Subscribe
Starting Grid
  • Home
  • Story
  • Inside GP
  • Analisa
  • Teknologi
  • List
  • Formula 1
No Result
View All Result
  • Home
  • Story
  • Inside GP
  • Analisa
  • Teknologi
  • List
  • Formula 1
No Result
View All Result
Starting Grid
Home Formula 1

Bugdet Cap 2022: Agar Tim Tengah Dan Bawah Tidak Megap-Megap!

Regulasi yang lagi jadi pokok bahasan yang seksi adalah soal budget cap. Yah, anggaran untuk tahun ini adalah maksimal $140juta. Turun $5 juta dari tahun lalu. Bagaimana dampaknya terhadap tim yang kaya dan 'boros'?

Ciput by Ciput
24 Februari 2022
in Formula 1, Teknologi
Reading Time: 3 mins read
323 3
0
Foto: Seri kejuaraan di Abu Dhabi, regulasi baru bakal membuat pusing tim papan atas (suber: motorsport)
1k
SHARES
5.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Foto: Lotus 78. Berhasil membuat downforce melalui ground effect. (Sumber: Wikipedia)

Seperti kita tahu, Formula 1 adalah olahraga super mahal. Sangat mahal. Karena berkaitan dengan teknologi tinggi. Banyak hal yang menyebabkan biaya balapan sangat besar. Hal pertama yang membuat mahal adalah, tentu saja teknologi untuk membuat rancang bangun mobil itu sendiri. Sedangkan hal lain, dalam menggelar seri balapan, Formula 1 bahkan melintasi beberapa benua, terdiri dari 21 negara (21 seri balapan).

Di Formula 1, kunci utama untuk tetap bisa eksis, atau menang, adalah uang. Tim-tim besar bahkan menganggarkan dana ratusan juta dollar hanya untuk membuat unit mobil yang dipakai balapan. Belum lagi biaya lain-lain, termasuk biaya promosi dan lobby-lobby.

Emang ada lobby-lobby?

Ya ada lah! Segala sesuatu yang menyangkut soal duit, pasti ada proses lobby. Dalam mencari sponsor pun mereka tentu saja harus melobby calon investor, kan?

Anggaran tim yang telah ditetapkan, bisa saja kemudian membengkak karena ada pengeluaran tambahan yang tak terduga. Contoh paling gampang adalah kerusakan mobil. Baik karena faktor teknis, atau kecelakaan. Namanya juga balapan, resikonya antara nabrak, atau ditabrak. Ya kan?

Disisi lain, banyak tim (sekitar tujuh) yang bukan tim kaya. Anggaran mereka terbatas. Tidak seperti tiga tim kaya yang saat ini sedang berebut tahta juara konstruktor ( RBR, Ferrari, dan MercedesGP), mereka musti berhemat dan berhati-hati dalam menjalani race. Atau kalau nggak mereka akan rugi. Rugi sekali dua kali mungin oke, namanya juga bisnis. Tapi kalau berkali-kali, jatuhnya tekor, kan?

Padahal, sebagai tim gurem, mereka biasanya hanya membayar pembalap murah, atau bahkan pay driver. Bukannya berasumsi, tapi pembalap seperti ini yang lebih sering mengalami kecelakaan. Ditambah lagi, dengan dana pas-pasan, mereka membangun mobil nggak sebagus tim-tim kaya. Soal kecepatan, reliabilitas, dan lain-lain.

Berkaitan dengan reliabilitas, siapa bisa menjamin bahwa mobil tidak rusak ditengah balapan? Kalau sudah begitu, mereka musti mengeluarkan duit lagi untuk perbaikan.

Dan terkait ketimpangan keuangan antara tim kaya dan tim papan tengah kebawah dan setelah  digodog selama bertahun-tahun menyoal biaya yang dikeluarkan tim, akhirnya Formula 1 menurunkan batas anggaran tim-tim kontestan.  Kalau untuk tahun 2021 lalu ditetapkan sebesar $145 juta sementara untuk tahun 2022 ini ditetapkan sekitar $140 juta  $135 juta pada tahun 2023.

Tentu saja  itu akan membuat pusing  tiga tim terbesar F1—Mercedes , Ferrari dan Red Bull Racing—yang pengeluarannya masing-masing melebihi $400 juta per tahun, maklum, mereka lebih dari seribu karyawan di setiap tim.

Disisi lain hal itu (penurunan anggaran) adalah penyelamat bagi tujuh tim (kecil) lainnya untuk tetap bisa bertahan, mereka biasanya menghabiskan setengah atau bahkan sepertiga dari tiga tim besar,   “ Mereka (tim kecil) hampir ditakdirkan untuk tetap berada di lini tengah. .” ujar CEO Alpine Racing, Laurent Rossi.

