
Bernard Charles Ecclestone! Yap! Gitu nama lahirnya. Akrab dipanggil sebagai Bernie Ecclestone. Lahir era perang dunia 2, tepatnya 28 Oktober 1930, dua tahun setelah sumpah pemuda disini.
Dia adalah pria yang berhasil membuat Formula 1 dari olahraga para pria pemberani, menjadi sirkus mahal.
Tingginya yang cuma 159cm tak mengurungkan cita-citanya yang jauh lebih tinggi. Tinggiiii sekali!
Sebagai seorang anak nelayan di kota Suffolk, Bernie menjalani kehidupan masa kanak-kanak yang kurang menyenangkan.
Bukan…bukan kurang menyenangkan. Tepatnya kemiskinan. Ya, Bernie kecil punya hidup masa kecil yang miskin, tapi miskin bukan berarti nggak bahagia kan? Karena bahagia adalah hak semua orang. Justru dari kondisi itulah (miskin) yang membuat otak Bernie berfikir bagaimana cara menghasilkan duit.
Cara-cara cerdas dalam menghasilkan duit sudah dilakukan sejak kecil. Bernie bekerja di dua tempat sekaligus.
Mungkin anak pada umumnya bekerja untuk menghasilkan duit jajan. Itu anak biasa! Tapi Bernie seorang extraordinary!
Penghasilan Bernie dibelikan makanan sebangsa roti dan lain-lain. Bukan untuk dikonsumsi, melainkan dijual lagi kepada teman-temannya.
Berkat kegigihannya itulah Bernie berhasil melanjutkan pendidikan.
Poltek Woolich pun dipilih. Bernie lulus bukan dengan gelar di bidang ekonomi. Tapi justru di bidang Kimia.
Dimasa itulah Bernie berbisnis barang-barang otomotif. Bukan jualan, tapi sebagai makelar. Ya, Bernie mengawali kiprah bisnisnya sebagai seorang makelar. Eh, tapi bukankah ketika dipercaya FIA sebagai pemegang hak siar F1 pun Bernie juga seorang makelar ya? Makekar FIA untuk jualannya berupa tontonan mahal Balapan Formula 1. Iya, tapi itu nanti kisahnya.
Sekarang yuk kita lanjut tentang Bernie muda.
Bermodal kegemaran pada dunia otomotif, Bernie berkeinginan menjadi seorang pembalap.
Tentu saja keinginannya tidak sejalan dengan kemampuan. Michael Schumacher dan Senna mulai mengasah balapnya sejak masih balita untuk bisa menjadi pembalap legend. Sedangkan Bernie melewati masa kecil berkutat dengan cara bertahan hidup.
But, the show must go on! Seperti yang sering saya tekankan. Ya, hidup musti berlanjut. Melanjutkan keinginan, begitu pun dengan upaya Bernie untuk bisa membalap.
Gagal kualifikasi di Monako dan Silverstone bukanlah halangan untuk menghambat laju Bernie muda dalam menggapai cita-cita.
Sayang seribu sayang, sayangg….
Bakat Bernie bukan disitu. Keahlian berbisnis jauh lebih dominan. Akhirnya Bernie, dengan tetap berkecimpung di dunia otomotif, memanajeri pembalap.
Stuart Lewis Evans dan Jonchen Rindt adalah dua pembalap dibawa manajemen seorang Bernie.
O ya, pada tahun 1952, Bernie menikahi Ivy Bamford. Dari pernikahan itu mereka dikaruniai seorang putri bernama Debora. Sayang pernikahan itu musti kandas dan berakhir perceraian.
Setelah merasa cukup secara keuangan, Bernie membeli tim balap. Brabham nama Tim itu.
Pada than 1974 bersama beberapa pemilik tim pria jenius ini membentuk FOCA, Formula One Constructors Association. Mereka adalah Colin Chapman, Frank Williams, Teddy Mayer, Ken Tyrrell dan yang terakhir Max Mosley.
