Kembalinya Grand Prix MotoGP ke Indonesia untuk pertama kalinya sejak 1997 telah menjadi hal yang paling ditunggu tunggu sejak lama, dan datangnya para pembalap MotoGP ke sirkuit Mandalika selama sesi tes 3 hari ini sangat disambut hangat para pecinta olahraga balap tanah air.
Tapi, meski masalah masalah sudah pasti akan muncul di sirkuit baru manapun, masalah yang dihadapi sirkuit Mandalika merupakan hal yang menjadi pembicaraan utama selama 3 sesi tes kemarin. Ini bisa dilihat dari sebagian besar hari pertama tes berjalan tidak maksimal sampai race directon MotoGP memaksa para pembalap untuk melakukan sejumlah putaran untuk membersihkan lintasan.
Namun kenyataannya hal itu tidak menyelesaikan masalah. Meski tampaknya kondisi lintasan semakin membaik sepanjang 3 hari sesi tes dengan telah dilakukannya 4474 putaran lap yang ditempuh oleh 24 pembalap MotoGP. Ada masalah yang lebih besar yang harus diatasi sebelum lintasan layak untuk menggelar balapan MotoGP.
Aleix Espargaro menyebut kondisi lintasan Mandalika kemarin belum layak digunakan balapan karena dengan kondisi lintasan yang kotor seperti itu membuat pembalap tidak bisa melakukan aksi overtake karena hanya ada satu racing line yang bisa aman untuk digunakan, dan sisanya kondisi lintasannya sangat becek sehingga membuat para pembalap sangat rentan mengalami crash.
Lintasan yang kotor merupakan masalah yang bisa kita lihat sendiri akibat dari sejumlah pengerjaan konstruksi yang dilakukan sepanjang lintasan, seperti tribun penonton utama dan penyelesaian ruas jalan lingkar Sirkuit Mandalika yang masih harus diselesaikan, sehingga tentu menciptakan lingkungan berdebu di lintasan.
Namun, meski masalah masalah tersebut juga sering dialami oleh sirkuit MotoGP yang jarang digunakan seperti di Losail, Qatar dan Termas de Rio Hondo Argentina, ada masalah lain di Sirkuit Mandalika yang akan lebih sulit diatasi.
Aleix Espargaro menyebut masalahnya ada pada lintasan yang sangat banyak batu batu kecil yang beterbangan mengenai para pembalap ketika membuntuti pembalap di depan. Aleix pun menilai batu batu kecil ini karena aspal lintasan Mandalika ini seperti mengelupas.
Masalah ini cukup banyak dialami oleh setiap pembalap yang membuntuti pembalap lain yang ada di depannya sepanjang tes. Hal ini dikonfirmasi oleh pembalap VR46 Ducati Marco Bezzecchi yang kaca helmnya retak, lalu pembalap pabrikan Ducati Pecco Bagnaia yang mengalami lebam di lengannya akibat terkena batu, dan kemudian Fabio Quartararo yang mengaku terkena batu di tenggorokannya saat membuntuti rekan setimnya di Yamaha, Franco Morbidelli. Quartararo menilai batu ini berasal dari terkelupasnya aspal yang ada di tikungan 1 sampai 7. Oleh karena itu Quartararo berpikir bahwa lintasan Mandalika harus dilakukan pengaspalan ulang setidaknya di area tikungan 1 sebelum balapan sebenarnya dimulai, karena setelah 3 hari sesi tes Quartararo merasa area tikungan 1 semakin hari lintasannya semakin rendah akibat aspalnya semakin terkikis.
Bisa dibayangkan membalap dengan kondisi lintasan yang kotor dan hanya bisa menggunakan satu racing line saja sudah sangat sulit, apalagi nanti ketika Sirkuit Mandalika juga menjadi tempat untuk kelas Moto2 dan Moto3. Tentu sesuatunya kemungkinan besar akan menjadi sangat berbeda nantinya.
Bagaimanapun juga, berdasarkan informasi yang didapat dari paddcok MotoGP yang dikonfirmasi langsung oleh The Race, solusi atas masalah aspal yang mengelupas ini adalah pengaspalan ulang. Namun pengaspalan ulang ini tidak akan bisa dilakukan dengan waktu seri balap Grand Prix Indonesia yang hanya 5 minggu lagi, sehingga penyelenggara sedang mencari solusi sementara untuk mengatasi masalah aspal lintasan ini.
Aspal lintasan yang mengelupas ini diyakini berhubungan dengan proses konstruksi, yang masalahnya terletak pada jenis batu split yang digunakan dalam proses konstruksi, yang mana campuran batu asli yang sudah dipilih oleh konsultan dari luar ternyata tidak digunakan, dan malah menggunakan batu split lokal.
Hal ini mengakibatkan batu split ini tidak menyatu dengan sempurna dengan aspal. Apalagi dengan tenaga motor MotoGP yang mampu melaju 360 km/jam, sangatlah mudah menarik batu split ini keluar dari lintasan dan mengenai pembalap yang melintas. Hal ini membuat lintasan Mandalika semakin menipis aspalnya sekaligus membuat beberapa pembalap terluka terkena serpihan batu
Masalah aspal yang terkelupas ini tidak terjadi pada balapan pertama yang digelar di sirkuit Mandalika pada November lalu, kala menjadi seri pamungkas World Superbike. Ini karena motor Superbike menggunakan motor produksi masal dengan tenaga yang lebih rendah, kemudian ban Pirelli yang digunakan di World Superbike juga daya cengkramnya tidak sekuat ban Michelin MotoGP, ditambah pula hujan sangat lebat tentunya berpengaruh signifikan dalam menurunkan suhu lintasan. Inilah yang membuat para petinggi sirkuit Mandalika cukup terkejut karena ketika menggelar untuk motor MotoGP lintasannya tidak menunjukan performa yang baik.
Salah satu area utama yang menjadi perhatian selain tikungan yang disorot oleh para pembalap adalah sektor Lintasan lurus.
Jadwal sesi untuk latihan start motor di hari minggu sebenarnya dijadwalkan setelah sesi tes selesai di sore hari, namun dijadwal ulang menjadi siang hari. Ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada MotoGP Safety Officer, Loris Capirossi dan Franco Uncini menginspeksi kerusakan yang telah terjadi akibat start agresif berulang dari motor MotoGP.
Satu satunya solusi untuk mengatasi masalah aspal ini adalah dengan mengaspal ulang lintasan dari garis start sampai garis finish menggunakan spesifikasi material yang benar. Namun, dengan hanya 5 minggu waktu yang tersisa sampai seri balap dimulai ditambah mesin khusus yang dibutuhkan untuk mengaspal permukaan tidak ada di pulau Lombok, tampaknya sulit untuk mengerjakan hal ini sebagai syarat agar lintasan aman untuk balapan.
Awalnya ada rumor yang berkembang di paddock MotoGP di hari terakhir sesi tes yang diperoleh The Race, yang menyarankan bahwa bisa saja seri balap Grand Prix Mandalika Indonesia dipindahkan di akhir tahun atau dibatalkan tahun ini, dan dimulai lagi tahun 2023. Namun dengan sikap Dorna yang sangat ingin menggelar balapan MotoGP di Indonesia tampaknya opsi tersebut tidak mungkin dilakukan.
Sumber: The Race