Marc Marquez Akhirnya Pulang Setelah 10 Hari di Rumah Sakit, tapi Masih Terus Jalani Terapi Antibiotik
Minggu malam waktu Spanyol, Marc Marquez akhirnya kembali ke rumahnya di Cervera. Praktis dokter baru membolehkannya pulang setelah menginap di rumah sakit selama 10 hari.
Seperti diketahui, Marc Marquez baru saja menjalani operasi ketiga pada tulang humerus kanan yang ia dapat setelah kecelakaan di seri pertama MotoGP 2020 yang berlangsung di Jerez, Spanyol.
Hanya saja melalui keterangan pers yang dirilis tim Repsol Honda, meski pulang ke rumah, Marc Marquez masih harus menjalani terapi antibiotik.
Usai operasi ketiga, diketahui, Marc Marquez mengalami infeksi di tulang humerus sehingga membutuhkan terapi antibiotik.
Marc Marquez harus menjalani operasi ketiga karena proses pemulihan cedera tulang humerus kanan yang ia derita lebih lama dari prediksi.
Operasi ketiga dilakukan lima dokter sekaligus: Samuel Antuña, Ignacio Roger de Ona, Juan de Miguel, Aitor Ibarzabal dan Andrea Garcia Villanueva. Hanya saja tim dokter belum bisa memastikan durasi pemulihan cedera kakak dari Alex Marquez itu.
Bahkan salah satu dokter pernah mengatakan, jika memang jalan di tempat ada kemungkinan dilakukan operasi keempat. Mendengar pernyataan ini sepertinya hampir bisa dipastikan, Marc Marquez harus absen balapan pada beberapa seri awal MotoGP 2021.
Kritik Valentino Rossi Pada Yamaha
MotoGP 2020 tetap belum mejadi musim terbaik buat Monster Energy Yamaha. Kedua pembalapnya, Maverick Vinales dan Valentino Rossi, belum bisa berbuat banyak.
Vinales masih beruntung ada di posisi 6 dengan poin 132. Sementara Valentino Rossi ada di peringkat 15 pada akhir klasemen MotoGP 2020.
Keduanya kalah bersinar dari pembalap Petronas Yamaha SRT. Franco Morbidelli mampu meraih peringkat 2 klasemen dengan 158 poin, atau berbeda 13 poin dari juara MotoGP 2020, Joan Mir.
Padahal, di MotoGP Vinales dan Valentino Rossi menggunakan Yamaha YZR-M1 versi terbaru. Bandingkan dengan motor yang digunakan Morbidelli yang memakai motor dengan spek lawas. Tapi baik Vinales maupun The Doctor tidak bisa berbuat banyak.
Menurut Valentino Rossi, ada beberapa hal yang menjadi kelemahan tunggangannya. Seperti dilansir Autosport, tenaga mesin, masalah grip belakang dan kurangnya konsistensi dari balapan ke balapan menjadi catatan khusus. Itulah hal yang sangat kritis diungkapkannya bersama Vinales dan Quartararo.
Ketika ditanya apakah The Doctor akan terlibat dalam pengembangan Yamaha M1 pada 2021 meski telah beralih ke Petronas SRT, Rossi mengaku tidak yakin.
“Jadi, tidak banyak berubah. Kita perlu memahami apakah tahun depan saya sangat terlibat atau tidak. yang bisa saya lakukan adalah memberikan semua pengalaman saya dan mencoba mengatakan apa yang kami butuhkan.” kata Rossi
Valentino Rossi menyatakan bahwa sepertinya tahun depan Yamaha masih akan menghadapi masalah yang sama. Ini karena soal proses pengembangan motor Yamaha YZR-M1 yang cenderung tidak berjalan mulus. Menurutnya pabrikan asal Jepang itu terlalu egois dalam mengembangkan motor.
Menurutnya masukan para pembalap Yamaha memang dengarkan. Tapi saat aplikasinya, apa yang diterapkan adalah ide lain yang berasal dari insinyur tim Yamaha ketimbang masukan dari pembalapnya sendiri.
