KTM Mulai Berani Bidik Gelar Dunia di MotoGP 2021
Usai sukses merebut tiga kemenangan di MotoGP 2020, CEO KTM, Stefan Pierer, mulai lantang menyuarakan ambisi pihaknya dalam merebut gelar dunia pada 2021. Kepada Speedweek, Pierer menyatakan bahwa tiga kemenangan ini membuktikan bahwa KTM punya potensi yang masif.
KTM turun sebagai tim pabrikan seutuhnya pertama kali di MotoGP pada 2017. Podium pertama mereka pun diraih Pol Espargaro di Seri Valencia 2018 dalam kondisi hujan. Usai paceklik trofi, Brad Binder yang berstatus debutan tahun ini, menggebrak dengan kemenangan sensasional di Ceko. Ini tentu prestasi fantastis bagi KTM.
Tak berhenti di situ, KTM pun menyaksikan Miguel Oliveira dan Pol Espargaro bertarung di Seri Styria sampai lap terakhir. Oliveira merebut kemenangan kedua KTM, sementara Espargaro finis ketiga. Espargaro juga menyumbang empat podium tambahan, disusul Oliveira yang menang lagi di Portimao.
KTM sendiri dikenal punya ‘tangan dingin’ di berbagai kejuaraan balap yang mereka geluti. Mereka sangat mendominasi, terutama di ajang offroad seperti motocross, supercross, enduro, dan rally dakkar. Kini melebarkan sayap ke ranah onroad, Pierer menegaskan pihaknya ogah sekadar jadi ‘tim penggembira’ di MotoGP.
Pierer pun bangga dalam empat tahun saja, KTM mampu menyediakan motor kompetitif kepada para ridernya, yang punya gaya balap yang berbeda-beda. Para debutan, tak hanya Binder, melainkan juga Iker Lecuona, jadi punya potensi untuk tampil garang di posisi 10 besar. Alhasil, ia pun yakin gelar dunia mulai jadi target yang realistis.
Pol Espargaro Buka Kelemahan KTM RC16
Setelah bertahun-tahun menjalankan program pengembangan, KTM baru memperlihatkan hasil memuaskan musim 2020, di mana mereka menempatkan Miguel Oliveira dan Brad Binder ke podium tertinggi dalam tiga balapan.
Meski belum finis di urutan pertama seperti kedua rekannya, Espargaro dinilai paling cemerlang. Adik rider Aprilia Racing Team Gresini, Aleix, itu tembus tiga besar di lima kesempatan.
Ia menyudahi musim lalu bersama Red Bull KTM Racing di peringkat kelima klasemen total.
Pencapaiannya itu seharusnya bisa lebih baik kalau RC16 tak bermasalah. Pol menilai motor tersebut terlalu sensitif dengan berbagai kondisi. Kerap berubahnya urutan latihan bebas dari Moto3 hingga MotoGP juga berpengaruh kepada penggunaan ban.
Menurutnya reaksi motor KTM sangat sensitif dibandingkan mesin dari pabrikan lain. Motor KTM dinilai Sulit mencapai konsistensi tertentu ketika temperatur trek berubah, kelembaban yang berubah atau angin pada saat balapan
Pol menilai kalau motor KTM punya konsistensi sedikit lebih baik bukan tidak mungkin KTM bisa meraih hasil yang lebih baik
Jarvis Pede Mesin Yamaha 2021 Lebih Kuat
Yamaha menjadi satu-satunya tim yang memiliki masalah besar pada mesin. Tiga pembalap mereka, yakni Maverick Vinales, Valentino Rossi dan Franco Morbidelli, harus mengganti mesin pada balapan pertama.
Masalah itu terjadi pada katup yang rusak, dan Yamaha memutuskan untuk mengganti komponen yang rusak pada mesin M1 milik Vinales. Itu dilakukan karena kuota mesin yang mereka miliki sudah terpakai habis.
Namun, pabrikan Jepang itu mendapat penalti pengurangan poin di klasemen konstruktor karena dianggap melakukan sesuatu yang ilegal pada mesin mereka.
