lando Norris di posisi ketiga, Daniel Ricciardo di posisi keempat. Sangat mengesankan.
Belum sampai lap pertama berakhir, Max Verstappen sudah berhasil naik dua peringkat, yaitu posisi kelima. Pada lap kedua, Verstappen naik lagi di posisi kedua. Dari sini lagi-lagi membuktikan dominasi Redbull belum tertandingi. Predikat sebagai mobil tercepat, serta strategi balap Max Verstappen masih menjadi momok yang paling menakutkan buat lawan-lawannya, even Max harus start di urutan berapapun, rasanya kecepatan RB18 masih mampu mengeksekusi lawan di depannya.
Kecepatan RB18 juga diakui Russel yang kali ini berhasil finish posisi 3 dan ini adalah podium 3 yang ke tujuh kalinya sepanjang musim. Meskipun begitu, seperti di kutip dari Motorsport, Russel mengaku puas dengan hasil balapan.
Yang perlu dicermati adalah perolehan poin Lewis Hamilton. Karena walau start di barisan belakang, toh pada pertengahan balapan juara dunia tujuh kali tersebut berhasil merangsek ke sepuluh besar. Hal ini menunjukkan walau Mercedes belum bisa mengatasi masalah, toh tetap saja mereka bukan tim yang lambat. Walau untuk bisa sekencang musim lalu ( 2021), masih belum bisa. Intinya, mereka belum menemukan paket yang ideal yang bisa menghasilkan kecepatan optimal seperti yang dilakukan Redbull.
Salah satu bukti perlawanan Mercedes terhadap Redbull di tunjukkan oleh Lewis Hamilton yang sempat Battle dengan Sergio Perez, dan akhirnya Hamilton melibas rekan setim Max Verstappen tersebut, sebelum akhirnya drama terjadi pada lap ke 47 ketika mobil Mclaren Daniel Ricciardo mengalami kebocoran oli yang mengharuskan dia berhenti di sisi lintasan dan memicu keluarnya Safety car.
Akhirnya balapan berakhir dengan Safety car dan Max Verstappen mengukuhkan dirinya memenangi balapan.
Kenapa Safety car begitu lama, bahkan sampai balapan berakhir? Ternyata mobil Daniel Ricciardo tidak bisa ‘dinetralkan’ posisi persnelingnya. Maka, tutur juru bicara FIA, tetap memberlakukan Safety car ‘memimpin’ sampai balapan purna.
Pertanyaannya, apakah seandainya balapan berjalan tanpa safety car, Lewis Hamilton bisa memperbaiki posisi? Atau kah justru George Russel akan melibas Ferrari yang dikemudikan Leclerc?
Jawabannya, serba mungkin. Mungkin dari sisi kecepatan, Mercedes masih kalah di bawah Ferrari, akan tetapi strategi yang disuguhkan Ferrari dan biasanya berupa pitstop yang amburadul, yang akan mengacaukan balapan.
Lalu mengerucut ke masalah duo Mercedes, antara George Russel dan lewis Hamilton, mana lebih cepat?
Oke, pada balapan kali ini Russel berhasil finish di urutan ketiga, di dibelakang Charles Leclerc. Sedari awal pun Russel memang di belakang Leclerc. Tapi karena Max yang sangat kencang itu melibas keduanya, maka Russel ada di urutan ketiga. Artinya, kalau dilihat statistic, Russel tidak mengalami perbaikan atau penurunan performa, setidaknya sepanjang 47 lap sebelum akhirnya Safety car keluar.
Hal ini beda dengan Hamilton yang mengawali balapan dari posisi ke delapan belas akibat penalty. Hamilton akhirnya menyelesaikan balapan dengan finish urutan ke lima, artinya, Hamilton perlu perjuangan untuk bisa melibas sebanyak tiga belas pembalap, bahkan sempat battle dengan satu mobil Redbull lagi yang di piloti oleh Sergio perez, dan Hamilton sanggup menungguli Perez di akhir balapan.
Tak ada yang ragu Lewis masih kencang. Tapi performa tim yang membuatnya tidak bisa berbuat banyak. Sekencang apapun pembalap, tidak akan bisa berbuat banyak kalau harus duduk di mobil yang penuh dengan masalah.
Lalu bagaimana peluang mereka berdua?
Well, untuk meraih puncak buat Mercedes rasanya hanya kemustahilan semata. Tapi setidaknya, kalau mereka harus berkompetisi, lawan yang pas adalah Ferrari.
Masalahnya, kalau pun harus melawan Ferrari, bukan Lewis yang diunggulkan, melainkan Russel yang kini bertengger di klasemen empat dengan perolehan 203 poin, sementara di depannya ada Sergio perez dengan 210 poin, sedangkan runner up di isi oleh Charles Leclerc dengan 2019 poin, dan di puncak klasemen Max Verstappen dengan 335 poin.
Jadi kalau harus mengejar WDC, rasanya kedua tim, naik Mercy maupun Ferrari, akan sangat mustahil. Dengan sisa 6 balapan, target Mercedes paling masuk akal adalah runner up pembalap, oleh George Russel, mengingat konsistensi Russel sejauh ini.
Target itu nggak berlebihan, karena gap poin antara Russel dan Perez untuk bisa meraih posisi ketiga hanya butuh 7 poin kejuaraan. Dengan catatatn, bisa konsisten dan mengalahkan Perez di 6 balapan yang tersisa.
Jadi lupakan Hamilton, karena sekarang kompatriot sekaligus rekan setimnya tersebut baru mendulang 168 poin, yang berarti terpaut 35 poin.