Pemilik motor Kawasaki Ninja 250R boleh saja berbangga diri saat menggeber motornya di jalanan. Pun bisa jadi merasa bak raja jalanan saat raungan mesin motor Jepang itu membelah riuhnya suara kanlpot di jalan raya. Namun satu hal yang pasti, mereka harus rela bahwa sosok yang menjadi rajanya balap di kelas itu adalah seorang wanita.
Ana Carrasco Gabarron, wanita kelahiran Murcia – Spanyol 23 tahun lalu adalah seorang penguasa di ajang balap profesional kelas 300cc atau World Supersport 300 pada tahun 2018 lalu.
WorldSSP 300 adalah sebuah ajang balap yang diselenggarakan berbarengan dengan balap World superbike, yang khusus diadakan di daratan Eropa. Kelas yang dihelat pertama kalinya pada tahun 2017 ini diproyeksikan untuk menggantikan European Junior Cup sebagai ajang penjenjangan ke kelas yang lebih tinggi, Superbike.
European Junior Cup sendiri bermula pada tahun 2011 yang semula diperuntukkan sebagai ajang balap profesional untuk usia 14 sampai 19 tahun. Di tahun terakhirnya, 2016, usia yang diperkenankan maksimal 21 tahun untuk pembalap pria dan 24 tahun untuk wanita.
Meski dinamai dengan istilah Supersport 300, motor yang digunakan di kelas ini memiliki kapasitas mesin yang bervariasi. Diantara yang berlomba di sini adalah KTM RC 390R, Yamaha YZF R3, Kawasaki Ninja 400 dan Honda CBR 500R. Kecuali KTM, semua pabrikan menggunakan mesin bertipe 2 silinder.
Seri perdana tiap musimnya diadakan di sirkuit Aragon – Spanyol kemudian bergerak ke Belanda, Itali, Inggris, Portugal dan Perancis. Dan untuk musim 2019, satu sirkuit berada di luar Eropa yakni di Qatar.
Ana Carrasco merebut gelar dari tangan rekan senegaranya, Mark Garcia yang menjadi juara dunia di tahun 2017. Carrasco memulai debutnya bersamaan dengan tahun perdana WorldSSP 300 diadakan. Saat itu dia bergabung dengan ETG Racing yang mengandalkan Kawasaki Ninja 300.
Mengantongi 1 kemenangan, wanita kelahiran 10 Maret 1997 itu berhasil menduduk peringkat ke-8 klasemen akhir 2017. Sirkuit Portugal menjadi saksi kepiawaian pebalap yang mengidolakan Valentino Rossi dan Casey Stoner itu saat dia berhasil membukukan kemenangan pertamanya. Di musim itu, dia mengakhiri balap seri Spanyol pada posisi 14 dan sukses mengemas 59 poin dari 9 kali balapan.
Tahun 2018, Carrasco berpindah tim dan berganti pacuan. Berlabuh di David Salom Junior Team dan memacu Kawasaki Ninja 400, musim 2018 diawalinya dengan finish di posisi ke-6 di Spanyol. Kemenangan direngkuhnya di seri ke-3, Itali, diikuti seri berikutnya yang diadakan di Inggris.
Scott Deroue adalah rekan setim sekaligus rival terberatnya di tahun itu. Selisih 10 poin di antara keduanya membuat seri terakhir terasa begitu menegangkan. Nasib malang menimpa Deroue, dia harus terhenti karena kerusakan mesin. Sementara Carrasco mengakhiri seri itu di posisi ke-13 dan dia dinobatkan sebagai juara dunia WorldSSP 300.
Sebelum mengaspal di ajang World SSP 300, Ana bertarung di kelas paling rendah pada ajang balap prototype, Moto3.
Dimulai pada tahun 2013 dimana dia membela JHK Laglisse yang mengandalkan mesin KTM. Dari 17 seri yang dilalui, Carrasco berhasil mengemas total 9 poin dan mencatatkan diri di peringkat ke-21 klasemen akhir. Di tahun ini, titel juara dunia direbut oleh Maverick Vinales yang kini menjadi tandem Valentino Rossi di tim pabrikan Yamaha MotoGP kelas premier.
Tahun pertamanya di Moto3 merupakan tahun terbaik di tiga tahun kiprahnya di balap kelas capung, karena prestasi di tahun 2014 dan 2015 justru mengalami penurunan. Carrasco sama sekali tidak mendulang poin di 2 tahun itu.
Hengkang dari Moto3, Carrasco mencoba mengaspal di balapan motor jalanan yang merupakan kelas baru di WorldSBK Championship. Dan di tahun keduanya, wanita spanyol ini berhasil menjadi pebalap nomor 1 .
Namun kedigdayaannya di 2018 tidak bisa ia pertahankan pada musim 2019. Hasil yang ditoreh Ana Carasco sebenarnya tidak terlalu buruk, di musim 2019 ia mengoleksi 2 kemenangan. Namun Carrasco hanya mampu meraih posisi 3 klasmen akhir dengan 117 poin, tertinggal jauh dari sang juara dunia Manuel Gonzales yang sukses meraih 161 poin dengan mengoleksi 3 kemenangan, dan Scott Deroue di posisi 2 dengan 36 poin.
Kehadiran pembalap wanita ini patut di apresiasi setinggi tingginya, karena olahraga yang selalu didominasi kaum laki laki ini, memunculkan seorang wanita yang mampu menyaingi pembalap laki laki.
Semoga saja musim balap 2020 ini Ana Carasco bisa sekali lagi meraih juara dunia yang kedua kalinya.