Nama Dani Pedrosa pastinya tidak asing lagi bagi para pecinta balap MotoGP. Ya, pembalap berjuluk The Little Samurai ini termasuk dalam jajaran pembalap legenda MotoGP yang kini telah pensiun dan mengakhiri karirnya sebagai pembalap professional dengan segala cerita, prestasi dan sejarah yang ditorehkannya selama aktif menjadi pembalap MotoGP.
Memiliki postur yang kecil dan pendek, membuat pembalap kelahiran Sabadell ini mudah dikenali. Bahkan terkadang sangat mirip dengan Hobbit kecil di MotoGP. Meskipun memiliki badan terbilang kecil untuk ukuran orang Eropa, namun prestasi Pedrosa sangat fantastis. Pencapaian karirnya sangat fenomenal, dimana Dani berhasil menjuarai kelas 125cc pada 2003 dan 2 kali berturut-turut menjadi juara dunia kelas 250cc tahun 2004-2005.
Bahkan saat naik ke kelas MotoGP pun, Pedrosa mampu meraih 4 kali runner up di akhir musim dan 3 kali menduduki posisi ke 3 klasemen akhir MotoGP. Satu hal yang mungkin belum didapatkannya adalah gelar juara dunia MotoGP. Hingga banyak yang menyebutnya sebagai pembalap legenda tanpa mahkota di MotoGP.
Di tahun 2012 Pedrosa nyaris saja menjadi juara dunia jika tidak di kalahkan pointnya oleh Jorge Lorenzo dengan selisih yang sangat tipis. Saat itu Pedrosa 7 kali memenangi race, sementara Lorenzo mengoleksi 6 kemenangan seri. Namun akhirnya Jorge yang memenangkan pertarungan karena di musim itu Pedrosa 2 kali DNF dan Lorenzo hanya 1 kali mengalaminya sehingga Jorge memiliki keunggulan untuk menjadi pemenang.
Kini cerita manis Pedrosa telah usai di MotoGP. Di akhir 2018, Pedrosa memutuskan gantung helm setelah merasa kurang kompetitif lagi dengan cedera yang dialaminya yang tak kunjung pulih 100% hingga mempengaruhi performanya di lintasan. Namun ada sebuah fakta menarik yang patut untuk selalu dikenang dari seorang Pedrosa.
Apa itu? Dani Pedrosa adalah salah satu raja start di MotoGP, selain Lorenzo dan Marquez. Ketika Pedrosa mengawali start di depan, maka itu berarti Pedrosa akan langsung melesat tak terkejar dengan gap yang jauh dari kompetitornya dan tak mampu tersentuh pembalap lainnya. Bagaimana itu bisa terjadi? Apa yang menjadi kunci kesuksesan start ngacir ala Pedrosa?
Apakah ada rahasia tersembunyi dari Dani yang selama ini tidak diketahui banyak orang? Untuk menjawabnya, mari kita simak bersama ulasannya berikut ini.
Bongkar Rahasia Start Secepat Kilat Pedrosa
Banyak pihak yang sempat bertanya-tanya tentang bagaimana Pedrosa melakukan start yang baik dan cepat. Bahkan hal itu menimbulkan rasa penasaran yang tinggi bagi banyak orang. Sebagian dari mereka mengira bahwa postur Pedrosa yang kecil dengan bobot tubuh lebih ringanlah yang membantunya bisa start sangat kencang.
Namun ternyata bukan itu penyebabnya. Rahasia dibalik apiknya penampilan start Pedrosa ada pada kebiasaan Dani Pedrosa ketika memulai start. Tanpa disangka, Dani Pedrosa adalah satu-satunya pembalap yang tidak menggunakan teknologi Launch Control saat start.
Apa itu Launch Control? Launch Control adalah perangkat yang berguna untuk mengatur torsi. Saat tombol Launch Control diaktifkan, ECU akan mengatur besaran torsi pada ban belakang yang sesuai dengan kebutuhan tenaga dorongan pada motor, sehingga dapat meminimalisir torsi berlebih saat start.
Ini akan membantu pembalap untuk menghindari Wheelie. Wheelie atau naiknya ban depan dapat terjadi akibat motor dalam keadaan masuk gigi 1 dan tuas kopling ditekan penuh, sementara gas dibuka penuh hingga meraung-raung sangat kencang. Ketika lampu start padam, pertanda race dimulai, maka pembalap akan langsung melepas kopling penuh dan disitulah terjadi Wheelie.
Bahkan jika terjadi kesalahan prosedur atau perangkat elektronik tidak berfungsi normal, maka dapat terjadi mesin motor bisa stall atau mati mendadak. Untuk itulah diperlukan Launch Control untuk mengurangi efek Wheelie pada ban depan.
Secara teknis, saat Launch Control aktif, maka hal ini yang akan terjadi. Launch Control akan bekerja dengan menyesuaikan rev limiter pada motor, sehingga Rider bisa sepenuhnya fokus membuka Throttle tanpa takut terjadi over-revving dan bisa berkonsentrasi pada keseimbangan bukaan gas dan kopling.
