Saat ini Motogp menggunakan mesin 1000cc empat silinder naturally aspirated engine yang sudah mencapai titik jenuh pengembangan.
Lalu dengan perkembangan aerodinamika motor kini menyebabkan peningkatan performa motor menjadi lebih kencang, kenapa Motogp tidak mempertimbangkan penggunaan mesin turbo untuk mengimbangi perkembangan Aerodinamika?
Pengembangan Mesinnya Mahal
Motogp adalah kejuaraan balap roda dua paling tua yang ada di dunia saat ini. Karena itu Motogp sudah mengalami beberapa kali perubahan untuk mengikuti zaman.
Mulai dari bentuk motor hingga mesin motor terus berubah mengikuti perkembangan zaman yang terus bergerak maju.
Sektor mesin dan chasis adalah yang paling sering berubah. Khusus pada sektor mesin, Motogp diketahui pernah menggunakan mesin empat tak 500cc, dua tak 500cc, empat tak 990cc, empat tak 800cc dan yang terakhir empat tak 1000cc.
Perubahan-perubahan tersebut biasanya memulai sebuah era baru di Motogp. Era empat tak 500cc didominasi oleh pabrikan Eropa seperti MV Agusta dan Gilera.
Era dua tak 500cc menjadi awal dari dominasi pabrikan Jepang di Motogp dan terkenal sebagai era dimana motor sangat sulit dikendalikan.
Era empat tak 990cc adalah awal mula dari Motogp modern dan menghasilkan motor-motor eksotik seperti RC211V.
Era 800cc adalah era yang menyempurnakan penggunaan perangkat elektronik sebagai alat bantu pengendalian motor.
Terakhir era 1000cc saat ini adalah masifnya perkembangan aerodinamika motor yang kini kita saksikan dari rumah.
Dengan mengganti regulasi mesin, maka sama seperti kejuaraan motorsports lain Motogp akan memasuki era baru.
Memasuki era baru bukan perkara yang mudah. Dibutuhkan banyak hal untuk memulai era baru, terutamanya adalah dana yang harus dianggarkan.
Pengembangan mesin harus dilakukan dari nol dan itu memakan waktu dan biaya. Belum lagi harus menggunakan turbo.
Saat ini belum ada pabrikan motor yang pernah membuat motor dengan turbo. Paling mirip adalah Kawasaki dengan H2 bermesin supercharger mereka.
Sehingga untuk menggunakan Turbo di motor, belum ada pabrikan yang punya pengalaman untuk mengembangkan motor dengan mesin turbo.
Keuntungan Mesin Turbo
Mesin turbo dapat menghemat ruang mesin dan juga dapat membuat Motogp bisa menggunakan mesin yang lebih kecil namun dengan figure tenaga yang sama.
Contoh dari keunggulan mesin ini dapat dilihat pada kejuaraan Formula One yang kini memakai mesin V6 Turbo Hybrid 1600cc sejak 2014.
Mesin tersebut mampu menghasilkan tenaga sampai lebih dari 800hp, tentu dengan bantuan perangkat hybrid yang terpasang pada power unit tenaga ini bisa menjadi lebih besar lagi.
Namun figur tenaga tersebut jauh lebih tinggi dari mesin Formula One sebelumnya, V8 2400cc yang menghasilkan tenaga hanya pada angka 750an hp.
Angka tenaga mesin V6 itu bahkan lebih tinggi dari tenaga mesin V10 F1 dari awal tahun 2000an.
Keberadaan turbo tidak hanya menghasilkan tenaga tambahan namun juga membuat mesin motor tidak harus memiliki kapasitas yang besar untuk menghasilkan tenaga lebih.
Bahaya dari Mesin Turbo
Namun mesin Turbo punya kelemahan yang membuatnya kurang cocok jika akan dipasang di motor.
Kelemahan mesin turbo ini adalah jeda pada akselerasi yang disebabkan oleh perbedaan waktu respon antara peningkatan putaran mesin dengan dorongan boost dari turbo, hal ini sering disebut dengan turbo lag.
Turbo lag menyebabkan mesin tidak langsung merespon bukaan gas dari body gas sehingga tidak ada tenaga yang keluar saat lag ini terjadi.
Hal ini sangat berbahaya, terutama jika pembalap sedang berada di tengah tikungan dan tidak langsung mendapatkan tenaga saat mencoba menegakkan motor untuk keluar tikungan.
Berbeda dengan turbo lag yang terjadi di mobil, dimana mobil hanya akan menjadi pelan. Turbo lag di motor dapat mengakibatkan kecelakaan pada pembalap, terutama jika pembalap memasuki tikungan dengan tujuan meng-overtake pembalap di depannya.
Solusi paling umum untuk mengatasi turbo lag adalah dengan menggunakan sistem twin turbo. Dimana terdapat dua turbo yang disetting untuk berkerja dengan timing yang berbeda, sehingga saat turbo pertama belum bisa menyemburkan tenaga, turbo satunya yang akan melakukannya.
Namun solusi ini dirasa mustahil jika digunakan di motor, karena ruang mesin sangat terbatas dan tidak mungkin dapat menampung lebih dari satu turbo.
Bukan Turbo yang Diperlukan Motogp
Tentu pada titik ini sudah jelas terlihat bahwa sebenarnya Motogp tidak perlu merubah jenis mesinnya dengan menggunakan mesin turbo.
Permasalahan Motogp saat ini terletak pada pengembangan aerodinamika yang terlalu rumit sehingga menyebabkan aliran angin kotor pada pembalap yang ada di belakang.
Sehingga pembalap yang berada dibelakang akan sulit untuk mengikuti dan menyalip pembalap yang ada di depan.
Karena angin kotor yang dihasilkan menyebabkan tekanan berlebihan pada winglet dan ban menjadi lebih panas dan kehilangan tekanan.
Jadi daripada merubah mesin, hal yang perlu dilakukan oleh Motogp saat ini adalah menyederhanakan aerodinamika yang semakin berkembang pesat.
Mengambil contoh dari Formula 1 lagi, FIM dan Dorna bisa menetapkan dan membatasi aerodinamika apa yang boleh dikembangkan oleh tim.
Di Formula 1 saat ini, semua tim membuat mobil dengan batasan yang dibuat oleh penyelenggara. Bahkan Formula 1 sampai membuat mobil contoh untuk jadi awal pengembangan.
Motogp mungkin harus lebih tegas dalam aturan aerodinamika ini, karena diakui atau tidak perkembangan aerodinamika ini memang membuat motor melaju lebih kencang namun balapan menjadi lebih membosankan.