Tergelitik dengan sebuah artikel yang menyebutkan bahwa Mercedes mulai mendua hati pada tahun 2009, kami jadi ingat tentang kerjasama yang pernah terjadi antara McLaren dan Mercedes.
Empat belas tahun lebih mereka kerjasama, puncak kejayaan mereka terjadi pada tahun 1998-1999 ketika Mercedes kerjasama dengan ILMOR dan menghasilkan unit mesin berbahan berillium yang diberikan kepada sasis McLaren MP4/13 dan MP4/14 yang membawa Mika Hakkinen juara dua kali. Sekedar info, ILMOR adalah perusahaan teknik autosport yang di didirikan oleh duo Mario Ilion dan Paul Morgan. Yang saya sebutkan empat belas tahun itu adalah durasi mereka kerja sama. Sedangkan sisanya, dari 2010 sampai dengan 2014, Mclaren menggunakan mesin Mercy dengan status konsumen belaka.
Melalui ILMOR inilah Mesin Mercedes berkode FO110 ‘diracik’ dengan menambahkan beberapa part berbahan Berilium. Satu logam kuat, ringan, dan tahan panas, yang salah satunya di pakai untuk moncong pesawat luar angkasa.
Mesin Ilmor inilah yang banyak ‘menolong’ Mika Hakkinen bersama MP4/13 dan MP4/14 mendominasi balapan di tengah gempuran Ferrari yang saat itu sudah mulai bangkit dari kekalahan panjangnya. Kemenangan terakhir Ferrari di raih pada tahun 1979. Yap, melalui pembalap Jody Stecker, Ferrari berhasil mengawinkan gelar juara pembalap dan konstruktor tahun 1979.
Mulai saat itu Ferrari paceklik juara. Sampai pada tahun 1996, Ferrari ‘kedatangan’ seorang pemuda Jerman bernama Michael Schumacher yang ‘mereformasi’ Ferrari, dan mulai bangkit.
Disaat yang sama, musuh bebuyutan mereka, Mclaren, yang merupakan tim privater tertua di grid, juga mulai bersinar seiring dengan kehadiran seorang Engineer Jenius yang pernah berhasil membawa Williams di puncak kejayaan, Adrian Newey.
Newey, merancang sasis Mclaren, dengan dukungan teknis penuh dari Mercedes yang menggandeng ILMOR, merupakan formasi pas untuk menciptakan mobil yang akan membendung laju si Kuda Jingkrak.
Gabungan semua yang kami tulis itu mengantar Mclaren menjuarai konstruktor pada tahun 1998, dikawinkan dengan juara dunia pembalap ( Mika Hakkinen), serta mengantar sekali lagi juara dunia pembalap pada tahun 1999 untuk Mika Hakkinen. Sedangkan juara konstruktor, pada masa itu di rebut oleh Ferrari. Sudah sesuai dugaan dan hitungan diatas kertas kalau Ferrari memenangkan juara konstruktor.
Kehadiran dua enginer kampiun bernama Ross Brawn dan ahli desain Rory Byrne, serta manajer tim Jean Todt di tambah dengan Michael Schumacher menjadi faktor kuat buat Ferrari untuk memnangkan konstruktor. Rasanya juara dunia pembalap sudah di depan mata. Tinggal nunggu moment yang pas untuk bisa merebut semuanya, sambal melihat peluang yang sifatnya ‘politis’ untuk dimainkan agar mereka bisa membendung Mclaren.
Benar, Ferrari menemukan celah untuk ‘menyerang’ Mclaren!
Celah itu ada di penggunaan material Berilium.
Sekali tepuk, dua lalat mati. Ibarat seperti itu semboyan Ferrari. Karena selain Mclaren, ada satu tim lagi yang menggunakan part Berilum, yaitu Williams. Williams adalah tim kaya dengan beberapa kali juara di masanya. Williams pun, tidak bisa dianggap enteng oleh Ferrari.
