Salah satu elemen yang paling sedikit berubah semenjak pertama kali lahirnya balapan adalah bentuk komunikasi antara pembalap dan timnya di tengah balapan.
Pit Board adalah elemen yang memungkinkan pembalap menjadi sepenuhnya paham pada situasi dan keadaan sekitarnya. Sayangnya kita belum tahu siapa orang pertama yang pertama kali punya ide ini, tapi tidak diragukan lagi bahwa pemberian informasi melalui pit board merupakan ide yang sangat baik dalam dunia balap.
Salah satu manfaat dari pitboard ialah memungkinkan pembalap tetap fokus pada balapannya, baik sedang dalam keadaan sesi latihan atau balapan, karena hanya saat melewati garis finish lah pembalap mengalihkan satu detik pandangannya ke pitboard untuk memastikan bahwa situasi masih berada dalam jalurnya.
Sekarang, teknologi memungkinkan tim mengirimkan semua jenis informasi ke panel digital motor. Meski semua informasi sudah didapat langsung pembalap di motornya, pitboard hingga kini masih tetap digunakan. Informasi laptime setiap putaran sekarang langsung bisa tampil di dashboard motor saat pembalap melintasi garis finish, sesuatu yang jaman dulu tidak bisa dilakukan menggunakan pitboard, karena kru tim baru bisa mengiformasikan laptime di saat pembalap melintasi garis finish di lap berikutnya. Perbedaan waktu dalam menyampaikan informasi yang cukup lama ini menyebabkan terlambatnya reaksi pembalap dalam menyikapi situasi.
Umumnya, waktu yang tersisa di sesi latihan, laptime terbaik dan posisi pembalap akan dimunculkan pada pitboard. Namun karena informasi tersebut sudah tersedia di dashboard motor pembalap, maka informasi yang dipasang di pitboard lebih disederhanakan lagi. Seperti arahan langsung ke pembalap agar masuk ke garasi dan semacamnya, meskipun perintah ini juga bisa ditampilkan di dashboard motor pembalap. Memang tidak diragukan lagi di era digitalisasi ini telah meningkatkan dinamika dari sesi latihan MotoGP.
Meski begitu, dengan adanya akses pada teknologi baru ini, pit board masih memainkan peran penting. Misalnya saat masing masing pembalap membutuhkan informasi tertentu. Biasanya selama berlangsungnya balapan pembalap diberitahu lewat pitboard informasi tentang jumlah lap yang tersisa dengan simbol ‘L’, posisi dengan simbol ‘P’, jarak dalam artian berapa detik jarak waktu dengan pembalap yang ada di depan dengan simbol minus angka, dan jarak dengan pembalap yang ada di belakang dengan simbol plus angka.
Namun setiap pembalap punya preferensinya sendiri untuk informasi seperti apa yang akan ditampilkan di pitboard. Marc Marquez menyukai informasi yang jelas dan simpel. Contohnya saat di sesi latihan, informasi yang diberikan adalah jumlah lap tersisa, posisi dan laptime terbaik yang ditampilkan. Namun saat sedang memburu laptime agar bisa langsung masuk ke Q2, Marquez meminta timnya untuk menampilkan waktu pembalap yang berada di posisi ke 10, agar Marquez tahu bahwa dia harus bisa mengalahkan laptime pembalap yang ada di posisi 10 itu.

Sementara dalam balapan, Marquez hanya ingin ditampilkan informasi tentang posisinya dan pembalap yang ada di belakangnya. Pit board Marquez seperti biasa sangat simpel dan jelas dengan pesan yang ditampilkan tanpa ada penyesatan informasi agar membuat Marquez meningkatkan catatan waktunya. Marquez juga tidak ingin ada arahan perubahan strategi yang ditampilkan di pitboard karena dia dan timnya sudah sepakat bahwa dirinya sendirilah yang lebih tahu strategi mapping seperti apa yang akan diterapkan dalam balapan.

Sementara Pol Espargaro, informasi yang ingin diterimanya sedikit berbeda namun cukup simple. Di sesi latihan Espargaro ingin diberikan informasi waktu terbaik di sesi latihan, posisinya dan waktu laptime per sektor sirkuit, mulai dari Sektor 1,2 atau 3 tergantung area sektor mana yang ingin ditingkatkan Espargaro. Sedangkan dalam balapan, Espargaro hanya ingin diberikan informasi soal posisinya dan jarak waktu dengan pembalap di depannya.
Seperti yang kita tahu, informasi ini memiliki pola yang sederhana dan jelas sehingga dengan sekilas melihatnya saja, pembalap bisa paham dengan situasinya di tengah balapan. Perlu diingat bahwa lokasi pit lane ini berada di dekat garis finish dan pembalap melintas dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga pesan pitboard yang panjang dan rumit tidak hanya akan menyulitkan pembalap dalam memahaminya, namun juga akan sangat mendistraksi pembalap itu sendiri.
Ada juga tambahan informasi di pit board yang pada momen tertentu mungkin saja berguna bagi pembalap untuk mengetahuinya. Seperti, jika ada pembalap rival yang ada di depan atau belakang mengalami insiden maka simbol yang diberikan biasanya ‘KO’ atau ‘Out’.
Informasi yang berkenaan tentang strategi balapan juga terkadang dibagikan, seperti saat tim ingin mengubah mapping tenaga motor untuk menghemat ban atau bahan bakar, atau bahkan menginformasikan tim order agar mau mengalah turun posisi.
Koneksi langsung antara Race Direction dan pembalap tentunya adalah keuntungan lain dari majunya komunikasi digital. Contohnya bila pembalap terkena Long Lap Penalty, Race Direction akan menginfokannya sesegera mungkin melalui dashboard motor dan pit lane wall. Anggota tim balapnya juga bisa menginformasikan pada pit board jenis informasi yang berkaitan dengan penalti yang diterima pembalap lewat pit wall.
Bentuk evolusi terakhir dari komunikasi antara pembalap dan timnya adalah komunikasi radio, yang mana telah digunakan di ajang Formula 1 selama beberapa dekade terakhir. Namun setelah beberapa upaya untuk dilakukan juga di MotoGP, beberapa pihak belum ada kata sepakat dalam memasukan sistem komunikasi ini.
30 tahun lalu sistem audio komunikasi bisa dibilang lebih mengganggu dan aneh digunakan, namun sekarang semuanya lebih dinamis dan natural digunakan. Meski begitu, ketika komunikasi radio ini digunakan pada saat pembalap sedang dikejar oleh pembalap yang ada di belakangnya, pastinya akan sulit menentukan waktu yang tepat dalam memberikan semacam arahan. Satu yang pasti, untuk saat ini mengingat belum ada kesepakatan umum mengenai penggunaannya, komunikasi radio mungkin masih akan lama bisa diterapkan di MotoGP.
Jadi untuk alasan ini, penggunaan pit board masih akan tetap menjadi bentuk komunikasi langsung tim dan pembalapnya. Karena pesan yang dikirimkan melalui dashboard motor tidak bisa mengekspresikan kedekatan dan dukungan tim yang datang dari pesan pitboard