Masalahnya, bagi sebagian besar tim kunci kecepatan di balap mobil adalah teknologi. Dan riset teknologi berarti duit. Tentu saja dengan anggaran besar, buat tim kaya raya bukan Persoalan. Dana melimpah, engineer jenius siap melaksanakan tugasnya, menterjemahkan idenya dengan bebas tanpa khawatir soal anggaran. Tapi dengan adanya budget cap, bagaikan menjegal pengembangan teknologi itu sendiri.

Tapi menyoal kunci kecepatan mobil, bukan melulu soal teknologi mahal. Ada orang yang sangat ahli dalam pengembangan aerodinamika kampiun yang membuktikannya. Setidaknya dia pernah punya tim dengan anggaran terbatas, dan masih bisa merebut gelar, first, and only in 2009! Dia adalah Ross Brawn, mantan engineer Ferrari dan pendiri tim BrawnGP yang merupakan cikal bakal dari MercedesGP.

Waktu itu BrawnGP mengembangkan double diffuser yang bahkan membuat tim papan atas sewot! Bagaimana mungkin tim papan bawah, di debut pertamanya bisa mengasapi tim-tim kelas wahid. Tapi memang itulah yang terjadi. Brawn berhasil mendominasi musim dengan hanya memanfaatkan aliran udara.

Tinggal bagaimana tim-tim itu memanfaatkan wind tunnel yang ada, karena pemangkasan anggaran juga termasuk masalah pengembangan terowongan angin itu.

Kalau mau menelaah lebih lanjut tentang peraturan baru itu adalah, bahwa sebenarnya peraturan baru itu ditujukan untuk lebih mengedepankan ground effect sebagai penghasil kecepatan selain mesin. Ground effect akan memberi down force yang bagus dan akan membuat mobil punya daya cengkeram yang lebih maksimal ke permukaan lintasan dan tetap kencang ketika melibas tikungan.

Tren seperti ini sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 70 an sampai awal 80 an. Pelopornya adalah Lotus 78 yang di besut Colin Champan pada tahun 1977. Saat itu mereka memanfaatkan side skirt untuk penghasil ground effect.

Beda mendasar ground effect yang hadir di tahun 70 an dengan regulasi yang akan di terapkan di tahun 2022 adalah, kalau ground effect yang di pakai di Lotus-nya Colin Chapman berfokus pada side skirt, maka untuk musim tahun 2022 ini berfokus pada pengembangan ‘lantai’ mobil.

Selama ini ‘lantai’ atau bagian bawah mobil Formula 1 berbentuk flat, atau datar. Sedangkan demi memperoleh ground effect, maka bentuk tersebut diubah sedemikian rupa yang selanjutnya di sebut venturi tunnel. (ilustrasi ada pada gambar).

Venturi Tunnel (source: The Race)

Diyakini Venturi Tunnel ini nantinya akan menambah down force sebesar 80%!

Sesederhana itu? Ya, sesederhana itu!

Dan sampai disini bisa kita simpulkan, bahwa regulasi baru ini lebih menyarankan tim-tim kontestan untuk ‘berbenah’ di sektor aerodinamika dengan biaya yang relatif murah.

Tentu aturan baru ini nggak makan biaya riset yang terlalu besar sehingga dinilai terjangkau oleh tim-tim papan tengah dan bawah, yang disebut oleh Om Laurent Rossi sebagai tim yang ‘menjalani takdir’ selamanya jadi tim ‘miskin’, selama tidak ada perubahan regulasi yang mengatur anggaran.

Berkaitan dengan peraturan baru pada musim 2022, tentu saja akan menguntungkan tim-tim kecil. Mereka ngerasa ‘diberi angin’. Dimana gap antara tim kecil dan tim besar (kaya) akan makin berkurang.

Lantas bagaimana hegemoni tim-tim kaya?

Itu soal nanti, mereka pasti punya cara untuk menyiasati regulasi.

 

 

Tags: budget capcolin chapmanFerrariFormula 1Formula oneFormula satuLotus 78RBRRedbull Racing
Share413Tweet258Pin93Scan
Previous Post

Red Bull Racing : Strategi Brilian Beriklan di Balapan Formula One!

Next Post

Jacques Villenueve: Pebalap F1, Indycar, NASCAR, dan musisi!

