Jika ditanya mengenai jagoan balap motor tingkat dunia, orang akan dengan mudah menyebut nama Valentino Rossi, Marc Marquez, Jorge Lorenzo, atau jika ditarik ke zaman yang lebih lampau akan disebutlah nama Mick Doohan dan Kevin Schwantz.
Namun apakah seorang Carl George Fogarty tidak berarti apapun di dunia balap motor?
Bagi para penggemar kejuaraan dunia superbike atau WorldSbk, nama Carl Fogarty atau yang kerap disebut Foggy sudah tak asing lagi di telinga. Pebalap asal Inggris itu telah mengukir sejarah sebagai pemegang rekor gelar juara dunia sebanyak 4 kali yang bertahan hingga 2 dasawarsa lamanya.
Foggy mulai membalap di WorldSbk pada tahun 1988 bersama Honda sampai dengan tahun 1991. Namun dari 4 tahun karir awalnya itu, hanya di tahun 1991 lah dia membalap selama semusim penuh. Di tahun 1988 dan 1989, Foggy hanya membalap di seri Inggris alias sebagai pembalap wild card. Sedangkan tahun 1990, 3 seri diikutinya yakni Inggris, Spanyol dan Perancis dan di akhir musim dia mencatatkan namanya di posisi ke-19 klasemen akhir.
Baru pada tahun 1991, Foggy mengikuti 10 dari total 13 seri balapan yang diadakan, dimana dia menduduki peringkat ke-7 di klasemen akhir.
Tahun 1992 adalah tahun pertamanya bersama Ducati. Awal perkenalannya dengan mesin desmodromic Ducati, hasilnya tak terlalu mengecewakan. Foggy berhasil mengakhiri musim itu di posisi ke-9, turun 2 tingkat dari saat dia menggeber Honda RC45.
Tahun berikutnya, pebalap kelahiran Blackburn itu sudah mampu menunjukkan kapasitasnya sebagai seorang penantang kuat bagi sang nominator juara asal Amerika Serikat, Scott Russell yang mengendarai Kawasaki. Di tahun ini, Russel merebut mahkota juara sedangkan Foggy menduduki posisi runner up.
Dominasi Russell menurun bersamaan dengan makin tak terbendungnya Foggy bersama Ducati. Dan akhirnya gelarpun berpindah ke Foggy yang berhasil menggeser Russell ke posisi 2.
Kesuksesan Foggy berlanjut di tahun 1995, masih dengan motor rancangan Massimo Tamburini, Ducati 916. Selain Ducati, Tamburini adalah kreator dari beberapa tipe motor sport yang diproduksi oleh Cagiva (baca: Kajiva), Bimota dan MV Agusta. Saking piawainya di bidang itu, diapun mendapat gelar Michael angelo-nya rancang bangun motor sport.
Pada 1996 Foggy mencoba kembali ke Honda untuk menjadikannya juara bersama pabrikan yang mengantarnya ke ajang superbike profesional. Namun sayang, gelarnya justru berpindah tangan ke rekannya saat berada di Ducati, Troy Corser. Foggy pun akhirnya balik ke pabrikan Itali pada 1997.
Tahun pertama comeback-nya ke Ducati, posisi ke-2 klasemen akhir langsung disabetnya. Saat itu giliran Honda RC45 yang jadi jawara. Pembalap AS, John Kocinski memindahkan mahkota juara dunia dari Ducati ke pabrikan Jepang.
Menghadapi tahun 1998, Foggy berniat mengajukan nilai kontrak yang lebih tinggi karena merasa mampu mengangkat pamor Ducati kembali. Namun Ducati enggan memenuhi permintaan itu dan kelanjutan kerjasama mereka pun terancam.
Adalah Hoss Elm, seorang importir yang memasukkan produk Ducati ke negeri Ratu Elizabeth yang menawarkan sebuah solusi kepada Ducati.
Elm mengusulkan agar Ducati memproduksi sebuah seri Ducati edisi khusus. Dengan edisi terbatas yang tentunya dibanderol dengan harga yang spesial, Ducati bisa memenuhi selisih antara nilai kontrak yang diminta Foggy dengan nilai yang disanggupinya.
Ducati setuju sehingga kemudian lahirlah Ducati 916 edisi replika Carl Fogarty yang diberi titel Ducati 916 SPS atau Sport Production Series yang khusus dipasarkan di Inggris.
Meskipun lebih mahal dari versi aslinya, namun karena nama Foggy telanjur beken di Inggris sebagai juara WorldSbk tahun 1994 dan 1995, tak urung semua unit habis terjual.
Dan berkat jualan itu, nilai kontrak Foggy dapat dipenuhi Ducati dan Foggy kembali merebut titel juara dunia di tahun itu dan mempertahankan supremasi Ducati pada 1999.
Tahun 2000 adalah tahun terakhir Foggy membalap di WorldSbk. Dia mengalami kecelakaan hebat di seri Phillip Island Australia saat bertabrakan dengan pembalap Ducati lain, Robert Ulm. Operasi yang dijalani tak bisa sepenuhnya mengembalikan kondisi bahu Foggy sehingga dia tak bisa lagi 100% menggunakan kemampuannya.
Di tahun itu, gelar juara dunia pun lepas dari tangan Ducati dan kembali dipegang Honda melalui runner up tahun 1999, Collin Edwards.
Rekor juara dunia selama 4 tahun yang diukir Foggy bertahan hingga Kawasaki mendominasi kejuaraan bersama Jonathan Rea pada 2015 hingga 2018.
Namun kini, setelah 8 tahun absen dari titel juara dunia, kombinasi Ducati Panigale V4R dengan pembalap jebolan MotoGP –Alvaro Bautista– Ducati kembali menggila dengan menantang dominasi Kawasaki. Meskipun Rea bersama Kawasakinya masih menjadi juara, kebangkitan Ducati mulai terlihat. Dan di musim 2020 ini, sepertinya Ducati akan tetap menjadi penantang Kawasaki, dengan hadirnya pembalap baru mereka Scott Redding, yang juga mantan pembalap MotoGP.
kita lihat saja bagaimana kiprah Ducati di tahun 2020 ini.