
Pada satu masa Ferrari sangat disegani di trek. Trek yang saya maksud adalah uji ketahanan Le mans. Balapan yang digelar selama 24 jam di Le Mans dan Formula 1. Sampai kemudian ada proyek Cosworth yang mematahkan dominasi Ferrari.
Kisah itu dimulai Pada tahun 1963, Ford, secara lebih spesifik Henry Ford II, diliputi kegalauan terkait mobil produksi mereka. Karena mobil-mobil hasil produksi FOrd kurang greget di pasaran. Artinya, Ford mengalami penurunan penjualan yang lumayan drastis. Mobil-mobil Ford kurang digemari dipasaran oleh konsumen yang kebanyakan anak muda saat itu. Sementara mobil-mobil buatan GM ( General Motor) dan Chrysler, semakin meraja dijalanan Amerika karena digemari kawula muda yang notabene target market Ford juga.
Setelah putar otak, akhirnya Henry Ford berencana membeli Ferrari. kebetulan , Ferrari saat itu sedang mengalami kesulitan keuangan. Setelah negosiasi panjang, akhirnya utusan Ford ketemu dengan Enzo.
Tapi ( Sialan!), Enzo mengingkari kesepakatan. Enzo tidak mau menjual Ferrari ke Ford. Enzo lebih memilih FIAT sebagai pemilik Ferrari selanjutnya. Bukan hanya membatalkan, tapi Enzo juga melontarkan kata-kata kasar dan kurang pantas.
Mungkin ini sebagai balasan enzo yang sering mendengar Pihak Ford dengan melontarkan olok-olok, bahwa Ferrari hanyalah gurem, bahwa penjualan Ferrari hasilnya nggak seberapa, secara jumlah duit pendapatan, bahkan lebih kecil dari anggaran belanja toilet paper di pabrik Ford. You know, itu menyakitkan sekali!
Kemarahan Henry Ford adalah isyarat buruk dan mengerikan buat Ferrari ke depannya. Karena selanjutnya Henry Ford II mendirikan divisi balap buat Ford. Dari sinilah riset dan promosi market untuk mobil ford dimulai.
Dan proyek Cosworth DFV salah satu penyumbang keberhasian Ford dalam melibas dominasi Ferrari di lintasan balap. Bukan hanya Formula 1, tapi juga Le Mans.
Mungkin tulisan saya, secara data, sama dangan banyak tulisan lain yang membahas tentang Cosworth DFV ini. Iya, memang sama. Karena saya nulis dengan data yang sama dengan banyak penulis lain. Kalau data saya beda, berarti saya mengada-ada dan mengandung unsur kebohongan. Tapi saya akan membahas dari sudut pandang yang agak beda, dan di akhir tulisan akan saya bahas juga yang melatarbelakangi kenapa mesin ini di rancang, dan kenapa mayoritas tim balap mengandalkan mesin yang legend ini.
Alasan pertama tim-tim Formula 1 memakai mesin ini adalah, mesin ini murah, kuat, dan kompetitif. Ukurannya yang kompak, relatif lebih kecil, serta bobotnya yang enteng tentu menjadi keunggulan tersendiri yang membuat para desainer relatif lebih gampang mengekspresikan karyanya yang nanti dikawinkan dengan mesin Merk Amerika tapi riset di Inggris ini.
Ya, saat itu mesin ini risetnya di Inggris. Secara developmen seperti itu. Pihak Detroit ( Markas besar Ford), tinggal membubuhkan tandatangan untuk menyetujui.
Cosworth sendiri merupakan singkatan dari nama kedua perancangnya. Yaitu Mike Costin dan Keith Duckwoth.
Ikhwal diciptakan mesin ini, salah satunya, adalah jasa Bos Lotus, Colin Chapman. Saat itu Chapman kesulitan mencari pemasok mesin setelah Coventry Climax enggan membuat mesin dengan kapasitas yang lebih besar dari sebelumnya ( 1.500cc). Padahal, selama dipakai dapur pacu Lotus, mesin ini cukup kompetitif. Masalah menghadang ketika regulasi pada 1966 digulirkan oleh FIA, bahwa mesin 3000cc diperbolehkan. Pengumuman itu sendiri disampaikan FIA pada tahun 1965, dan 1966 sebagai pemberlakuan regulasi.
