Dalam beberapa tahun terakhir musim MotoGP, jika ditanya tim mana yang paling buruk performanya di kelas premier, mungkin 9 dari 10 orang akan menjawab tim Avintia Racing
Namun sebenarnya tim ini tahu bagaimana caranya untuk menang balapan, ini bisa dilihat saat tim Avintia sukses di kelas junior pada awal mula tim ini berlaga di Grand Prix
Mungkin yang paling dikenal adalah saat Avintia berhasil mengantarkan pembalapnya Maverick Vinales meraih peringkat ketiga di klasmen akhir GP125 tahun 2011, yang pada waktu itu mendapat dukungan sponsor dari Paris Hilton.
Semenjak terjadinya perubahan pada kelas MotoGP di tahun 2012 dengan hadirnya motor bermesin CRT, Avintia menggunakan mesin Kawasaki dari motor Superbike ZX-10, dan tentunya membalap dengan paket motor seperti ini di kelas MotoGP sangatlah sulit
Sekarang, di tahun kesembilannya berkompetisi di MotoGP, Avintia telah menghabiskan 8 tahun itu tanpa mendapatkan 1 kali podium pun, apalagi kemenangan. Prestasi terbaiknya adalah capaian dari Hector Barbera yang berhasil menempati urutan ke 10 di klasmen akhir pada musim MotoGP 2016, di tahun itu pulalah tim Avintia pertama kalinya berhasil meraih 100 poin
Namun, dalam 6 bulan terakhir ini kita bisa melihat suatu metamorfosis yang luar biasa dari skuat Avintia . sekarang tim ini berganti nama menjadi Esponsorama Racing. Dengan membawa sponsor besar dari merk jam tangan mewah asal Swiss, Hublot dan pembalap barunya Johann Zarco. Musim balap 2020 ini telah menjadi musim yang melebihi harapan mereka selama berkompetisi di MotoGP
Baru setengah musim berjalan, Zarco sudah menghadiahkan tim Avintia pole position dan podium pertamanya, yang ia raih lewat penampilan impresifnya di GP Ceko
Jadi apa yang membuat tim asal Andorra ini bisa berubah begitu cepat?
Sebagian besar, ini berkat upaya dari manajer tim yang baru ditunjuk yaitu Ruben Xaus, yang mulai bekerja semenjak munculnya kabar bahwa Zarco akan bergabung ke Avintia di bulan November tahun lalu untuk merombak tim Avintia dan juga membangun hubungan yang baik dengan para sponsor dan Ducati sendiri
Hal pertama yang ia lakukan adalah menegosiasikan sekaligus membuat kontrak baru dengan Ducati dan semua suplier, seperti dari Brembo, Ohlins dan lain lain
Berkat upayanya ini, ia bisa membuat Zarco bergabung ke timnya dengan kontrak dari Ducati pabrikan, yang mana kontrak ini tentunya semakin menguntungkan tim Esponsorama dari segi anggaran tim, karena gaji Zarco nantinya akan dibayar oleh Ducati pabrikan, bukan oleh tim yang memiliki anggaran terbatas ini
Pada akhirnya, anggaran tim yang berasal dari sponsor bisa dihemat. Anggaran ini kemudian bisa digunakan berinvestasi tidak hanya pada komponen komponen motor namun juga para staf untuk tim,,Esponsorama juga dapat meningkatkan seluruh struktur organisasi timnya sehingga bisa mendukung pembalapnya untuk tampil maksimal di lintasan
Dan dengan status tim yang sekarang menjadi tim satelit resmi Ducati, tentunya ini memiliki manfaat lain yaitu meningkatkan nilai moral diantara semua anggota tim yang dulunya inferior dengan kompetitor lain, sekarang dengan hadirnya pembalap sekelas Zarco ke tim, otomatis memberikan kepercayaan diri pada skuat Avintia
Tim ini pun bisa dibilang meraih hasil yang cukup baik tahun ini, berkat dukungan investasi dari sponsor barunya dan juga dari Ducati, Ruben Xaus yakin timnya ini berhasil membayar kembali kepercayaan para sponsor dan Ducati yang diberikan kepadanya
Untuk tahun depan ada tantangan baru yang akan dihadapi Ruben Xaus dan timnya, yaitu saat mereka harus mengalihkan perhatiannya dari pembalap seperti Karel Abraham dan Tito Rabat ke pembalap muda baru yang harus dibina
Dan targetnya tetap sama, meneruskan cara bekerja tim yang baru ini dan terus mendapatkan hasil sebaik mungkin sampai akhir tahun depan