Ducati Team terlihat masih kebingungan untuk memutuskan siapa yang akan jadi tandem Jack Miller, mengingat Andrea Dovizioso belum memberikan kepastian. Padahal, kurang dari satu bulan lagi, motoGP 2020 akan dimulai, dan sebagian besar tim-tim pabrikan sudah menentukan pembalap untuk musim 2021.
Bergabung menjadi pembela Ducati sejak 2013, Dovizioso yang menjadi tumpuan pengembangan motor Desmosedici, tiba-tiba dikabarkan sedang renggang dengan para petinggi Ducati Corse, khususnya dengan sang general manager, Gigi Dall’Igna (baca: Jiji Dalinya)
Adanya perbedaan pandangan antara Dovizioso dan Dall’Igna disinyalir sebagai awal mula renggangnya hubungan mereka. Menurut Dovizioso , performa menikung motor Desmosedici sama sekali tak pernah benar-benar beres sejak ia bergabung. Sedangkan, Dall’Igna, merasa lebih baik fokus menjaga motor itu untuk memiliki mesin yang bertenaga dan lebih senang mengembangkan inovasi di area lain.
Selain itu, yang membuat Dovizioso enggan bertahan, adalah ia mengetahui fakta bahwa sejak tahun lalu Ducati sudah mengincar rider muda. Seperti yang diketahui, Rider muda yang diincar oleh pabrikan asal Italia tersebut adalah Maverick Vinales, Fabio Quartararo, dan Marc Marquez, sayangnya usaha mereka berbuah penolakan, dan berakhir dengan menggaet Miller.
Ducati langsung berkonsentrasi memastikan tandemnya, setelah merampungkan urusan kontraknya dengan Miller.
Paolo Ciabatti, Sporting Director Ducati Corse, percaya bahwa Dovizioso adalah sosok yang tepat, menurutnya, kombinasi antara rider muda dan berpengalaman akan membuat pengembangan Desmoedici semakin baik.
Sayangnya, muncul masalah lain, negosiasi antara kedua belah pihak berjalan sangat alot akibat sulit menemukan kecocokan mengenai besaran gaji. Ducati memang berniat untuk memangkas gaji para pembalap, karena mengalami krisis ekonomi akibat pandemi.
Dan menurut kabar, hal itu membuat Dovizioso menolak jika gajinya diturunkan. Mengingat, bahwa Dovizioso sendiri digaji 6 juta euro atau 96 Milyar per musim pada periode 2019 dan 2020, dan merupakan tiga kali runner up selama 3 musim terakhir serta satu-satunya pembalap yang konsisten menjadi rival Marc Marquez.
Hal itu membuat Dovizioso sempat diberitakan mendekat ke KTM yang tidak bisa menggaet MIller dan akan ditinggalkan Pol Espargaro ke Repsol Honda. Mengetahui Danilo Petrucci berkunjung ke markas KTM di Austria demi menandatangani Letter of Intent, Dovizioso dikabarkan mengurungkan niatnya untuk merapat ke KTM.
Di satu sisi, Ciabatti mengaku merasa optimis jika Dovizioso akan tetap bertahan, meski ia juga mengakui kalau negosiasi antara kedua belah pihak masih jauh dari titik temu. Sedangkan, Dovizioso sendiri masih menutup mulutnya rapat-rapat dan tidak mau mengatakan sepatah kata pun tentang rencana masa depannya.
Sikap Dovizioso yang seperti enggan membahas masa depannya, kembali memicu kabar bahwa ia berniat untuk pensiun dini di akhir musim. Hal itu diakui oleh Dovizioso sangat memungkinkan terjadi pada februari lalu, saat Ducati sedang disibukkan dengan pencarian pembalap muda sesudah ditolak oleh Vinales dan Quartararo.
Sebenarnya, Dovizioso memiliki pilihan lain, yakni hijrah ke Aprilia Racing, yang kelihatannya akan ditinggalkan oleh Andrea Lannone karena kasus doping. Sayangnya, umurnya yang tidak lagi muda dan fakta bahwa motor Aprilia RS-GP belum kompetitif, kesempatan Dovizioso untuk pindah tim itu jadi tipis.
Namun, di sisi lain, jika Dovizioso memilih untuk pergi atau pensiun, Ducati akan semakin kelimpungan untuk mencari penggantinya. Menariknya, sky sport mengungkapkan fakta lain, bahwa ternyata Ducati belum benar-benar mengakhiri hubungannya dengan Jorge Lorenzo, yang sekarang menempati posisi sebagai test rider Yamaha.
Jorge Lorenzo memang pernah membela Ducati Team pada 2017 dan 2018. Ia juga sempat alami paceklik kemenangan selama 1,5 tahun, namun, setelahnya Lorenzo mampu mengakhirinya dengan dua kemenangan besar di Mugello dan Catalunya.
Sayangnya, dua kemenangan besarnya itu datang terlambat, yakni beberapa hari sesudah Lorenzo dan Ducati resmi berpisah. Keputusan Lorenzo meninggalkan Tim Merah dibenarkan oleh CEO Ducati Motor Holding, Claudio Domenicali, menurutnya, Lorenzo adalah pembalap hebat yang tak bisa memanfaatkan potensi Desmosedici. Domenicali mengatakan itu sebelum Lorenzo menang di Mugello.
Domenicali dan Lorenzo mungkin memang tidak akur, tapi, sudah menjadi rahasia umum jika Lorenzo adalah “anak kesayangan” Dall’Igna sejak mereka bekerja sama di kelas GP250cc. Ditemani Dall’Igna, yang waktu itu menjabat sebagai Direktur Teknis Aprilia Racing, Lorenzo berhasil keluar sebagai juara musim 2006 dan 2007.
Bahkan pada pertengahan 2019, Dall’Igna, dikabarkan sempat mencari solusi untuk membantu Lorenzo, yang saat itu sedang kesulitan di Honda, kembali ke Ducati melalui Pramac Racing untuk 2021. Dan hal itu nyaris mengancam posisi Miller. Tetapi, hal itu ditentang keras oleh pemilik Pramac, Paolo Campinoti, rencana Dall’Igna untuk mendepak MIller pun harus dikubur dalam-dalam.
Dikabarkan oleh Sky Sport, bahwa Lorenzo dan Ducati masih terus berkomunikasi, meski Lorenzo telah pensiun dan saat ini menjadi test rider Yamaha, Lorenzo secara blak-blakan mengakui jika ia tidak tertarik untuk kembali berkompetisi.
Menariknya lagi, Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis, seakan-akan memberikan Lorenzo ‘izin’, seperti yang diungkapan Jarvis melalui Speedweek, bahwa Yamaha tidak bisa memberikan tempat jika Lorenzo ingin kembali balapan karena empat tempat mereka telah terisi pembalap lain. Jarvis bahkan menambahkan jika Lorenzo dapat kembali bergabung ke Ducati jika memang dia menginginkannya.
Jack Miller dan Jorge Lorenzo sendiri bisa menjadi kombinasi yang tak begitu buruk. Kombinasi antara pembalap bergaya balap agresif dan pembalap bergaya balap halus tentunya akan sangat menguntungkan Ducati dalam mengembangkan motor Desmosedicinya. Meski keduanya tidak akur, setidaknya itu bisa membuat mereka termotivasi untuk bersaing dengan baik dalam tim.
Akankah Lorenzo kembali ke Ducati untuk jadi tandem Miller jika Dovizioso hengkang? Kita nantikan kabar selanjutnya…