Pemilihan ban yang tepat pada setiap seri balapan MotoGP sangat mempengaruhi performa pembalap di lintasan. Penggunaan ban yang salah bisa-bisa membuat pebalapnya kesulitan mengejar pembalap di depannya.
Dalam setiap Grand Prix MotoGP, teknisi ban dari pihak Michelin akan selalu mengukur temperatur dan memeriksa kondisi aspal pada lintasan. Mereka melakukan ini pada setiap balapan yang digelar, untuk mengkalkulasi semua faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan ban yang tepat bagi tim dan juga pembalap MotoGP.
Semua tim balap di MotoGP mempunyai teknisi ban dari Michelin sendiri, yang mana saat ini Michelin masih sebagai penyuplai ban resmi untuk MotoGP.
Para teknisi ini nantinya akan menganalisa secara komprehensif tentang kondisi lintasan, lalu menawarkan saran yang diperlukan bagi tim dan pembalap MotoGP untuk bisa memilih ban yang paling cocok untuk digunakan balapan nantinya.
Kerja dan pemahaman mereka pada tugas yang dilakukan itu tentu sangat krusial bagi penampilan tim MotoGP secara keseluruhan, dan juga yang tak kalah penting adalah pemilihan ban yang tepat tentunya akan berpengaruh terhadap keamanan pembalap itu sendiri.
Saran dari teknisi ini berdasarkan pada analisa dari suhu lintasan, suhu ban dan feedback dari pembalap selama sesi latihan, kualifikasi dan saat sesi ‘warm-up laps’ sebelum balapan,, tentunya dengan memperhatikan prediksi cuaca yang akan terjadi pada saat balapan.
Memilih kompon ban yang soft akan memberikan cengkraman yang lebih, tetapi ban lebih cepat habis. Kompon ban yang lebih keras akan mempunyai cengkraman yang lebih sedikit dibandingkan dengan soft, tetapi ban ini akan lebih bertahan lebih lama sepanjang balapan.
Dalam menganalisis data dan pada saat memilih ban pastinya akan berimbas pada performa pembalap di lintasan. Jika ban itu ‘overheat’ maka akan berimbas pada berkurangnya cengkaraman pada ban, ini membuat motor mudah untuk tergelincir saat menikung. Tonjolan seperti gelembung pada ban juga akan muncul, ini menandakan karet ban sudah melepuh. Lalu jika ban itu dipakai saat suhu nya masih rendah, maka ban itu kurang memiliki cengkraman yang baik juga. Kondisi ini biasa disebut ‘graining’, yaitu saat ban dituntut untuk bekerja terlalu keras sebelum mencapai suhu optimalnya, menyebabkan karet terkelupas.
Kesimpulannya adalah suhu pada ban akan memberikan dampak langsung pada cengkraman dan keawetan ban. Meskipun ban Michelin ini di desain untuk memberikan performa yang sangat baik dan awet dalam suhu tertentu.
Pemilihan ban depan dan belakang tergantung pada diskusi antara pembalap dan timnya. Dan dalam banyak kesempatan, mereka sudah banyak membuat keputusan yang tepat saat memilih ban, ini karena Michelin menyediakan jenis ban yang berbeda pada tiap seri Grand Prix MotoGP untuk memastikan ban yang cocok untuk kondisi dan karakter khusus pada tiap sirkuit. Namun ketika ada kondisi yang berubah tiba tiba, beberapa pembalap memutuskan untuk mencoba strategi yang agresif dalam memilih ban, dengan cara memilih tipe ban yang berbeda dengan lawan mereka.
Pada akhirnya pembalap lah yang akan menentukan ban mana yang akan dipakai. Tim dan teknisi dari Michelin hanyalah sebagai pendapat tambahan.
Pembalap yang cerdas dan berpengalaman tentunya akan membuat keputusan yang tepat dalam memilih ban