Selama balapan berlangsung, pembalap motogp dapat mencapai kecepatan di atas 300km/jam. Pada kecepatan seperti itu, hal-hal yang ada di sekitar pembalap seakan terbang dalam sekejap dan mereka hanya punya sedikit waktu untuk bereaksi.
Lalu Bagaimana bisa jiwa jiwa pemberani ini mengatur posisi yang pas, ketika kecepatan tinggi menurunkan kemampuan penglihatannya di atas motor.?
Faktanya, semakin cepat kita berkendara dengan motor, maka semakin sedikit pula waktu yang kita punya untuk bereaksi pada tikungan dan rintangan yang ada di depan kita. Sekeliling yang kita lihat bergerak dengan kecepatan yang sama dan dengan cepat melewati pandangan kita. Kita hanya bisa membayangkan betapa sulitnya para pembalap MotoGP ini dalam mengendarai motor MotoGP mereka
Pertama-tama, pembalap tidak fokus pada apa yang ada di dekat mereka, namun sebaliknya mereka fokus merencanakan apa yang harus mereka lakukan berdasarkan pada titik referensi yang terletak jauh didepan mereka.
Contoh titik referensi yang mereka lihat adalah garis putih di pinggir sirkuit sebagai titik pengereman, kerbs yang ada di penggir lintasan dan lain sebagainya. Ini adalah hal-hal yang sangat berguna saat balapan di sirkuit Grand Prix.
Saat para pembalap menikung, merubah gigi motor, mengerem, dan mengendalikan motornya, mereka melakukannya dengan mengandalkan memori otot tubuhnya yang sudah ribuan kali digunakan, dan keakrabannya dengan sirkuit. Para pembalap menggunakan pengetahuan mendalam mereka pada tiap sirkuit untuk menentukan racing line yang akan mereka gunakan ketika balapan. Para pembalap ini kemudian memutuskan bagaimana caranya agar mereka bisa cepat di tiap sektor sirkuit dengan menggunakan informasi dari lap terakhir yang sudah mereka lakukan dan titik-titik acuan tersebut.
Sementara titik-titik acuan dan pengalaman di lintasan yang didapat ketika sesi latihan juga bisa berguna dalam menentukan racing line terbaik. para pembalap juga akan mendapatkan tantangan tambahan yang harus dihadapi. Pembalap harus bersaing dengan pembalap lain, memblok racing line mereka, dan menyalip mereka. Ketika dua pembalap memasuki tikungan yang sama, selalu akan ada resiko-resiko yang muncul, di momen ini kecepatan waktu pembalap dalam bereaksi sangatlah penting.
Ketika lawan berada di depan dan pembalap mencoba untuk menyalip, maka tidak ada masalah karena pembalap bisa melihat secara jelas dan menganalisis pergerakan pembalap didepannya. Sebaliknya Pembalap yang didepannyalah yang sedang dalam situasi sulit. Karena suara mesin motornya menghalangi dia untuk mendengar suara motor lawan yang ada di belakanngnya dan ketika dia sadar, lawannya bisa saja sudah ada di depannya. Itulah kenapa pembalap berkomunikasi dengan tim menggunakan pitboard di pinggir lintasan. Informasi yang diterima dari pitboard ini membantu mereka menganalisis situasi dan dapat membuat keputusan berdasarkan pembalap siapa yang berada di belakangnya. Namun terkadang, meskipun itu tidak patut dilakukan, kita bisa melihat ada pembalap yang sempat menengok untuk melihat sekilas posisi lawan mereka.
Kepekaan pembalap memainkan peranan yang sangat penting dalam bagaimana pembalap melihat sekelilingnya dari atas motor MotoGP mereka. Melihat ke aspal tentu bukanlah pilihan yang bagus dan tidak ada waktu untuk melakukan hal itu. Untuk Melihat Kondisi lintasan dan bagaimana motor bereaksi pada permukaan aspal itu bisa dinilai dari perilaku yang didapat dari ban, suspensi dan sasis, khususnya pada area depan motor. Sumber informasi yang didapat ini sangat vital bagi pembalap motogp, yang kemudian bisa diolah oleh tim yang memungkinkan para pembalap bisa memaksimalkan performa motor mereka sampai batasnya.
Seperti yang kita tau, informasi adalah kunci ketika membuat keputusan pada saat kecepatan tinggi. dan selama balapan semua hal terjadi begitu cepat. Itulah kenapa para pembalap MotoGP harus bisa melihat hal-hal kecil secara detail sesering mungkin, agar para pembalap ini mempunyai intuisi yang kuat saat membalap.