Tapi belakangan hanya Bernie dan pria terakhir yang saya sebut itulah yang mendominasi FOCA.
Dari sini jiwa bisnis Bernie makin menggila. Seperti yang saya sebut di alinea awal, bahwa Bernie adalah pria yang mengubah Formula 1 dari sebuah ajang balapan biasa, menjadi ajang bisnis dengan nilai Trilyunan!
Bernie yang pertama menyuarakan ide untuk menjual hak siar ke stasiun-stasiun TV. Tentu dengan harga yang ‘disesuaikan’. Artinya, harga tidak mengikat. Tergantung kualitas. Tentu saja lah. Semua juga kayak gitu. Semakin bagus dagangan, semakin mahal harga. Ini berlaku juga buat Formula 1.
Padahal, era itu, Formula 1 secara kualitas makin membaik dari musim ke musim.
Dan nilai hak siar pun makin mahal.
Tentu saja, kantong para bos pemilik tim makin menggelembung karena juga kebagian duit hak siar.
Tak terkecuali Bernie.
Tahun 1984, Bernie sudah menjadi seorang yang kaya. Duda kaya.
Tentu pesona kantongnya jauh lebih menarik. Orang bilang om-om tajirrrr melintir!
Hingga hal itu membuatnya memiliki kepercayaan diri berlebih tatkala ada seorang model pendukung di satu acara Formula 1 asal Korasia bernama Slavica. Percaya diri untuk mendekati sang model yang tingginya 188cm.
Usia Bernie saat itu sudah menginjak 54 tahun. Sedangkan Slavica baru berumur 28 tahun. Sekali pendekatan, tidak langsung berhasil.
Faktanya, Slavica memberi nomor telpon bohongan ke Bernie.
Usut punya usut, Slavica belum tahu siapa Om Bernie. Padahal saat itu Bernie sudah jadi orang berpengaruh di Formula 1.
Dengan kegigihannya akhirnya Bernie berhasil mendapatkan hati Slavica.
Udahhh…jangan pada sirikkkk sama om-om!
Udah rezeki masing-masing. Om Bernie dapat rezeki memenangkan hati seorang model muda nan cantik. Sedangkan Slavica dapat seorang om-om tajirrrr! Money talks, ain’t?
Dari pernikahan itu mereka dikaruniai dua orang anak. Petra dan Tamara.
Pada peristiwa Senna, hubungan Bernie dan keluarga Ayrton Senna mengalami kerenggangan. Tak lain karena insiden ‘salah dengar’.
Jadi sesaat setelah kejadian di Imola 1 mei 1994 itu secara biologis Senna masih hidup. Tapi Bernie menyampaikan ke keluarga Senna, bahwa Senna telah meninggal. Padalah masih hidup. walau akhirnya toh Senna benar-benar meninggal beberapa jam kemudian di rumah sakit.
Ceritanya, beberapa detik pas kejadian, Bernie menghubungi Sid Watkins, kepala dokter FIA. Bernie menghubungi Watkins, menanyakan keadaan Senna. Watkins berucap pendek, “ His head!” (kepalanya) mengacu pada luka parah di kepala Senna. Bisa jadi Watkins gugup, sehingga hanya menjawab pendek. Bernie menangkap kalimat itu sebagai, “ he’s dead.” (dia meninggal).
Lalu Bernie menyampaikan kabar ‘kematian’ Senna kepada Leonardo Senna yang merupakan saudara Aryton Senna.
Mereka lalu salah paham kepada Bernie. Mungkin dibilang Bernie ‘nyumpahin’ Senna. Orang masih hidup kok di bilang meninggal. Hubungan mereka pun sempat renggang karena kesalahpahaman tersebut.
Pada tahun 1996 Bernie mendirikan SLEC, sebuah perusahaan yang membawahi marketing dan segala kegiatan promosi Formula 1. Selanjutnya SLEC mendapat hak siar selama 100 tahun!