Mengatasnamakan ‘kepentingan’ tim kecil, Ferrari memprotes keras penggunaan material Berilum. Karena tidak semua tim bisa membeli dan mengembangkan mobil dengan bahan berilum ini. Lagian, Berilium terlalu bahaya.
Dan hasilnya, Beriluim dilarang penggunaannya pada musim 2000.
Kembali ke soal Mclaren.
Paska pelarangan penggunaan material Berilum, tim yang bermarkas di Woking, Inggris ini mulai kedodoran menghadapi Ferrari. Bukan hanya kedodoran, tapi hampir nggak berdaya sama sekali. Ferrari begitu dominan sampai tahun 2004. Yup, juara dunia di borong habis oleh Ferrari.
Ferrari, bukan lawan satu-satunya di grid. Karena seperti yang kami sebut, Williams juga merupakan ancaman serius. Intinya, bagi Mclaren, kalau pun bukan Ferrari, Williams yang akan ‘menggulung’.
Toh hal itu tidak membuat Mercedes lelah untuk memberi dukungan teknis pada Mclaren. Kemitraan mereka adalah kemitraan terpanjang sepanjang sejarah Mercy memasok mesin dan dukungan teknis ke sebuah tim balap. Pendek kata, pahit dan manisnya dilalui bersama.
Tahun 2007, mereka hampir saja merebut juara dunianya. Tapi ‘perang dingin’ di tim antara Fernando Alonso dan bintang baru bernama Lewis Hamilton, membuat tim sedikit kerepotan dan akhirnya Ferrari merenggut peluang itu melalui pembalap Finlandia-nya, Kimi Raikkonen.
Pada tahun keduanya di Mclaren, Lewis berhasil mempersembahkan gelar juara dunia pertamanya pada Mclaren yang sekaligus kemenangan terakhir Mclaren, sampai saat ini.
Tapi kerjasama itu terusik ketika pihak Mercedes dengar desas-desus bahwa pihak Woking (McLaren) ingin mengembangkan Road car.
Tentu ini membuat nggak nyaman dan gusar pihak mercy. Kalau McLaren akan mengembangkan mobil jalan raya ( super car), tentu nantinya jadi ancaman buat Mercy. Saingan produk Supercar Mercy. Itu desas-desus yang berasal dari sumber yang bisa dipercaya. Masuk akal , kan?
Bukannya apa, selain pakai mesin Mercy, mereka ambil mesin dari supplier lain. Seperti halnya pabrikan sasis lain.
Tahun 2009 Mercy mulai ‘mendua’ dengan memasok BrawnGP, sebuah tim juara yang selanjutnya di beli oleh Mercy. Pada poin ini lah yang menunjukkan bahwa Mercy kecewa dengan McLaren, dan akhirnya membentuk tim balapnya sendiri, Mercedes GP.
Disitulah awal keretakan dimulai. Waktu itu Mercy ‘permisi’ kepada Mclaren untuk memasok sebuah tim baru peralihan dari Honda yang di beli oleh Ross Brawn. Hanya setahun tim ini berada di grid, lalu juara dunia, setelah itu malah di beli oleh Mercy dan di sulap menjadi tim pabrikan oleh pabrikan Stuttgart tersebut.
Apakah Mclaren kecewa? Jelas lah kecewa! Kerja sama yang telah mereka jalin sedari tahun 1995 musti mengalami kondisi yang serba nggak enak. Tapi Mercy juga boleh menyatakan kekecewaannya. Mercy berhak kecewa pada Mclaren, walau tidak diungkap secara langsung. Tak lain adalah pengembangan beberapa Supercar Mclaren disinyalir sebagai salah satu sebabnya.
Lho, bukankah mereka pernah kolaborasi mengembangkan Mercedes SLR Mclaren?
Itu memakai Badge Mercy, kan?