Coventry Climax enggan merancang mesin 3000cc. Colin putar otak. Colin menemukan sedikit titik terang untuk penyelesaian persoalannya ketika dia menghubungi Keith Duckworth, seorang mantan teknisi girbox. Seperti yang suda saya sebut diatas, Duckworth pun menggandeng Costin menyanggupi membuat mesin untuk Lotus. Asal…ada fulus 100 ribu pundsterling. Iyalah, semua proyek kan harus dimulai dengan duit.
Akhirnya Colin yang punya kedekatan dengan Humas Ford Inggris, Walter Hayes, mengajukan proposal untuk proyek mesin yang selanjutnya berseri DFV tersebut. Tak tanggung-tanggung, presiden Ford Inggris, Stanley Gillen mendukung dan dengan persetujuan Detroit, mereka memulai proyek mesin kampiun tersebut.
Pada tahun 1965 itulah mesin DFV diperkenalkan ke markas besar (Detroit). Dua tahun kemudian, mereka menggunakan mesin di seri balapan di Belanda. Race ketiga tepatnya. Saat itu Graham Hill sebagai ‘pilot’ di Lotus mendapatkan Pole posisiton-nya. Tapi kurang beruntung akibat didera masalah teknis sehingga musti keluar dari balapan.
Sementara Jim Clark yang memulai balapan dari posisi 8 mempersembahkan kemenangan dan naik podium. Itulah kali pertama The DFV menang.
DOMINASI
Keperkasaan mesin itu, dibuktikan dengan keberhasilan Lotus menyabet kemenagan demi kemenangan dan mengantarkan tim yang ditenagai mesih Cosworth menangkan juara konstruktor dan juara dunia pebalap.
Awalnya mesin itu digunakan Lotus, Hayes tidak akan memasok ke tim lain ( Baca: Menjual), selain Lotus. Tapi dilihat sisi bisnis, sebenernya itu sangat menguntungkan buat Ford. Semakin banyak menjual mesin ke tim-tim lain selain Ford, berarti itu menghasilkan duit lebih banyak. Disisi lain, secara teknis, itu bagus untuk pengembangan DFV. Karena semakin banyak sasis menggunakan mesin itu, maka akan terlihat kelemahan apa yang perlu dibenahi.
Lalu mulai lah mesin ini dijual ke berbagai tim. Dan tim yang menggunakan DFV langsung tampak dominan di lintasan. Paling tidak selama memakai mesin Coswoth DFV mereka, Lotus meraih juara konstruktor pada 1968, lalu Matra, merebutnya dari Lotus pada tahun 1969. Nggak mau kalah, tahun 1970 Lotus merebut lagi dari Matra. Tetapi Tyrrell yang juga menggunakan DFV ikut dalam persaingan itu dan memenangkan gelar pada 1971. Tahun 1972 sampai dengan 1973, Lotus menyabet habis gelar konstruktor. Baru tahun 1974 McLaren kebagian kue kemenangan. Untuk tahun 1975, 1976, 1977 gelar konstruktor disabet oleh Ferrari dengan pebalapnya Niki Lauda. Sampai di sini rupanya Ferrari mulai memberikan perlawanan. Tapi setelah itu, yaitu tahun 1978 Lotus merebut kembali kejayaannya, Tahun 1980 sampai 1981 pendatang Baru Williams merebut kemenanganya dua tahun berturut-turut.
Lihat! Kurun waktu itu kemana Renault, Brabham, Ferrari? Oke, Ferrari kebagian jatah tiga tahun. Dan maaf, kesampingkan Honda. Tahun itu belum masanya mesin Jepang ini ikut dalam kontes mesin kelas atas.
Tapi tak ada masa yang tak berakhir. Seiring dengan berjalannya waktu, dominasi mesin Cosworth DFV mulai pupus bersama perkembangan jaman. Sampai akhirnya pada tahun 1991 Cosworth seri DF harus mengakhiri kiprahnya di dunia adu kencang ini.