SLEC diambil dari kependekan nama sang Istri ( Slavica Ecclestone).
Bisa jadi, penamaan SLEC pada perusahaannya itu wujud rasa cinta pada sang istri. Tapi sayang, cinta mereka harus kandas pada tahun 2009 seiring berakhirnya biduk rumah tangga yang mereka bina selama 25 tahun.
Slavina mengungkapkan, bahwa sering menerima perlakkan kurang menyenangkan dari Bernie. Boleh di bilang inilah perceraian termahal di dunia. Kalau orang pada umumnya menyebut pernikahan termahal, maka pada kasus kali ini adalah perceraian termahal. Karena Bernie diharusnya membagi gono-gini sejumlah USD 1 Milyard!

Jumlah yang pantas, karena harta Bernie yang totalnya (menurut taksiran Forbes) mencapai USD 2,9 Milyar itu di hasilkan sebagian bersama dengan Slavica. Slavica akhirnya jadi janda tajir melintirrrrrr!
Tiga tahun kemudian, Bernie diketahui telah mempunyai seorang pasangan baru.
Siapapun tahu, Bernie jago cari duit. Semua bisa diduitin oleh kakek berusia 92 tahun tersebut. Semua? Iya, hampir semua! Termasuk kejadian yang nggak mengenakkan yang nyaris mencelakakan dirinya pun tak luput dari perhatiannya untuk bisa dijadikan duit. Insting soal duit seperti tak pernah luput.
Termasuk kejadian pada tahun 2010 saat dia yang saat itu sedang bersama Fabiaoa Flosi, pacar barunya, disatroni oleh tiga orang yang tiba-tiba merampas jam tangah merk Hublot senilai milyaran rupiah. Entah mempertahankan atau bagaimana, Bernie pun kena gebuk oara perampas itu. Wajahnya memar-memar.
Seperti dilaporkan daily mail, para perampok itu selanjutnya di tangkap pihak berwajib. Mereka ternyata adalah anggota Millionaire Muggers. Kelompok ini biasa merampok atau merampas harta orang-orang kaya. Sedangkan tiga orang anggota yang terlibat itu adalah Gani, berusia 47 tahun. Nicolas Lewis, 34 tahun dan Shaun Wallace 30 tahun.
Mereka diganjar hukuman penjara selama 18 tahun, untuk Gani. Lewis 20 tahun bui. Sedangkan Wallace 15 tahun makan nasi cadong alias nasi jatah penjara. Eh, tapi disana kan makanannya kan bukan nasi ya? Ya udah, pokoknya mereka makan jatah penjara!
Kalau ketiga [erampok itu musti sengsara dalam penjara, lain Bernie. Dia justru menangkap peluang cuan dari kejadian itu. Bernie memotret wajah lebamnya, lalu mengirim ke CEO Hublot, Jean Claude Biver. Foto tersebut di sertai caption, “ Liat apa yang mereka lakukan untuk sebuah HUblot!” Bier sadar, pesan ini bukan dari orang biasa. Ini pesan dari seorang Sultan From Suffolk. Orang yang berpengaruh di Formula 1.
“ saya menelpon mereka ( pihak Hublot), dan ini adalah kesempatan untuk melakukan something different! Ini adalah kesempatan emas untuk beriklan, “ ujar Bernie dihadapan media.
Segera Hublot merilis iklan barunya, dengan tag line LIHAT APA YANG MEREKA LAKUKAN UNUTK MENDAPAT SEBUAH HUBLOT. Iklan tersebut di sisipi sebuah pesan yang mengutuk tindak kekerasan dan rasisme.
Tak lupa, mereka juga menyertakan wajah Berinie paska perampokan itu.
You know, what happen the next?
Seperti perkiraan, segala sesuatu kalau sudah ada campur tangan si golden hand baka berhasil. Penjualan Hublot melonjak drastis.