Iya, tapi product Mclaren bukan hanya itu. Ada beberapa lagi , diantaranya Mclaren Mp4-12c yang menggunakan mesin McLaren M838T yang dikembangkan bersama Tom Walkinshaw Racing berbasis mesin Nissan VRH. Dalam benak orang-orang Mercy, kenapa tidak sekalian aja pakai teknologi Mercy? Kenapa musti cari pemasok mesin lain? Toh mereka, seperti yang kami sebut diatas, sudah pernah barengan membuat mobil jalan raya?
Bukan tanpa alasan Mercy kalau kecewa terhadap langkah Mclaren. Mercy berhak kecewa terhadap sepak terjang Mclaren yang mulai membias fokusnya ini. Karena bagaimana pun juga, Mercy punya 40% sahamnya di Woking. Mercy pun berhak kasih saran ke Mclaren, agar Mclaren fokus aja di balapan. Tentang jualan road car, nomor sekian!
Proses pembelian Brawn GP oleh Mercy pun terbilang janggal. Ada banyak spekulasi yang beredar. Sebelum membeli BrawnGP, ketika mereka masih sebagai pemasok mesin buat tim baru itu, bisa saja mereka berdua, Mercy dan BrawnGP terlibat satu deal, “ Bisa aja loe pakai mesin gue, tapi tahun depan gue beli tim loe ya, “ masuk akal, kan?!
Karena buat Mercy, masak iya sih, sudah belasan tahun kerja sama, kok dengan mudahnya mendua hati. Apa lagi, seperti yang kami sebut diatas, ada saham Mercy di sana ( Mclaren).
But the show must go on.
Mclaren MP4-12 C yang di develop sejak 2009 itu launching di Inggris pada 2011.
Pun di Mclaren F1, tak lantas itu menghentikan pemakaian mesin Mercy pada sasis Mclaren. Musim 2010, Mclaren MP4-25 masih bermesin Mercedes-Benz berkode FO 108. Tapi status Mercy mulai musim ini hanya sebagai penyedia mesin, dan Mclaren konsumen ( Pembeli).
Buat Mclaren, tentu saja ini kurang menguntungkan. Bagaimanapun juga, di grid, nantinya mereka musti bersaing dengan MercedesGP yang notabene pemasok mesin. Itu masalah pertama. Masalah kedua, Mclaren musti menyesuaikan sasis sesuai dengan spek mesin yang telah disediakan oleh Mercy. Mercy, hanya jualan. Nggak kurang, nggak lebih. Tidak ada dukungan apapun secara teknis.
Dan di grid, mereka juga musti menghadapi Mercedes MGP W01 dengan mesin yang sama. Tentu saja dengan settingan yang sudah di sesuaikan dengan sasis W01. Walau ternyata di lintasan pada musim ini, Mclaren tetap mengantongi poin lebih banyak prestasi, dengan pencapaian 16 podium serta lima kemenangan melalui duo Inggrisnya, Jenson Button dan Lewis Hamilton. Dua-duanya juara dunia! Walau baru sekali. Lewis juara dunia tahun 2008, sementara Button juara dunia tahun 2009. Sementara Mercedes W01 hanya bisa naik 3 podium dengan dua pembalap Jermannya. Dan salah satu dari mereka adalah sang Legenda, Michael Schumacher. Sementara seorang pembalapnya lagi Nico Rosberg, yang saat itu masih no one, walau dia seorang putra Keke Rosberg.
Ke depannya, betapa berat buat Mclaren tanpa Mercy.kendati begitu Mclaren masih tetap tidak bisa dianggap remeh. Mereka masih bisa meraup enam kemenangan dan 18 podium 497 poin konstruktor, serta memperoleh posisi runner up konstruktor dan menempatkan Button di nomor dua. Sementara Lewis terlempar ke urutan ke lima.
