Semenjak aero fairing berkembang di Motogp, peta persaingan Motogp kemudian berubah ke arah yang berbeda.
Sebelumnya perkembangan Motogp dipimpin oleh pabrikan Jepang yang cenderung mengembangkan sektor teknologi elektronik.
Semenjak aero fairing dikembangkan oleh Ducati, perkembangan Motogp dipimpin oleh pabrikan Eropa yang mengembangkan sektor aero dinamika.
Selain karena memang pabrikan Eropa lebih gencar mengembangkan sektor aero dinamika, penyeragaman ECU dan perangkat elektronik sejak tahun 2016, menghambat pengembangan sektor elektronik yang dikembangkan pabrikan Jepang.
Sehingga kini, pabrikan Eropa lebih diunggulkan daripada pabrikan Jepang. Ducati sebagai pabrikan yang mengenalkan konsep aero dinamika di Motor, kini menjadi motor paling mendominasi jalannya musim Motogp.
Kini karena Motogp semakin membosankan, kenapa Dorna dan FIM tidak membuat regulasi baru yang membatasi atau tidak memperbolehkan aero fairing saja.
Ternyata ada beberapa sebab kenapa Aero Fairing dan beberapa perangkat lainnya belum bisa dihilangkan dalam waktu dekat ini.
Harus atas Kesepatakan Semua Pabrikan
Regulasi bisa diubah atau diganti, jika semua pabrikan menghendaki pergantian regulasi tersebut.
“Regulasi yang ada memperbolehkan aero fairing dan kami tidak bisa merubahnya sampai tahun 2027, kecuali semua pabrikan menyetujui adanya perubahan regulasi,” Kata Carlos Ezpeleta, pimpinan devisi regulasi teknis Motogp.
Saat ini Dorna menerapkan aturan lima tahun regulasi sejak tahun 2022. Aturan ini mengatur tentang pergantian regulasi yang hanya boleh dilakukan lima tahun sekali.
Carlos Ezpeleta mengatakan bahwa pada saat mereka berdiskusi bersama pabrikan untuk regulasi dari 2022 ke 2027, tidak ada pabrikan yang menghendaki pelarangan Aero Fairing.
Sehingga jika aturan ini berjalan dengan semestinya, aero fairing baru bisa dihilangkan atau diubah pada musim 2027.
Lebih lanjut, Ezpeleta menjelaskan bahwa memang semua pabrikanlah yang menghendaki adanya perubahan regulasi dengan periode yang jelas. Karena seperti yang kita ketahui, perubahan regulasi dapat membawa biaya tambahan untuk mengakomodir perubahan motor.
“Hal terbesar yang diinginkan oleh pabrikan adalah ketetapan regulasi, mereka ingin regulasi tersebut tetap sama selama lima tahun, mereka tidak mau kami terus menerus merubah regulasi. Alasan kenapa F1 bisa mengganti regulasi setiap tahun, itu karena mereka mampu. Merubah regulasi terus menerus tidak menghemat biaya, malah akan membengkakkan biaya.” Lanjt Ezpeleta.
Ezpeleta lebih lanjut menjelaskan bahwa kini dirinya dan ayahnya (Carmelo Ezpeleta) tengah bernegosiasi tentang perubahan poin konsesi untuk Yamaha dan Honda.
Ezpeleta sendiri menyakini bahwa poin konsesi tidak ada hubungan langsung dengan regulasi teknis, dia juga memaparkan bahwa dia sangat khawatir kalau Honda dan Yamaha angkat kaki dari Motogp.
Saat ini Yamaha dan Honda dianggap tidak layak mendapatkan konsesi karena masih bisa meraih podium, Honda malah berhasil memenangkan satu balapan.
“Mungkin mereka tidak akan setuju (Pabrikan Eropa). Namun mereka harus ingat bagaimana Honda dan Yamaha berbaik hati dimana pada saat mereka yang dominan, mereka membiarkan saja pabrikan yang menerima konsensi untuk mengembangkan motor saat poin konsesi diperkenalkan.” Kata Ezpeleta.
Rencana Dorna dan FIM untuk 2027
Ezpeleta kemudian memberikan teaser apa saja yang akan FIM dan Dorna lakukan pada tahun 2027, saat regulasi bisa diubah.
“Kami sedang mengerjakan beberapa perubahan regulasi untuk 2027. Dimana pada perubahan regulasi tersebut terdapat banyak regulasi baru yang akan mengurangi performa motor. Saya pikir akan ada penurunan yang signifikan pada performa motor, dan nantinya semua pabrikan akan mulai mendapatkan performa yang hilang dalam waktu 10 tahun. Nah berarti pada 2037, anda (pewawancara) harus menanyai saya lagi.” Kata Ezpeleta.
Ezpeleta kemudian menjelaskan sebesrapa besar penurunan peforma yang mungkin terjadi. Dirinya menggunakan selisih waktu Motogp dengan WSBK sebagai acuan.
Dirinya mengatakan bahwa kini Motogp dan WSBK hanya berjarak 1.5 detik dalam segi pace motor. Sehingga harus tetap ada ruang yang disisakan pada motor, sehingga bisa masih lebih cepat daripada WSBK.
Ezpeleta kemudian mengomentari tentang kemungkinan Motogp menghilangkan winglet sepenuhnya pada 2027.
Menurutnya, bahkan kini superbike-superbike yang jual secara umum seperti Ducati Panigale, Honda CBR dan Kawasaki Ninja sudah menerapkan konsep winglet dan aero dinamika yang lebih mutakir.
Sehingga mungkin Motogp tidak akan bisa melarang penggunaan aero fairing dan winglet, namun mungkin bisa membatasi apa saja yang boleh dan tidak boleh dikembangkan.
“Mungkin yang pasti akan saya larang adalah ground-effect pada motor. Kita tidak ingin pembalap motor mengalami porposing seperti pembalap F1,” Kata Ezpelleta.
Ezpeleta kemudian juga memaparkan bahwa kualitas rem, suspensi dan ban di Motogp juga harus tetap berkembang sehingga bisa mengakomodir perkembangan motor.
Namun dirinya mengungkapkan, bahwa mengatur perkembangan part-part tersebut adalah pekerjaan yang tidak mudah.
Karena part-part tersebut dibuat oleh pihak ketiga yang mana tim-tim bisa saja bekerja sama dengan pabrikan yang berbeda satu sama lain.
Saat ini, karena suspensi didominasi oleh Ohlins, rem didominasi oleh Brembo dan ban di suplai oleh Michelin, maka mengatur perubahan part tersebut masih bisa dikatakan mudah.
Namun jika di masa depan akan ada lebih banyak pabrikan part-part yang mengikuti Motogp, maka diperkirakan akan semakin sulit mengatur pengembangannya.
Ezpeleta sedikit curhat, bahwa pekerjaan di management Motogp tidak semudah yang dipikirkan banyak orang.
Dorna dan FIM seringkali menemui halangan besar saat ingin membuat Motogp lebih kompetitif.
Mereka harus mempertimbangkan permintaan pabrikan, sponsor dan juga penonton di saat yang bersamaan untuk meracik tontonan yang menarik.
Kita tunggu saja pada 2027, apakah perubahan regulasi yang dijanjikan oleh FIM dan Dorna akan membawa dampak yang signifikan bagi Motogp atau tidak.