Related Posts

Jumlah Kompon Dikurangi, Ini Dia Jatah Ban dan Cara Mengolah Ban Pembalap Motogp
Inside GP

Jumlah Kompon Dikurangi, Ini Dia Jatah Ban dan Cara Mengolah Ban Pembalap Motogp

31 Agustus 2023
Teknologi-Teknologi Motogp yang Ada di Motor Jalan Raya
Teknologi

Teknologi-Teknologi Motogp yang Ada di Motor Jalan Raya

31 Juli 2023
Lima Pembalap Satelit Terbaik di Era Motogp
Inside GP

Banyak Ditentang, Kenapa Aero Fairing dan Holeshot Device Masih Tetap Dipakai di Motogp.

31 Juli 2023
Balapan Makin Membosankan, Kenapa Motogp Tidak Pakai Mesin Turbo Saja?
Inside GP

Semakin Membosankan walau Semakin Ketat, Motogp Sekarang Makin Susah Dikendarai

31 Juli 2023
Mattia Pasini, Ngerem Pakai Tangan Kiri.
Story

Mattia Pasini, Ngerem Pakai Tangan Kiri.

31 Juli 2023
Detail Soal Sirkuit Buddh International, Sirkuit Terbaru Motogp.
Inside GP

Detail Soal Sirkuit Buddh International, Sirkuit Terbaru Motogp.

31 Juli 2023
Next Post
Foto: Jacques Villeneuve sewaktu membalap di Indycar (Sumber: motorsport)

Jacques Villenueve: Pebalap F1, Indycar, NASCAR, dan musisi!

Kenapa Suzuki & Yamaha Tidak Mau Memasang Sayap Downforce Besar Seperti Ducati ?

Kenapa Suzuki & Yamaha Tidak Mau Memasang Sayap Downforce Besar Seperti Ducati ?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Melihat Sirkuit MotoGP di India yang 5 Kali Lebih Mahal dari Mandalika

Melihat Sirkuit MotoGP di India yang 5 Kali Lebih Mahal dari Mandalika

9 Desember 2022
Motor Honda RC213V 2024 Produk Gagal ?

Motor Honda RC213V 2024 Produk Gagal ?

14 September 2023

Mengenal Sesi Free Practice & Qualifying Practice dalam MotoGP

3 September 2020
Mesin Formula 1 dari waktu ke waktu

Mesin Formula 1 dari waktu ke waktu

29 Juni 2022
Bermesin Hanya 1600cc, Kenapa Mobil F1 bisa menghasilkan 1000 Horse Power ?

Bermesin Hanya 1600cc, Kenapa Mobil F1 bisa menghasilkan 1000 Horse Power ?

23 Oktober 2022
Pengembangan Motor Yamaha M1 2024 di Misano Gagal Total ?

Pengembangan Motor Yamaha M1 2024 di Misano Gagal Total ?

15 September 2023
Motor Honda RC213V 2024 Produk Gagal ?

Motor Honda RC213V 2024 Produk Gagal ?

14 September 2023
Melihat Modifikasi Teranyar Motor Honda RC213V & KTM RC16 Jelang MotoGP Misano

Melihat Modifikasi Teranyar Motor Honda RC213V & KTM RC16 Jelang MotoGP Misano

8 September 2023
Sering Dipandang Sebagai Penggembira Saja, Ini dia Deretan Tim Satelit Terbaik di Sepanjang Era Motogp.

Sering Dipandang Sebagai Penggembira Saja, Ini dia Deretan Tim Satelit Terbaik di Sepanjang Era Motogp.

31 Agustus 2023
Jumlah Kompon Dikurangi, Ini Dia Jatah Ban dan Cara Mengolah Ban Pembalap Motogp

Jumlah Kompon Dikurangi, Ini Dia Jatah Ban dan Cara Mengolah Ban Pembalap Motogp

31 Agustus 2023

Popular

  • Kegagalan sebuah tim kaya.

    Kegagalan sebuah tim kaya.

    1760 shares
    Share 704 Tweet 440
  • Mengenal Arm Pump, Momok Menakutkan yang Banyak Dialami Para Pembalap MotoGP

    1301 shares
    Share 520 Tweet 325
  • Cerita Maverick Vinales Pernah Marah dan Mogok Balapan Saat di Moto3

    1093 shares
    Share 437 Tweet 273
  • Schumacher Yang Bukan Schumy.

    1061 shares
    Share 424 Tweet 265
  • Menelisik Sejarah Dan Keunikan Sirkuit Portimao Di MotoGP

    1059 shares
    Share 424 Tweet 265
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
FINIS

© 2021 StartingGrid.id - Informative MotoGP Blog.

  • Login
No Result
View All Result
  • Home
  • Story
  • Inside GP
  • Analisa
  • Teknologi
  • List
  • Formula 1

© 2021 StartingGrid.id - Informative MotoGP Blog.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In