Motogp adalah olahraga yang berbahaya. Pembalap melaju dikecepatan 330km/jam lebih selama 20 putaran lebih untuk jadi yang terbaik.

Karena tingkat bahaya yang dimilikinya ini, Motogp harus didampingi oleh peraturan-peraturan yang ketat, supaya dapat menjaga keselamatan pembalap yang berkompetisi di dalamnya.
Salah satu peraturan yang dibuat ketat adalah mengenai pengaman yang pembalap pakai dilintasan, helm adalah salah satunya.
Karenanya helm Motogp dibuat dengan bahan, material dan proses terbaik. Sehingga walaupun memiliki bobot yang ringan. Helm di Motogp memiliki kemampuan menahan hantaman dan tekanan yang besar.

Sekarang teknologi pembuatan helm Motogp sudah sangat maju. Membuat kualitas helm semakin meningkat dan semakin aman.
Dulu pada tahun-tahun awal Motogp, pada era 40an sampai awal 70an, faktor pengaman yang dipakai oleh pembalap ini tidak terlalu dipikirkan.
Pada tahun-tahun awal tersebut, pembalap menggunakan pengaman seadanya seperti jaket kulit, celana jeans dan helm yang seadanya.

Helm-helm half face kerap dipakai dan hanya dilengkapi dengan google dan masker untuk mengamankan muka dan mata pembalap dari debu.
Penggunaan helm full face tidak menjadi mainstream hingga awal 70an. Biarpun begitu, helm full face generasi pertama ini juga tidak punya kualitas sebaik helm-helm yang ada sesudahnya.

Baru pada tahun 80an, pengembangan teknologi helm ini semakin baik. Sekarang, helm Motogp tidak hanya menjaga keamanan kepala para pembalap, namun juga aerodinamis dalam sisi bentuk.
Saat ini semua pabrikan helm berlomba-lomba untuk menciptakan helm dengan kualitas terbaik, namun juga aerodinamis dan ringan.
Bahan-bahan eksotis dan mahal seperti carbon fiber kini sudah mulai dipakai untuk menciptakan helm dengan kualitas terbaik.
Jadi sebenarnya bagaimana proses pembuatan helm di Motogp? Coba kita lihat.
Scanning Bentuk Kepala
Sekarang di Motogp, semua pabrikan helm menggunakan teknologi scanning untuk membuat bentuk dalam helm mereka.

Hal ini dilakukan supaya helm yang dipakai memiliki ukuran yang pas dan juga mencengkram kontur muka pembalap dengan baik.
Dengan ukuran yang pas dan kontur muka yang tercengkram dengan baik, membuat helm tidak mudah terlepas saat adanya hantaman.
Sehingga pembalap akan lebih terlindungi jika terkena hantaman. Teknologi scan ini juga membuat helm lebih dipersonalisasi.
Karena masing-masing kontur muka pembalap pasti berbeda-beda satu sama lain. Tidak mungkin helm Rossi dipakai oleh Luca Marini.
Pemilihan Motif
Selanjutnya para pembalap akan memilih motif atau warna yang akan mereka pakai pada helm. Motif dan warna ini juga bisa dipengaruhi oleh sponsor mereka.
Sehingga walau terkesan remeh, proses ini penting bagi pembalap, terutama untuk menyenangkan sponsor.

Selain itu, pembalap juga boleh memilih motif atau karakter yang sesuai dengan kepribadian atau kesenangan mereka di luar lintasan.
Sehingga, helm bukan lagi hanya sekedar perlengkapan pengaman, melainkan juga menjadi identitas dari pembalap tersebut.
Proses Pencetakan
Sesudah itu, proses yang harus dilewati adalah proses pencetakan dari pabrik. Helm dicetak menggunakan cangkang hasil dari scan kepala pembalap dan dipotong menggunakan mesin laser.
Pemontongan dengan laser ini bertujuan agar helm memiliki bentuk yang rapih. Helm yang sudah dipotong kemudian diwarnai dengan warna dan motif yang sudah dipilih oleh pembalap.
Sesudah dicetak dan diwarnai, helm kemudian dipasangkan piranti pengaman seperti kaca, pengunci helm dan lapisan busa dalam yang sesuai dengan kontur pembalap.
Tahap Tes
Helm kemudian harus di tes terlebih dahulu. Tes yang dilakukan seperti tes hantaman, kekuatan visor dan tes menahan panas.

Helm yang sudah sesuai dengan standar FIM kemudian diperbolehkan untuk dipakai oleh pembalap.
Sesudah itu baru helm boleh digunakan pada balapan oleh pembalap.
Jika Helm Rusak
Pada satu pekan balap, sponsor helm mensuplai empat sampai lima helm pada setiap pembalap dilintasan.
Jumlah helm ini memiliki beberapa kegunaan, yakni jika helm mengalami kerusakan akibat kecelakaan atau perubahan cuaca.
Maka pembalap dapat segera mengganti helm yang rusak atau yang tidak sesuai dengan kondisi cuaca dengan yang baru.

Helm Motogp dirancang untuk mudah dilepaskan jika terkena hantaman, hal ini bertujuan agar mashal dapat menolong pembalap dengan lebih cepat.
Helm yang sudah mengalami kerusakan tidak diperbolehkan lagi untuk dipakaidan harus dikirimkan kembali ke penyuplai helm.
Helm yang rusak tersebut dianalisis untuk mendapat data kerusakan yang mendetail, sehingga kualitas helm bisa dikembangkan dengan lebih baik.
Beberapa pembalap juga menyimpan helm rusak mereka, contohnya adalah Valentino Rossi. Rossi sudah disuplai oleh AGV sejak awal karirnya pada tahun 1996 dan menyimpan banyak helmnya.
Rossi bahkan sampai punya mini museum untuk helm-helmnya. Pihak pabrikan helm juga biasa memajang helm-helm lawas mereka di kantor mereka.
Perbedaan dengan Helm Produksi Massal
Perbedaan paling besar adalah kontur yang ada dalam busa helm menggunakan kontur produksi massal yang punya ukuran yang tidak spesifik.
Kemudian pada motif dan warna helm yang dipakai, biasanya versi produksi massal atau replica tidak punya beberapa sponsor tim, sehingga mengurangi kewajiban pabrikan helm membayar royalty.

Helm produksi massal juga memiliki beberapa tipe. Seperti AGV Corsa dan AGV Pista. Bisa dibilang AGV Pista adalah tipe yang paling dekat dengan versi yang dipakai oleh pembalap di lintasan.
Sementara AGV Corsa adalah pilihan yang lebih murah untuk dijual. Walau punya motif dan warna yang mirip namun bahan dan harganya berbeda.

Karena itu harga helm Motogp sangat tinggi jika dibandingkan dengan helm produksi massal.