Juarai Moto3 2020, Albert Arenas Ingin Bela Suzuki di MotoGP
Juara dunia Moto3 2020 sekaligus debutan Moto2 dari Aspar Team, Albert Arenas, tak memungkiri bahwa dirinya sangat ingin turun di MotoGP beberapa tahun lagi. Rider asal Spanyol ini pun menyatakan berpartisipasi di kelas para raja adalah impian semua pembalap, dan Suzuki pun menjadi tim yang ia bidik suatu saat nanti.
Arenas, yang kini berusia 24 tahun, sukses mewujudkan impian menjadi juara dunia usai mengoleksi lima podium, yang tiga di antaranya merupakan kemenangan. Prestasi mentereng dan performa yang kuat ini membuatnya percaya diri menjalani debut di Moto2 2021, dan jika bisa melanjutkan tren positif ini, ia ingin naik ke MotoGP.
Namun, Arenas ingin realistis. Target utamanya saat ini adalah tetap tampil baik di Moto2, tak peduli berapa lama waktu yang ia butuhkan untuk beradaptasi. Jika dapat tawaran untuk naik ke MotoGP pada 2022 mendatang., maka akan ia pikirkan dan pertimbangkan nanti saja.
Jika bisa memilih, Arenas lebih memilih motor Suzuki, yakni motor yang menang pada 2020. Uniknya, Suzuki adalah tim yang juga dibela sahabat karibnya, Alex Rins. Kedua rider ini kerap menghabiskan waktu bersama, baik saat santai di rumah, liburan, dan latihan.
Valentino Rossi-Luca Marini Siap Turun di Gulf 12 Hours Bahrain
Pembalap baru Petronas Yamaha SRT MotoGP, Valentino Rossi, sudah siap turun dalam ajang balap ketahanan mobil Gulf 12 Hours yang akan digelar di Sirkuit Sakhir, Bahrain, pada 7-9 Januari 2021.
Seperti partisipasinya pada akhir 2019 di Sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi, Rossi akan bertandem dengan sang adik yang kini jadi debutan Esponsorama Racing, Luca Marini, serta sahabat karibnya, Alessio ‘Uccio’ Salucci.
Sekali lagi, Rossi, Marini, dan Salucci juga akan membela Monster VR46 Kessel Racing, dan tentunya mengendarai mobil Ferrari 488 GT3. Sebelumnya, mereka juga latihan lebih dulu di Misano, Italia, pada pertengahan Desember.
Pada debut mereka di Abu Dhabi pada 2019, Rossi, Marini, Salucci tampil cukup baik dan hasil mereka sama sekali tak bisa dibilang buruk.
Kala itu, ketiganya sukses menjadi juara dalam kategori GT3 Pro-AM, dan yang lebih mengagumkan, mereka finis ketiga pada klasifikasi umum. Kesuksesan ini pun membuat Rossi, Marini, dan Salucci ingin kembali.
Setelah turun di Gulf 12 Hours, Marini pun dijadwalkan menjalani uji coba shakedown di Sepang, Malaysia, pada 14-16 Februari, sedangkan Rossi menyusul di uji coba pramusim pada 19-21 Februari.
Alonso Lopez Kritik Max Biaggi: Didepak Karena Rider Lain Punya Uang
Alonso Lopez melempar kritik tajam kepada enam kali juara dunia, Max Biaggi, yang memutuskan mendepaknya dari Sterilgarda Max Racing Team Moto3 2021. Belum ada pernyataan resmi dari tim tersebut dan Biaggi, namun kabar pendepakan ini sudah menyeruak sejak Senin lalu
Bersama Romano Fenati, Lopez tadinya sudah tanda tangan perpanjangan kontrak dengan tim Biaggi untuk 2021. Namun, usai Tahun Baru, Lopez secara menggemparkan didepak dan bakal digantikan oleh Adrian Fernandez, adik dari rider Red Bull KTM Ajo Moto2, Raul Fernandez.
Menurut Motosan, tim Biaggi mengalami masalah sponsor, hingga harus mengambil keputusan lain yang berisiko, yakni mendepak Lopez dan menggaet Fernandez yang bisa membawa sponsor potensial. Hal ini bahkan dikonfirmasi sendiri oleh Lopez lewat Instagramnya pada Selasa
Fernandez, yang selama ini turun di FIM Moto3 Junior World Championship, juga sudah pernah menjalani debut dalam Moto3 Portugal di Portimao pada 20-22 November lalu, saat menggantikan Filip Salac di Rivacold Snipers Team.
