Perubahan yang terjadi pada Alex Marquez selama 12 bulan terakhir bisa dibilang sangat luar biasa.
Dia datang ke MotoGP dengan status pentingnya sebagai juara dunia Moto2 yang kemudian menuju tim Repsol Honda dengan keadaan yang dipaksakan – namun dia berhasil membalas semua kritkan yang mengarah padanya dengan mendapatkan 2 podium secara berturut turut di MotoGP dalam seminggu.
Jadi bagaimana bisa Alex Marquez bisa membalikan keadaan dalam waktu yang singat dan menjadi satu-satunya pembalap Honda yang meraih podium, tidak hanya satu tapi 2 kali podium di 2020 ini?
Sebagian karena Alex Marquez tipe pembalap yang harus berproses dulu. Jika diibaratkan, dia seperti Mesin disel bukan mesin bensin, dengan style seperti itu dia selalu memerlukan waktu agak panjang untuk mendapatkan kecepatan dalam meniti karir balapnya, tetapi begitu dia sudah mulai mendapatkan kecepatan, dia mampu mempertahakan kecepatannya dengan lebih konsisten,
Alex Marquez membutuhkan waktu tiga musim untuk memenangkan juara dunia moto3, di tahun tahun pertamanya dia belum menonjol sampai akhirnya pada pertengahan tahun 2014 dia mampu menemukan kecepatannya
Saat itu Dia bisa dua kali beruntun menang di GP Barcelona dan GP Assen dan dia melanjutkan konsistensinya dengan berhasil mendapatkan 6 podium dari 7 balapan terakhir, dan akhirnya bisa menjadi juara dunia dengan mengalahkan Jack Miller di Valencia dengan selisih hanya 2 poin.
Hal serupa juga terjadi saat di moto2. Alex Marquez tidak pernah meraih podium sama sekali hingga akhir tahun keduanya dan belum mendapatkan kemenangan hingga tahun ke 3nya di Moto2, Alex membutuhkan waktu hingga 5 tahun untuk bisa mendapatkan kecepatan yang cukup untuk menjadi pemenang balapan yang konsisten di tahun 2019. Seperti biasa, ketika konsistensi itu tiba, titel Juara Dunia pun bisa diraihnya.
Dengan dua titel juara dunia yang didapat, sangat jelas bahwa Alex Marquez saat itu tidak akan bisa langsung mengendalikan motor Repsol Honda MotoGP dan langsung bertarung memperebutkan podium , tapi dia membutuhkan banyak waktu sebelum akhirnya dia bisa menunjukan potensi maksimalnya.
Namun faktanya, secara mengejutkan dia hanya membutuhkan waktu 10 balapan dalam menemukan rahasia agar bisa melaju cepat diatas motor yang dikenal paling sulit dikendalikan di MotoGP.
Meski begitu, MotoGP 2020 ini merupakan tahun yang tidak normal dibanding sebelumnya, dan ternyata hal ini cukup membantunya dengan memberikan ruang pada Alex untuk beradapatasi dengan baik tanpa ada gangguan di tengah banyak keraguan dan kritik yang menderanya
Kritikkan pada Alex Marquez dimulai ketika dia secara tiba tiba harus menggantikan Jorge Lorenzo di seri terakhir 2019 GP Valencia, ini hanya beberapa minggu setelah dia merebut gelar juara dunia Moto2.
Saat itu Dia dianggap kurang pantas mendapatkan tempat di tim yang paling di idam idamkan di MotoGP, dan kritikan macam ini seolah-olah menghilangkan statusnya sebagai juara dunia dua kali yang disandangnya, malahan para pengkritik ini menganggap bahwa satu-satunya alasan kenapa Alex Marquez bisa mendapat tempat di Repsol Honda adalah karena dia adik dari Marc Marquez yang merupakan Juara Dunia bertahan MotoGP.
Honda kemudian tampaknya setuju dengan kritikan kritikan yang ditujukan kepada Alex sehingga Honda menggeser Alex Marquez ke tim satelit Honda LCR untuk musim depan dan sebagai gantinya Honda Repsol membawa Pol Espargaro dari KTM yang akan bersanding dengan kakaknya, Marc Marquez.
Keputusan Memindahkan Alex Marquez ke LCR untuk tahun 2021 bahkan sebelum dia membalap di tahun 2020 ini adalah tipikal dari gaya kepemimpinan yang lazim dilakukan oleh Alberto Puig dalam mengelola para pembalapnya, tetapi langkah ini bisa jadi malah tidak memberikan suntikan kepercayaan diri pada Alex Marquez yang sedang beradaptasi dengan motor Honda RC213V yang dikenal agresif, setelah dia terlihat sangat kesulitan dalam melakukan uji coba pra musim
Tapi, dengan seiring berjalannya musim balap 2020 ini akhirnya memberikan Alex sedikit kelegaan dari tekanan besar yang datang dengan mengendarai motor Honda RC213V itu.
Menjalani balapan di MotoGP 2020 yang dihelat tanpa penonton langsung di sirkuit dan sepi dari awak media membuat Alex dapat menyelesaikan berbagai hal dengan lebih tenang.
Dia mulai bisa mengendarai motornya dan lebih bersantai di paddock tanpa perlu khawatir tentang semua tekanan lain yang muncul karena dia adalah pembalap Repsol Honda. Karena Untuk pertama kalinya, MotoGP Tahun ini yang dilakukan para pembalap hanya fokus pada menggunakan kemampuannya dalam mengendarai motor
Itu jelas membuat Alex lebih mudah beradaptasi daripada yang bisa dia bayangkan sebelumnya. meskipun Dia sebenarnya tidak asing dengan banyak media yang menyorotnya, karena memang statusnya adalah juara dunia dua kali, dia tau bagaimana menghadapi itu semua, tetapi bukan berarti hal itu tidak mengganggu.
Ada lagi hal yang lebih menguntungkannya di tahun 2020 yang mungkin dia enggan mengakuinya, apalagi kalo bukan Karena Stefan Bradl yang sekarang jadi rekan setimnya bukan kakaknya.
Ini karena Marc Marquez mengalami cidera di seri pembuka Jerez saat lengan kanannya patah, sehingga Marc absen di 10 seri balap MotoGP 2020 dan hingga kini belum ada tanda-tanda akan kembali.
Itu berarti, keadaan saat ini tidak sama seperti saat tes pramusim sampai saat GP Jerez lalu dimana Marc gagal bertarung memperebutkan podium, dimana ketika itu Alex hanya finish di posisi 13. Alex tentu tidak kuat bila terus menerus dibanding bandingkan dengan kakaknya jika Marc saat ini membalap bersamanya
Absennya Marc pada 2020 ini memungkinkan Alex untuk mengarahkan jalannya sendiri. Dan sejauh ini hasil yang diraihnya luar biasa.
Raihan Podium MotoGP pertamanya yang mengesankan di Le Mans akan tercatat sebagai penampilan hebatnya kala balapan di kondisi basah
Tetapi, dengan kembali meraih podium seminggu setelahnya dengan penampilan yang luar bisa di lintasan kering di Aragon, telah membuktikan bahwa Alex sudah berkembang sangat cepat dalam waktu yang singkat.
Dan tinggal menunggu waktu saja cepat atau lambat Alex Marquez dengan mesin diselnya yang sedang panas ini bisa saja meraih kemenangan pertamanya di 4 seri tersisa MotoGP 2020 ini