Boleh di kata, era ini kayak perang Inggris dan Jerman. Mclaren dengan dua pembalap Inggris, dan tim Inggris. Sementara Mercy adalah tim pabrikan Jerman dengan dua pembalap Jermannya.
Tahun yang berat di rasakan Mclaren pada musim 2013 ketika Lewis hengkan ke kubu Mercy. Sebagai gantinya, Sergio Perez menemani Button di tim.
Isu merebaknya Mclaren mau pindah pemasok mesin merebak pada tahun 2013. Toto Wolf, yang saat itu menjabat Mercedes Motorsport director menyatakan kekecewaannya terhadap keputusan Mclaren ini. Kontrak pembelian mesin Mercy oleh Mclaren baru akan berakhir sampai setahun ke depan, tepatnya 2014.
Tapi Mclaren sudah merencanakan untuk tak lagi menggunakan mesin Mercy pada musim 2015. Sebagai gantinya, Mclaren ingin mengulang sejarah bersama Honda.
Benar saja, tahun 2015 Mclaren turun di grid tak lagi dengan Mercy. Toto, kepada News24 mengungkapkan, bahwa, “ Sebetulnya nggak ideal buat kami kehilangan pelanggan yang sudah sekian lama menjalin kerjasama, terutama itu adalah Mclaren, yang sudah sekian lama barengan untuk sukses bersama. Hal ini tidaklah membuat kami senang. Tapi itu adalah keputusan mereka ( Mclaren). “
Lalu Wolff menambahkan sindirannya, “ Kami juga berharap memiliki pesaing lain di F1, dan Honda adalah merk papan atas. Seperti pada pepatah bisnis, bahwa persaingan adalah bagus untuk bisnis, “ nah, lho! Wolff pun menganggap Mclaren Cuma sebagai pelanggan! Wolff tidak mengatakan mitra.
Tahun 2014, merupakan puncak dari segala dari semuanya. Hubungan Mercy dan Mclaren resmi bubaran, serta Mclaren membeli lagi semua sahamnya yang sempat di miliki Mercy.
Tahun 2015 sampai Mclaren turun bersama Honda. Performa Mclaren turun drastis. Ketidaksiapan Honda dalam menghadapi regulasi baru berupa perubahan mesin dari V8 ke mesin V6 Turbo Hibrida di kambinghitamkan sebagai sebab utama kegagalan Mclaren bermesin Honda.
Kisruh-kisruh di top manajemen Mclaren antara Ron Dennis dan Mansur Ojjeh, turut mewarnai kegagalan mereka. Dan keputusan Dennis untuk mundur total dari Mclaren terjadi pada 2017 serta menjual seluruh saham nya di Mclaren membuat makin semrawut skuad woking ini.
Makin terpuruk dengan honda, Mclaren ambil keputusan untuk ganti mesin Renault pada 2018. Hingga musim 2020 mereka jadi pelanggan Renault, tahun 2021 Mclaren comeback ke Mercy lagi, masih sebagai pelanggan.
Ada yang beda kali ini terkait Mclaren bermesin Mercy. Yaitu tidak mencantumkan sama sekali logo Mercy pada Mclaren. Alasannya, Mclaren disini ( Mercy) hanya sebagai klien, pelanggan. Dan tak ada kerja sama marketing seperti masa lalu. Jadi tak ada alasan mempromosikan Mercy.
Seperti yang kita tahu, sekecil apapun logo satu produk di Formula 1, akan memiliki imbas secara marketing pada produk bersangkutan.
Prinsip Mclaren, buat apa bayar mahal kalau pada akhirnya ikut mempromosikan produk Mercy. Sama kayak seleb yang memakai pakain dengan logo tertentu dan disorot kamera wartawan, yang pada akhirnya banyak penggemar ingin memakai pakaian serupa dan membali produknya. Itu analogi yang pas terhadap yang di lakukan Mclaren pada Mercy.
Yah..namanya mantan, semua serba dihitung.