Saat gas ditarik penuh, akan ada perbedaan putaran ban depan dan belakang, dimana putaran ban depan akan sedikit turun, yang artinya roda depan sedang terangkat sedikit atau gejala Wheelie muncul. Biasanya pembalap akan sedikit menutup gas saat ban depan terangkat, namun terkadang tidak berhasil karena saat berpindah dari gigi 1 ke 2, efek Wheelie akan bertambah semakin besar.
Saat perpindahan Gear, akan ada gejala skid/spin pada ban. Launch Control akan mendeteksi gejala ini dan langsung mengurangi tenaga pada ban belakang. Saat Launch Control bekerja, maka Traction Control yang mengendalikan spin ban belakang akan mati. Karena kebanyakan programmer software MotoGP tidak terlalu mengkhawatirkan Wheel Spin di posisi straight line ini karena kecil kemungkinan terjadinya highside crash.
Meski akhirnya terjadi juga insiden seperti yang dialami Quartararo dan Dovizioso pada Turn 1 GP Silverstone 2019. Traction Control tidak bekerja saat Fabio menikung dengan gigi 2, sementara Traction Control hanya di mapping untuk gigi 3. Artinya Traction Controlnya baru bekerja saat Fabio keluar tikungan dan berpindah ke gigi 3.
Kejadian seperti inilah yang tidak diharapkan dan selalu diantisipasi oleh banyak Rider, tak terkecuali Dani Pedrosa. Secara terbuka kepada DAZN, Pedrosa mengungkapkan bahwa dirinya tidak pernah menggunakan Launch Control saat start. Pedrosa mengakui langsung bahwa dirinya memang memiliki cara berbeda saat start.
Dani lebih suka melakukannya dengan cara manual, yaitu dengan gas dan kopling, tanpa bantuan perangkat elektronik. Pedrosa telah terbiasa mengasah feeling antara gas dan kopling ketika start. Menurutnya, cara manual lebih cepat dan bisa memberikannya tenaga extra pada ban motor. Namun cara manual seperti itu tidaklah mudah.
Jika berhasil, maka pembalap akan melaju lebih cepat beberapa meter dari Rider lainnya. Namun jika gagal, maka pembalap bisa kehilangan banyak waktu. Dan Pedrosa sendiri pernah mengalaminya pada 2006. Waktu itu Dani yang berada di belakang John Hopkins bersiap untuk melaju. Dalam kondisi motor diam, mendadak motor Pedrosa terangkat tinggi hingga membuatnya terjatuh.
Itu terjadi akibat kesalahan saat membuka gas dan kopling dengan cara manual. Ini membuktikan bahwa tidak mudah melakukan start dengan cara manual, tanpa Launch Control. Pedrosa dapat melakukannya dengan baik karena dirinya memiliki kopling yang lebih agresif di masa lalu. Meski begitu, di akhir race akan jadi lebih sulit karena ban akan habis akibat roda yang banyak slip dengan kopling agresif tersebut.
Cara start tanpa Launch Control ala Dani Pedrosa itu sempat menginspirasi Maverick Vinales untuk ikut menirunya. Pada GP Aragon 2020, Vinales mencoba mematikan Launch Control dan mengawali start dengan cara manual layaknya Pedrosa. Vinales terinsipirasi cara tersebut setelah Pedrosa melakukannya pada sesi tes GP Portimao 2020 dengan KTM.
Vinales melihat Pedrosa bisa start dengan cepat sehingga tertarik mencoba cara yang sama. Hasilnya sangat positif, saat latihan metode itu banyak membantu motor meraih kecepataan ketika start. Namun tidak mudah diterapkan ketika race berlangsung.
Dari situlah diketahui bahwa Pedrosa memiliki cara balap spesial yang lebih mementingkan feeling dan skills ketimbang elektronik, sama halnya dengan Valentino Rossi dan Casey Stoner yang tidak menyukai jika balapan didominasi oleh kecanggihan teknologi dan elektronik, hingga skills Ridernya kurang terlihat.
Jadi boleh dibilang bahwa gaya balap Pedrosa sangat alami. Sebab, raungan RPM mesin benar-benar berada di tangan kanannya secara manual. Oleh karena itu tidak heran mengapa Pedrosa tergolong dalam pembalap minimalis yang tidak suka terlalu heboh dengan teknologi.
Bahkan saat MotoGP dihebohkan dengan pemakaian Aero Fairing beragam bentuk dan model, Pedrosa tetap kalem dan hanya memakai Aero Fairing kecil di motornya, bahkan lebih sering untuk tidak menggunakannya saat balapan. Disinilah letak keistimewaan seorang Pedrosa, pembalap yang mampu mengoptimalkan kemampuan balap dan potensi motornya secara alami.