Dan cuan pun mengalir ke kantong Bernie. Tak di jelaskan, apakah Bernie juga mendapat ganti jam tangan baru. Tapi rasanya masuk akal kalau Bernie mendapat jam tangan baru sebagai bentuk Endorsement.
Boleh dibilang, hampir setiap berita tentang Bernard Charles Ecclestone adalah soal duit, cuan, profit atau apapun namanya. Soal teknis Formula 1 mungkin hanya sekian persen.
Seperti yang terjadi lagi di tahun 2014 Bernie musti membayar USD sekitar 100 juta dengan tuduhan suap terkait penjualan hak siar yang terjadi pada tahun 2006 sampai dengan 2007. Awalnya sih Bernie menghadapi tuntutan 10 tahun penjara. Tapi banyak orang di Formula 1 yang loyal mendukung Bernie. Banyak pihak di Formula 1 yang merasa ‘hutang budi’ pada Bernie.
Ucapan itu keluar dari seorang Christian Horner, “ F1 bisa menjadi sebuah cabang olahraga yak arena Bernie. Cara mengelola F1 luar biasa. “
“ Saya kira kami, di Formuka 1 ini akan mengalami masalah besar tanpa seorang Bernard Charles Ecclestone, “ lanjut Horner seperti di kutip dari CNN Sport.
Sayang sekali, setelah selama 40 tahun mengelola Formula 1, setelah membuat ajang Formula 1 menjadi ajang super Glamour, serta menjadikan Formula 1 menjadi salah satu ‘brand’ paling terkenal di dunia motorsport, Bernie musti lengser dari tampuk kepemimpinan tertinggi di kancah yang telah membesarkan namanya tersebut.
Era kepemimpinan Bernie berakhir ketika Liberty Media merampungkan proses akuisisi bernilai milyaran dollar dan menunjuk eksekutid 21st Century Fox, Chase Carey sebagai kepala dan pimpinan eksekutif F1. Sebagai ‘hadiah hiburan’, Liberty Media memberi posisi presiden kehormatan pada opa 92 tahun tersebut.
“ Hari ini saya di pecat dari kerajaan bisnis yang saya bangun sendiri, “ ujar Bernie masih dari sumber CNN Sport.
Well, dimata kami, mungkin seorang Chase Carey punya kemampuan yang setara dengan seoran Bernard Charles Ecclestone. Tapi soal keberuntungan tak ada yang tahu. Bagi Bernie, taka da orang seberuntung dia. Sangat beruntung. Banyak orang yang mengenalnya, termasuk saya, mengakui bahwa dia adalah sosok yang betul-betul beruntung. Dan sebagai wujud rasa syukur Bernie, maka Bernie merilis film dokumenter yang berjudul, “ LUCKY!”
Film tersebut di produseri oleh seorang Manish Pandey. Produser yang sama untuk Film Senna. Bernie memberikan haka tau izin untuk membat film itu dari Bernie Ecclestone langsung. Alasannya, Pandey adalah seorang pecinta F1 sejati.
Film tersebut berkisah tentang perjalanan hidup Bernie dari awal hingga akhirnya menemukan seorang Fabiana Flosi yang terpaut usia 45 tahun dengannya.
Keberuntungan lainnya adalah, dari pernikahan tersebut Bernie masih di karuniai seorang momongan, seorang bayi laki-laki yang lahir pada bulan april 2020 lalu.
Bernie dan Fabiana menikah pada tahun 2012 di Swiss. Ini adalah pernikahan ketiganya.
Sekedar Info tambahan, ketika bayi itu lahir, dia punya seorang kakak bernama Debora yang usianya 65 tahun ketika kelahirannya. Punya bapak berusia 92 tahun ketika artikel ini di buat, serta punya ibu yang melahirkannya diusia 45 tahun.
Bagi orang biasa, itu bukan hal yang biasa. Tapi Bernie seorang yang luar biasa. Setidaknya, hanya orang punya keistimewaan yang bisa melakoni hidup seperti itu.