Namun Valentino Rossi tampaknya masih punya harapan tim Yamaha bisa berubah di tahun depan. Dan mulai mendengarkan masukan dari pembalap untuk mengembangkan motor Yamaha.
Gresini Kembali Jadi Tim Independen, Tanda Aprilia Jadi Tim Pabrikan di MotoGP 2022
Gresini Racing menyatakan bahwa mereka telah tanda tangan kontrak berdurasi lima tahun dengan Asosiasi Tim Balap Internasional atau IRTA dan Dorna Sports untuk berkompetisi di MotoGP sampai 2026. Hal ini mereka umumkan lewat rilis resmi tim, Senin kemarin
Gresini Racing, yang dipimpin oleh eks pembalap Grand Prix, Fausto Gresini, telah turun di kelas para raja sejak GP500 1997, dan sejauh ini sukses meraih 41 podium, 14 kemenangan, dan tiga kali jadi runner up. Saat ini, mereka juga menurunkan tim di Moto2, Moto3, dan MotoE.
Meski begitu, Gresini juga mengumumkan bahwa mulai 2022 mendatang, mereka akan kembali berstatus sebagai tim independen seutuhnya, melepaskan kolaborasi dengan Aprilia Racing yang dijalin sejak 2015 lalu, yakni saat pabrikan asal Noale, Italia, itu kembali ke MotoGP.
Pada 2015, Aprilia memang kembali berlaga di kelas para raja, namun biaya balap yang minim membuat mereka memutuskan melebur dengan Gresini. Gresini bertugas mengatur struktur dan logistik tim, sementara Aprilia menyediakan dukungan teknis langsung dari pabrikan.
Meski Aprilia Racing Team Gresini selama ini dianggap sebagai ‘tim pabrikan’, namun status partisipasi mereka di MotoGP selama ini dinyatakan sebagai ‘tim satelit’. Pada 2022, Gresini pun kembali menjadi tim independen alias tim satelit sepenuhnya.
Ini seolah juga merupakan sinyal bahwa Aprilia Racing akan berubah menjadi tim pabrikan seutuhnya, sementara Gresini akan menjadi tim satelitnya. Tanda ini bahkan sudah terlihat dari keputusan Gresini menggaet Fabio di Giannantonio untuk MotoGP 2022.
Fabio Quartararo Akui Pengalaman Minim Bikin Tak Siap Pimpin MotoGP
Meski meraih tiga kemenangan, performanya yang naik-turun di MotoGP 2020 diakui Fabio Quartararo sebagai bukti dirinya memang masih minim pengalaman. Hal ini membuatnya ‘syok’ saat harus memimpin klasemen pada sembilan seri perdana, dan kemudian terjun bebas di sisa musim.
Dengan absennya Marc Marquez akibat cedera lengan yang parah, Quartararo jadi salah satu kandidat juara dunia. Sayang, usai finis ke-18 di Aragon, performanya terus menurun dan puncak klasemen diambil alih Joan Mir. Ia sendiri harus legawa mengakhiri musim di peringkat 8.
Dilansir Paddock GP, Quartararo pun yakin, selain Yamaha memang mengalami berbagai masalah teknis, ia juga memiliki mentalitas yang tak tepat dalam berebut gelar dunia. Melihat ini, ia pun bertekad memperbaiki segalanya menjelang musim balap 2021.
Quartararo menyatakan bahwa momen-momen buruk ini pun akan jadi pelajaran berharga baginya ketika benar-benar membela tim pabrikan Yamaha, yakni Monster Energy Yamaha. Apalagi, di tim itu ia diharapkan menjadi rider utama dalam pengembangan motor Yamaha YZR-M1 dan kembali memperebutkan gelar.
Musim 2020 yang berat juga membuat Quartararo memutuskan untuk lebih intensif bekerja dengan psikolog untuk memperkuat kesehatan mentalnya, yakni metode yang kini kian populer di kalangan atlet dunia, khususnya para pembalap MotoGP.