Motogp adalah olahraga yang berbahaya. Para pembalap memacu motor-motor tercepat di dunia hingga limit untuk menjadi pemenang.
Karena tingkat resiko yang tinggi, maka Motogp harus didampingi oleh peraturan-peraturan yang ketat demi keamanan dan keselamatan para pembalap.

Pembalap yang terbukti nakal dilintasan akan mendapatkan beberapa tipe hukuman yang bertingkat sesuai berat pelanggaran yang mereka dapatkan.
Pembalap umumnya mendapatkan hukuman long lap penalty, pemotongan waktu putaran dan ride through penalty untuk pelanggaran bersifat ringan hingga menengah.

Namun pembalap yang melakukan pelanggaran berat sehingga dapat membahayakan pembalap lain dapat didiskualifikasi dari balapan.
Diskualifikasi ini diberitahukan kepada pembalap lewat pengibaran bendera hitam disertai nomor balap mereka.
Jika bendera ini dikibarkan di sebelah nomor balap mereka, maka balapan selesai dan pembalap tersebut harus segera masuk ke pit.

Beberapa nama besar pernah mendapatkan bendera hitam, sebut saja Marc Marquez, Andrea Ianone dan Fabio Quartararo.
Jadi sebenarnya kelakuan-kelakuan apa saja yang bisa membuat pembalap dihadiahi bendera hitam saat balapan? Coba kita lihat.
Mengabaikan Penalty
Pertama adalah mengabaikan penalty atau hukuman yang diberikan sebelumnya untuk pembalap tersebut.
Misalnya, pembalap melakukan jump start atau start sebelum lampu merah start berhenti menyala. Maka umumnya pembalap akan diberikan ride through penalty.

Jika pembalap menghiraukan hukuman ini sampai pertengahan balapan, maka pembalap tersebut dapat dihadiahi bendera hitam.
James Toseland pernah mengalami ini pada tahun 2009. Saat itu dia menghiraukan hukuman ride through penalty yang dia terima sampai pertengahan balapan.

Sehingga akhirnya Toseland terpaksa didiskualifikasi. Perlu diingat kalau peraturan ini berlaku pada hukuman yang dari awal balapan sudah diberikan.
Jika hukuman diberikan menjelang akhir balapan, misal kalau pembalap tidak sengaja melintasi track limit lintasan, dan tidak ada waktu untuk melakukan hukuman maka pembalap tersebut biasanya akan dipotong waktu putarannya.
Motor Tidak Sesuai Peraturan
Pembalap juga bisa mendapatkan bendera hitam atau diskualifikasi, jika menggunakan motor yang tidak sesuai dengan peraturan atau regulasi yang berlaku.
Misal ban yang punya tekanan tidak wajar, bodi yang terlalu lebar, atau menggunakan part yang dilarang.
Biasanya sebelum balapan, motor akan dicek oleh pihak yang berwenang untuk melihat apa motor menyalahi regulasi atau tidak.
Kalau pada awal balapan motor tersebut tidak memiliki masalah, maka akan diluluskan oleh pihak pengecekan tersebut.
Namun untuk menghindari human error, maka sesudah balapan motor akan di cek kembali. Kalau ternyata ditemukan pelanggaran yang tidak terdeteksi pada sebelum balapan, pembalap akan didiskualifikasi.
Fabio Quartararo pernah mengalami hal ini, saat kemenangannya dianulir oleh pihak FIM pada GP Jepang 2018, saat itu Fabio masih membalap di kelas Moto2.

Jadi diskualifikasi tidak hanya bisa terjadi pada saat balapan namun juga bisa terjadi sesudah balapan.
Berkelahi dengan Penyelenggara Race
Black flag juga bisa dihadiahkan kepada pembalap yang berkelahi dengan penyelenggara balapan.
Paling sering adalah berkelahi dengan marshal. Berkelahi dengan Marshal yang menolong sesudah crash, kemudian mencoba untuk kembali mengikuti balapan bisa membuat pembalap dihadiahi bendera hitam.

Hal ini pernah menimpa Niklas Ajo yang membalap di kelas Moto3 pada 2012 yang lalu. Ajo dinilai sengaja menendang marshal, saat sedang mencoba mengikuti balapan ulang sesudah crash. Ajo kemudian dihadiahi bendera hitam akibat aksinya itu.
Membahayakan Pembalap Lain
Paling jelas tentu saja jika pembalap membahayakan pembalap lain. Pembalap bisa didiskualifikasi jika terbukti dengan sengaja membahayakan pembalap lain.
Seperti sengaja menyenggol, sengaja menabrak dan beberapa kesalahan lain yang dapat membuat pembalap mengalami kecelakaan.
Pembalap juga bisa dikategorikan membahayakan pembalap lain jika pembalap membalap tanpa kepekaan akan pembalap lain atau terlalu agresif.
Contoh pembalap yang dengan sengaja mencoba untuk mencelakakan pembalap lain adalah Romano Fenati pada GP San Marino Moto2 2018.

Pada saat itu Fenati terlibat perebutan posisi dengan Stefano Manzi. Manzi tidak sengaja melakukan manuver yang membuat Fenati melebar.
Fenati yang emosi lalu dengan sekuat tenaga menyusul Manzi, dan kemudian setelah berhasil menyusul Manzi, Fenati kemudian menarik tuas rem Manzi dengan sengaja.
Fenati lalu dihadiahi bendera hitam karena ulahnya itu, didampingi oleh beberapa hukuman tambahan sesudahnya.
Contoh pembalap yang secara tidak sengaja membahayakan pembalap lain kemudian diberikan bendera hitam adalah Marc Marquez pada GP Australia 2013.
Pada saat itu sirkuit Philip Island habis diaspal ulang, membuat aspal sirkuit sangat abrasive dan menguras ban.
Ban bahkan tidak akan bertahan sampai akhir balapan. Karena itu Dorna dan FIM membuat peraturan dadakan yang mana pembalap harus masuk ke pit untuk mengganti motor dengan ban baru pada lap 10.

Marc masuk pada lap 11 dan ini dianggap membahayakan pembalap lain, karena ban Marc bisa hancur kapan saja. Sehingga Marquez dihadiahi bendera hitam.
Masalah Motor
Sebenarnya ada dua jenis bendera hitam, bendera hitam yang satu adalah bendera hitam dengan titik oranye di tengahnya.
Bendera ini ditujukan untuk pembalap yang mengalami permasalahan motor, namun tidak menyadari motornya bermasalah.
Bendera ini dikibarkan jika pembalap tidak bisa menyadari adanya masalah pada motornya, tetapi bisa berakibat fatal pada pembalap lain.
Kebocoran oli yang menimbulkan asap adalah kejadian yang paling sering dihadiahi bendera ini.

Pembalap yang dihadiahi bendera ini harus segera kembali ke pit, karena kerusakan motornya mungkin saja dapat membahayakan dirinya atau pembalap lain yang ada dibelakangnya.