Tanggal 11 Juni tahun 1955 merupakan tanggal keramat bagi para pecinta otomotif. Hari itu telah terjadi tragedi terbesar sepanjang sejarah otomotif dunia. Bahkan akibat dari peristiwa tersebut, membuat sejarah Mercedes-benz di kancah balapan terhenti dan tak mengikuti balapan lagi sebagai bentuk penghormatan kepada para korban. Mercedes baru masuk lagi ke ajang dunia motorsport pada penghujung tahun 1989 an.
Tak sampai disitu, selain Mercedes sebagai pabrikan mobil, pemerintah Jerman, Perancis, Swiss, Spanyol, Meksiko, serta beberapa negara lagi melarang digelarnya balapan di negaranya. sampai sirkuit betul-betul dalam kondisi yang sangat aman. Yang lebih parah lagi pemerintah Swiss sampai harus melarang balapan sampai tahun 2010. Begitu dahsyatnya akibat dari bencana balapan tersebut.
Balapan tersebut diikuti oleh tiga pabrikan besar otomotif. Mereka adalah Mercedes, Ferrari, dan Jaguar. Ya, tiga merek besar dari tiga negara berbeda berlomba. Dan saat itu Ferrari adalah juara bertahannya. Selain tiga merk besar itu, ada pula beberapa pabrikan lain yang mengikuti lomba prestisius tersebut, seperti misalnya Austin Healey yang dikemudikan oleh Lance Macklin.
Selain pabrikan top, pembalap-pembalap handal dikerahkan dalam lomba ini. Mike Hawthorn yang pembalap Scuderia Ferrari saat itu turun bersama Jaguar. Sedangkan Mercedes dikemudikan oleh Pierre Bouillon ( Baca: Pier Buyon). Pembalap top lainnya yang ikut turun berlaga saat itu adalah Juan Manuel Fangio serta Stirling Moss.
Awal bencana dan penyebab
Bencana itu terjadi di menit ke 120 atau dua jam setelah balapan berlangsung dari jadwal 24 jam. Musibah berawal ketika mobil Mike hawthorn dengan mobil Jaguar-nya tiba tiba melambat di kanan trek untuk bersiap masuk pitstop. Sementara di belakangnya ada Lance Macklin dengan mobil Austin healey.
Pierre Bouillon yang tengah memacu mobilnya di lintasan lurus harus bertabrakan akibat Lance Macklin yang berada di belakang Pierre harus bermanuver ke kiri untuk menghindari mobil Mike Hawthorn yang tengah melakukan pengereman. Tak ayal, mobil Mercy yang dikemudikan Pierre Bouillon itu terbalik di kecepatan 240 km/jam. Tak berhenti sampai disitu, selanjutnya mobil Pierre menghajar tepian trek, lalu melayang dan menghajar penonton!
Ditengah kerumunan penonton, mobil itu meledak dan menimbulkan bara api yang membakar sekitar.
Dalam kejadian itu, Pierre Bouillon tewas seketika di tempat kejadian. Sedangkan Lance macklin lebih beruntung, karena selamat dari kejadian meskipun mobilnya berputar tak tentu arah sebelum akhirnya terhenti di tengah lapangan.
Selain itu, korban terbanyak dialami penonton yang terdampak secara langsung pada kejadian itu. Bahkan ada yang sampai kepalanya terpisah dari badan. Secara keseluruhan, korban tewas dilaporkan sejumlah 77 orang saat kejadian. Tapi pada laporan akhir yang tercatat adalah 84 orang.
Selain korban tewas, dilaporkan sebanyak 120 orang terluka, baik ringan atau berat.
Ada banyak kengerian yang terjadi pada peristiwa tersebut. Christopher Hilton, Seorang jurnalist senior mengatakan dalam catatannya yang berjudul “Le Mans ’55: The Crash That Changed The Face of Motor Racing”, bahwa, “Satu orang tanpa pengenal dan tunangan di sampingnya terpenggal, kemudian seorang nenek tidak dikenal, dan cucu perempuannya yang berusia tujuh tahun terpenggal, termasuk empat pemuda yang bersamanya”
Anehnya, setelah kejadian mengerikan tersebut, lomba tetap dilanjutkan sampai selesai setelah sirkuit dibersihkan, alih-alih dihentikan.
Tanggung jawab siapa?
Meskipun lomba tetap berlanjut, tapi Mercedes memerintahkan pembalapnya untuk keluar dari trek dan menghentikan balapan. Jaguar mengklaim diri sebagai pemenang. Tak urung hal itu memicu tuduhan ke kubu jaguar, bahwa Hawthorn-lah yang bersalah dan menjadi penyebab terjadinya petaka itu.
Selanjutnya pihak Mercy dan Jaguar saling perang pernyataan di media. Saling kritik tak terelakan antar dua pabrikan besar itu.
Tapi Hawthorn meyanggah bahwa dia adalah penyebab kecelakaan. Karena ada bukti foto-foto yang menunjukkan bahwa dia tak melakukan manuver berbahaya.
Sementara di media bermunculan berbagai spekulasi, bahwa semua itu terjadi akibat persaingan antara Mercedes dan Jaguar. Keunggulan Mercedes diakui sendiri oleh Hawthorn sesaat sebelum malapetaka terjadi. Hawthorn mengakui, bahwa mobil Mercedes yang berbahan perpaduan magnesium itu terbukti sangat kencang. Bahkan Hawthorn berpikir bahwa dia tidak akan bisa mengungguli Pierre Bouillon dengan Mercedesnya.
Masalahnya bahan magnesium itu akan mudah terbakar. Selain itu, terdapat kelemahan lain, yaitu rem Mercedes tidak bisa diandalkan untuk menghentikan laju, kendati rem tersebut bisa membantu menikung tajam. Hal itulah yang dituding sebagai kombinasi mematikan saat sesuatu terjadi.
Hal lain yang menjadi bahan perbincangan adalah adanya bahan bakar rahasia yang disimpan di tangki tambahan. Hal itulah yang akhirnya membuat mobil meledak saat membentur pembatas.
Tapi toh apa yang menjadi opini publik itu tidak pernah bisa dibuktikan. Penyelidikan tidak berhasil membongkar, bahwa itu kesalahan pihak Mercy.
Saling tuding tentang siapa yang bersalah bukan hanya melibatkan dua pabrikan mobil. Melainkan juga beberapa pembalap.
Diantarnya Lance Macklin dan Mike Hawthorn yang tetap ‘berseteru’ selama bertahun-tahun paska kejadian itu. APalagi dalam biografi Hawthorn yang berjudul ‘Challenge Me The Race’ mengatakan bahwa Hawthorn tidak melakukan kesalahan yang mengakibatkan kecelakaan itu. Hawthorn seolah lepas tanggung jawab, setidaknya begitu opini Lance Macklin. Hawthorn bahkan mengeluarkan pendapat bahwa yang bertanggung jawab seharusnya Lance Macklin.
Macklin sakit hati dibuatnya. Hal itu tak terselesaikan sampai pada akhirnya Howthorn tewas dalam kecelakaan Guildford pada tahun 1959. Ironisnya, saat itu Hawthorn sedang berusaha mendahului sebuah Mercedes dengan mobil Jaguar yang dikemudikannya.
Karma? Entahlah!