Kembalinya Franco Morbidelli ke performa aslinya adalah berita bagus untuk MotoGP, karena runner up MotoGP 2020 ini adalah salah satu pembalap hebat di grid. Namun, performanya selama beberapa musim terakhir telah menempatkan posisinya dalam bahaya.
Hari Minggu kemarin di Termas de Rio Hondo, pembalap Yamaha ini sedikit lagi meraih podium pertamanya semenjak balapan di Jerez 2021, ketika Morbidelli mengejar duo pembalap ducati Jack Miller dan Pecco Bagnaia.
Pada balapan Sprint hari sabtu kemarin, pembalap binaan VR46 Academy ini langsung menyodok ke depan untuk pertama kalinya. Lalu sehari sebelumnya juga Morbidelli berhasil finish di posisi ke 4 di sesi kualifikasi, posisi start terbaiknya semenjak Jerez 2021, dan akhirnya bisa finish di posisi ke 4 di balapan hari minggu kemarin. Jadi bisa dibilang ini adalah awal kebangkitan Morbidelli, dan dia tahu itu.
Morbidelli memang tidak langsung memimpin jalannya lomba hari minggu GP Argentina dari lap 1 sampai finish, tapi jelas Morbidelli bertarung memperebutkan podium sampai beberapa lap terakhir, sampai akhirnya Johann Zarco datang dengan cepat dari belakang dan langsung menyalipnya.
Untuk seorang pembalap yang selalu finish di luar 10 besar di 20 balapan terakhir, sementara rekan setimnya Quartararo bisa memperebutkan gelar dunia, bisa finish ke 4 di Sprint dan Full Race adalah hasil yang impresif bagi Morbidelli.
Namun apakah hasil bagus di sirkuit Termas de Rio Hondo menunjukan bahwa Morbidelli sudah sepenuhnya bangkit ? semoga saja begitu.
Tapi sirkuit Termas de Rio Hondo adalah sirkuit yang cukup aneh. Sirkuit ini adalah salah satu sirkuit MotoGP yang paling sedikit grip aspalnya. Oleh karena grip yang ditawarkan sedikit, mungkin saja kondisi ini cocok dengan gaya balap Morbidelli.
Morbidelli dikenal sebagai pembalap yang gaya balapnya halus di atas motor, sangat berbeda dengan Quartararo yang membawa Yamaha M1 secara agresif, yang mana gaya balap agresif dengan mengandalkan grip maksimal motor di atas Yamaha M1 ini berhasil mengantarkannya meraih gelar dunia 2021. Sesuatu yang sangat sulit dilakukan oleh Morbidelli.
Tentu Morbidelli bekerja sangat keras untuk mengubah gaya balapnya yang halus ke gaya balap agresif di atas motor Yamaha M1, agar dia bisa mengeluarkan potensi cengkraman ban yang ada seperti yang Quartararo lakukan. Namun di kondisi lintasan kering sirkuit Termas de Rio Hondo tidak akan mungkin memberikan daya lebih pada ban agar mengeluarkan potensi gripnya, karena memang lintasannya sangat sedikit menawarkan grip.
Fakta lainnya juga kondisi lintasan seperti kemarin membuat catatan laptime lebih lambat dari tahun lalu, yang mana ketika itu Morbidelli tidak kompetitif. Jadi kemungkinan besar Morbidelli bisa cepat di GP Argentina kemarin lebih karena gaya balapnya yang halus bekerja lebih baik saat melintasi lintasan yang licin dan aspal yang bergelombang.
Quartararo yang kesulitan sepanjang pekan balap kemarin juga berpikir seperti itu. Menurut Quartararo, dirinya dan Morbidelli memiliki gaya balap yang sangat berbeda. Di sirkuit dengan aspal yang kurang memiliki grip seperti Catalunya, Sepang dan Termas de Rio Hondo, menurutnya Morbidelli selalu tampil cepat. Sementara Quartararo yang sudah terbiasa agresif dalam pengereman dan mengandalkan corner speed selalu kesulitan untuk melakukannya di lintasan yang sedikit menawarkan grip.
Lalu bagaimana kecepatan Yamaha M1 di balapan basah hari minggu kemarin ?
Terkadang memang Yamaha M1 sangat kesulitan di kondisi basah, karena motor Yamaha membutuhkan grip pada pinggir ban ketika menikung untuk melaju cepat, dan biasanya hanya ada sedikit grip di pinggir tapak ban ketika lintasan basah.
Tapi sekali lagi sirkuit Termas de Rio Hondo ini aneh, lintasannya licin di kondisi kering namun relatif punya grip di kondisi basah, dan inilah alasan kenapa Morbidelli sedikit lagi meraih podium dan Quartararo bisa memulihkan posisinya sampai finish ke 7 setelah turun posisi ke 16 setelah ditabrak Nakagami di lap pertama.
Tentu saja Morbidelli berharap bahwa tren positifnya di Termas de Rio Hondo adalah awal dari kebangkitannya, karena penting bagi Morbidelli untuk berjuang mempertahankan kursinya di Yamaha untuk musim 2024. Karena kontraknya saat ini akan habis sampai akhir 2023.
Banyak orang juga terkesan dengan top speed Yamaha di lintasan lurus selama Sprint Race di hari sabtu. Bahkan pembalap Ducati pun kesulitan menyalip Morbidelli di lintasan lurus.
Namun sepertinya performa seperti ini akan sulit ditunjukan di GP Amerika yang akan dihelat dua minggu lagi, meskipun tetap ada kemungkinan Morbidelli bisa tampil bagus seperti kemarin,.
Alasannya karena lintasan lurus di Termas de Rio Hondo diawali dengan tikungan kanan yang panjang, dimana corner speed yang merupakan keunggulan Yamaha bisa menghasilkan top speed yang baik di lintasan lurus, itulah sebabnya top speed tertinggi Morbidelli tampak sangat mengejutkan di Termas de Rio Hondo.
Di sisi lain, lintasan lurus sirkuit Austin diawali dengan tikungan tajam hairpin, sehingga untuk memperoleh top speed tertinggi di Austin sangat tergantung pada horse power mesin yang brutal dan aero downforce anti-wheelie yang kuat. Aprilia, Ducati, Honda, dan KTM tentunya lebih superior di area ini daripada Yamaha.