Menderita di MotoGP, Tito Rabat Senang Tak Perlu ‘Bayar’ di WorldSBK
Usai masa-masa kelam di MotoGP, Tito Rabat menuju WorldSBK 2021 dengan bahagia. Selain akan menghadapi petualangan dan tantangan baru, ia akan punya motor yang kompetitif bersama Ducati dan Barni Racing Team. Yang penting lagi, ia tak lagi jadi ‘pay rider’ alias tak perlu membayar seperti tiga tahun saat membela Esponsorama.
Rabat juga tadinya masih punya kontrak setahun dengan Esponsorama, namun ia disingkirkan demi memberi jalan kepada Luca Marini. Rider Spanyol ini pun akhirnya mendapatkan tawaran dari General Manager Ducati Corse, Gigi Dall’Igna, dan sang Sporting Director, Paolo Ciabatti, untuk turun di WorldSBK bersama Barni.
Usai resmi terdepak dari Esponsorama akhir tahun lalu, Rabat pun menyatakan takkan mau lagi membayar sepeser pun kepada timnya hanya demi balapan. Benar saja, bersama Barni, ia tak perlu jadi ‘pay rider’, walau ia juga takkan mendapatkan gaji besar. Rabat pun merasa tak masalah, karena ia hanya ingin kembali tampil kompetitif.
Rabat pun akan mendapatkan motor Ducati Panigale V4R dengan spek pabrikan, seperti halnya yang dipakai oleh duet Aruba.it Racing Ducati, Scott Redding dan Michael Ruben Rinaldi, serta pembalap anyar Team Go Eleven Ducati, Chaz Davies. Namun, Rabat juga tak mau menerbangkan angan-angannya setinggi langit.
Target utama Rabat pun sekadar ingin bersenang-senang lagi saat mengendarai motor, menjalani persaingan yang berkualitas lagi seperti saat ia merebut gelar dunia Moto2 2014. Rider Spanyol berusia 31 tahun ini bahkan menepis kesempatan untuk bersaing dengan Rea, yang saat ini membela Kawasaki Racing Team dan penguasa WorldSBK.
Rabat yakin, setiap pembalap yang turun di WorldSBK pasti punya hasrat besar menggulingkan Rea dari tahtanya di WorldSBK. Namun, mengingat dirinya baru mengakhiri masa kelam di MotoGP, Rabat memilih bersikap realistis dan mematok target yang tak terlalu fantastis, yakni sekadar ingin kembali berbahagia di atas motor kompetitif.
Davide Brivio Dikabarkan Pindah ke Alpine F1
Davide Brivio merupakan sosok di balik kesuksesan besar Suzuki merengkuh gelar juara dunia MotoGP 2020. Pria Italia itu juga mencatatkan deretan prestasi menawan kala jadi bagian dari pabrikan Yamaha.
Kendati belum ada konfirmasi resmi perihal kepindahannya dari Suzuki, sebuah sumber mengindikasikan, bahwa posisi senior kemungkinan diemban Brivio di Alpine – tim yang tahun lalu bernama Renault.
Muncul spekulasi pula soal Alpine yang tengah mempertimbangkan untuk merombak manajemen. Cyril Abiteboul, saat ini menjabat Team Principal, dikabarkan bakal mengemban peran senior dalam organisasi tim.
Jika benar demikian, maka hal itu membuka pintu bagi Direktur Eksekutif, Marcin Budkowski, untuk mengambil alih sebagai prinsipal tim – dan Brivio berpotensi menduduki jabatan setipe CEO untuk mengawasi operasional Alpine yang lebih luas.
Alpine sedang menjalani proses penyegaran tim yang dipimpin CEO Renault, Luca de Meo. Tahun lalu, dia adalah pihak yang menyetujui rencana penggantian nama skuad.
Walau ditugaskan oleh De Meo untuk membuat perencanaan matang bagi Alpine, Abiteboul mengisyaratkan, bahwa ini tak berarti masa depannya sebagai Team Principal bisa bertahan dalam jangka panjang.
Meski kepindahan Brivio ini terasa mengejutkan, namun sebenarnya dia dan De Meo pernah bekerja sama dalam operasional Yamaha.
Brivio merupakan Team Manager, saat pabrikan garpu tala disponsori Fiat dari 2007 hingga 2010, sedangkan De Meo ketika itu menjabat Chief Marketing Officer di perusahaan otomotif Italia tersebut.