Banyak orang orang bertanya soal bagaimana bisa motor MotoGP bisa melaju sangat cepat di lintasan. Memang top speed MotoGP yang bisa lebih dari 360 km/jam ini membuat banyak orang takjub, tapi hal yang tak kalah menakjubkannya dari motor MotoGP adalah kemampuan motor ini dalam melibas tikungan dengan tingkat kemiringan yang sangat tinggi.
Lalu bagaimana bisa motor MotoGP bisa semiring itu saat menikung ?
Untuk menjawabnya, mari kita simak bersama ulasannya berikut ini.
Faktor yang paling mempengaruhi kenapa motor MotoGP bisa menikung sangat miring adalah dari ban, titik tengah keseimbangan motor atau center of gravity, karakter motor dan yang tak kalah penting gaya balap pembalap itu sendiri. Bila semua variabel ini digabungkan maka bukan tidak mungkin pembalap dan motornya bisa menikung dengan kemiringan lebih dari 65 derajat.
Agar kita bisa mengira ngira dengan jelas seberapa miring motor MotoGP ini saat menikung, mari kita lihat perbandingan kemampuan motor lain saat menikung. Jika sudut kemiringan 0 derajat, itu berarti motor dan pembalap sedang dalam posisi tegak lurus.
Dan berikut ini sudut kemiringan maksimal dari beberapa tipe motor;
- Motor skuter biasa hanya 40 derajat
- Motor sport Naked mencapai 50 derajat
- Motor Sport mencapai 55 derajat
- Motor World Superbike mencapai 61 derajat
- Dan motor MotoGP bisa melebihi 64 derajat
Seperti inilah gambaran bila motor MotoGP kalau merebah miring hingga 65 derajat. Di posisi semiring ini pembalap bisa menunggangi motornya tanpa terjatuh, karena saat menikung ada tenaga yang cukup mendorong badan pembalap untuk tetap melekat pada motor.
Lalu apa alasan motor MotoGP didesain bisa sangat miring ketika menikung ? .
Alasannya sangat simple. Pada dasarnya dengan tercapainya kemiringan yang tinggi ketika menikung, maka akan memaksimalkan potensi cornering speed yang tinggi dari motor. Semakin rebah pembalap dan motornya saat menikung, maka semakin tinggi pula kecepatan saat melibas tikungan. Tentunya hal ini akan secara drastis meningkatkan catatan waktu pembalap, sekaligus memberikan keunggulan atas pembalap lain.
Namun, bahkan seorang pembalap juara dunia pun kadang tidak melakukan aksi menikung dengan kemiringan maksimal setiap waktu. Tentu ini semua tergantung juga pada situasi, karakter motor dan kecepatan motor, yang mana akan menentukan seberapa miring motor MotoGP saat menikung.
Faktor pertama yang membuat motor MotoGP bisa menikung sangat rebah adalah ban. Ban motor MotoGP memainkan peran yang sangat penting dalam membantu motor mencapai kemiringan maksimal. Ban motor MotoGP memiliki spesifikasi ban depan dengan ukuran lebar tapak 120 milimeter dengan diameter velgnya 17 inchi, dan ban belakang lebar tapaknya 180 milimeter dengan diameter velgnya 17 inchi. Michelin membuat ban ini menggunakan bahan spesial yang disebut karbon hitam. Ban ini tentunya akan memberikan grip yang maksimal ke aspal meski di kondisi sudut kemiringan motor yang tinggi sekalipun. Bahkan pada posisi menikung, kontak ban dengan permukaan aspal bisa hanya seukuran kartu ATM saja.
Saat motor menikung, diameter ban yang berputar menapak aspal akan semakin kecil, di momen ini kecepetan motor akan meningkat tanpa pembalap menaikan RPM motor. Tapi seperti yang kita tahu, ban motor MotoGP tidak membentuk sudut kemiringan 65 derajat, lalu bagaimana bisa motor MotoGP menikung semiring itu ? tentu hal ini menjadi rahasia dari pabrikan motor dan Michelin.
Yang kita tahu adalah ban ini akan menapak dengan sempurna pada saat motor merebah. Hal ini karena tekanan ban memainkan peranan yang sangat penting dalam memberikan kontak tapak yang baik saat motor menikung dengan sudut kemiringan 65 derajat. Selain itu ban motor MotoGP juga harus mampu menahan beban hingga lebih dari 200kg selama menikung, sambil menjaga kontak dengan aspal saat merebah.
Faktor yang juga menentukan kemampuan motor MotoGP dalam menikung adalah titik keseimbangan motor. Menurunkan titik keseimbangan motor MotoGP bisa meningkatkan handling dan membantu motor menikung lebih rebah di tikungan.
Kemudian bila kita lihat, para pembalap biasanya tidak selalu langsung melaju lurus ketika keluar tikungan, melainkan melakukan manuver ‘S’ di lintasan lurus. Pembalap melakukan ini agar bagian pinggir ban yang diameternya lebih kecil bisa menapak ke aspal supaya meningkatkan akselerasi di lintasan lurus, sekaligus menjaga terjadinya potensi wheelie di momen akselerasi. Jadi bisa dibilang dengan menikung bisa menambah kecepatan.
Rekor sudut kemiringan tertinggi saat menikung pernah dilakukan oleh Marc Marquez. Kala itu Marquez menikung dengan sudut kemiringan 68 derajat selama sesi latihan. Di tingkat kemiringan ini sebenarnya motor sudah sangat maksimal karena footpeg motor akan menyentuh permukaan aspal. Marquez bisa melakukan ini karena kecepatan dia melibas tikungan sangat tinggi sehingga semakin tinggi pula tingkat kemiringan motor yang dihasilkan.
Motor MotoGP memang didesain memiliki ground clearance yang tinggi, sehingga membantu menikung dengan sudut kemiringan tertentu. Namun, untuk bisa melakukan itu tergantung pula dengan teknik dan skill pembalap itu sendiri.
Pembalap MotoGP bisa dibilang pembalap motor terbaik di dunia, dan masing masing pembalap punya gaya balap tersendiri. Pembalap MotoGP tentu tidak akan menikung dengan sudut kemiringan maksimal di tiap tikungan. Tapi, mereka pastinya memiliki keinginan untuk terus melakukan hal yang lebih untuk bisa menang.
Teknik menikung yang baik tentunya tergantung juga pada karakter motor dan settingannya. Di sisi pembalap kemudian akan berusaha mencari batas dari settingan itu melalui trial dan error. Sehingga pembalap nantinya akan mengetahui seberapa jauh mereka bisa meningkatkan sudut kemiringan motor saat melibas tikungan.