Yamaha bersikeras bahwa katup yang mereka ganti serupa seperti yang digunakan sebelumnya hanya berbeda produsen.
Tetapi, FIM tetap melihat itu sebagai tindakan ilegal dan Vinales harus menggunakan mesin keenam yang sesuai dengan homologasi ketika Yamaha mendaftarkannya di awal musim.
Itu membuat Maverick Vinales harus start dari pit lane pada MotoGP Eropa karena penggunaan mesinnya sudah melebihi jatah tahunan yang diberikan FIM.
Tak ingin hal tersebut terulang, Lin Jarvis menegaskan para teknisi Yamaha berusaha meningkatkan daya tahan mesin untuk MotoGP 2021. Terlebih, mesin yang mereka gunakan di tahun depan sama seperti musim ini.
Valentino Rossi memberi masukan kepada Yamaha bahwa mereka harus mengatasi masalah yang terjadi selama 2020. Namun, Jarvis menegaskan tim tak perlu melakukan perubahan besar pada M1 selama musim dingin.
Lin Jarvis tampaknya cukup percaya diri pada ketahanan mesin Yamaha. Biasanya, satu mesin motor MotoGP akan diganti setelah menempuh jarak 2.500km. Jadi, setiap pembalap bisa memakai tiga sampai empat jatah mesin, jika tak ada kerusakan besar. Tapi nyatanya mesin Yamaha diketahui telah mencapai jarak tempuh lebih 3.000 km dan tanpa masalah, seperti mesin yang digunakan Franco Morbidelli
Yamaha Anggap Rossi Sangat Penting untuk Pengembangan Motor 2021
Pengalaman Rossi selama 15 tahun membalap dengan skuad pabrikan Yamaha tak bisa diabaikan. Apalagi musim depan, ia akan menggunakan motor M1 dengan spesifikasi baru. Masukan rider Italia tersebut tentunya akan sangat penting.
Bos Yamaha, Lin Jarvis, menegaskan kalau Fabio Quartararo dan Maverick Vinales akan memimpin perkembangan di skuad pabrikan. Ia juga tak percaya bahwa kepindahan Rossi akan mengubah drastis fungsinya dari sebelumnya.
Menurutnya memang benar bahwa beberapa dari aspek pengembangan motor Yamaha akan lebih dipandu oleh tim pabrikan, tapi Valentino Rossi masih menjadi bagian sangat penting bagi pengumpulan data motor Yamaha
Jadi sebenarnya dengan kepindahan Rossi ke tim satelit tidak ada perubahan signifikan, dan tidak akan menimbulkan kerugian dari sisi pengembangan.
Ducati Desmosedici GP8 2008 Milik Casey Stoner Dijual
Sepeda motor MotoGP tentunya memiliki kapasitas dan performa yang sangat kencang. Motor yang kerap diadu di kelas balap tertinggi itu biasanya tidak dijual ke publik. Namun kali ini Ducati Desmosedici GP8 2008 yang ditunggangi Casey Stoner dijual ke publik.
Dilansir dari situs Corsedimoto, Ducati Desmosedici GP8 tahun 2008 milik Casey Stoner dijual seharga 449.000 Euro. Jika dikonversikan ke dalam rupiah, harganya setara dengan Rp 8,6 miliar. Sayangnya motor ini bukanlah yang membawa Casey Stoner memenangkan juara dunia, karena legenda balap itu telah memenangkannya di 2007.
Secara spesifikasi, Ducati Desmosedici GP8 tahun 2008 tersebut memiliki kubikasi 990 cc, berat 150 kg, bertenaga 265 Horse Power, dengan putaran lebih dari 16.000 RPM. Motor ini pernah dan mampu mencapai kecepatan melebihi dari 350 km/jam. Meski tidak mencapai juara dunia, setidaknya motor ini membawa Casey Stoner memenangkan 6 seri balapan dan lima podium lainnya di 2008. Di tahun 2008 juga dia berhasil mengukuhkan dirinya menjadi runner-up juara dunia MotoGP.