Teknologi telah menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan, tak terkecuali dunia olahraga. Jika sepak bola ramai dengan teknologi garis gawangnya, maka MotoGP memiliki teknologi kamera OnBoard-nya.
Para penikmat MotoGP mungkin akan kesulitan menyaksikan balapan antar pembalap jika saja kamera tidak pernah ditemukan. Cara satu-satunya menikmati balapan MotoGP tentunya hanya dengan datang langsung ke sirkuit.
Tapi kini, para penggemar balap motor dimudahkan dengan adanya kamera yang bisa meyiarkan langsung jalannya sebuah balapan.
Semua aksi yang dapat kita saksikan di layar televisi ternyata salah satunya berasal dari kamera OnBoard yang dipasang di beberapa titik di motor sang pembalap.
Kita bisa melihat bagaimana serunya aksi overtaking di tiap tikungan, atau bagaimana seorang pembalap berusaha menyalip lawan-lawannya. Semua bisa dilihat secara dekat, seolah tak ada jarak antara penonton dan pembalap.
Percobaan pemasangan kamera OnBoard pertama kali dipasang pada motor Honda NS500 milik Randy Mamola tahun 1985 pada GP Assen, Belanda.
Jangan bayangkan bahwa kamera pertama saat itu sudah secanggih dan seramping sekarang. Motor Randy Mamola harus dipasang dengan paket lensa kamera yang terletak di belakang windshield, unit kontrol kamera dan transmiter yang letaknya di dalam fuel tank, dan antena di belakang motor untuk mengirim sinyal yang nantinya akan disiarkan ke televisi,,total semua perangkat yang terpasang di motor Randy Mamola ini seberat 2,800kg dan saat itu terpasang satu kamera saja.
Setelah percobaan pertama tersebut, Dorna Sports yang merupakan penyelenggara balap MotoGP mulai fokus mengembangkan perangkat kamera mini sebagai bagian terintegrasi dengan motor balap.
Pada tahun 1992, Dorna akhirnya memperoleh hak untuk memasang kamera pada balapan grand prix secara berkesinambungan, dan terus mengembangkan kamera dari sisi kualitas video dan bobot kamera itu.
Dilansir laman MotoGP, pada 1998 Dorna Sports dan Motorcycle Sports Manufacturers Association atau MSMA meneken perjanjian yang menyatakan semua motor harus menggunakan kamera OnBoard produksi Dorna Sports.
kemudian Pada tahun 2002, Dorna Sport melakukan langkah besar dalam penyempurnaan kamera OnBoard. Miniaturisasi dari sistem kamera OnBoard dilakukan oleh tim riset dari Dorna Sport dengan memangkas berat dari setiap komponen kamera.
Setelah berhasil mengurangi berat dan volume kamera hampir setengahnya pada rentang tahun 2002 sampai 2006, Dorna kembali melakukan terobosan dengan mampu menyebarkan kamera lebih dari satu per motor.
Kerja sama Dorna dengan perusahaan bisnis komunikasi teknologi global Vislink Gigawave pada 2003 berperan penting dalam menyukseskan terobosan tersebut, sehingga empat kamera bisa dipasang di setiap motor.
Inovasi dilakukan bukan pada pengurangan bobot dan penambahan kamera di tiap motor saja. Berbagai penyempurnaan teknis dilakukan selama bertahun-tahun.
Tahun 2007, untuk mengatasi keterbatasan sinyal video dari sepeda motor ke unit produksi TV, Dorna Sports melakukan terobosan lagi. Mereka mengganti kamera analog dengan transmisi digital.
Sistem kamera baru itu memungkinkan untuk merelai gambar melalui helikopter, sehingga memungkinkan cakupan sinyal yang lengkap, termasuk ketika cuaca buruk sekalipun atau saat pembalap ada di dalam terwongan.
Diperkenalkannya kamera ekor inovatif pada Valentino Rossi yang saat itu masih membela tim Repsol Honda pada tahun 2003, menjadi titik awal perkembangan kamera OnBoard menjadi kamera gyroscopic seperti sekarang ini.
Setelah servo diperkenalkan agar operator bisa mengendalikan arah sorotan kamera, tahun 2010 mulai dikenalkan jenis kamera gyroscopic yang lebih menonjolkan sudut ramping dari para pebalap.
Pengembangan gyroscopic ini memungkinkan penonton melihat bagaimana ekstremnya sudut kemiringan para pembalap di tikungan.
Selain berusaha untuk mengembangkan kamera dari segi bobot dan standar penyiaran, Dorna Sports melakukan terobosan dengan mengubah kualitas gambar yang beresolusi SD menjadi HD, dan mengubah format video yang semula 4:3 menjadi layar lebar HD 16:9.
Melengkapi semua tahap penyempurnaan itu, tahun 2011 gambar dengan kualitas 1080 berhasil diluncurkan untuk kali pertama.
Hingga akhirnya pada 2016, berbagai inovasi kunci dibawa bersama-sama untuk memberikan gambaran yang belum pernah terlihat dari rekaman MotoGP selama ini.
Dengan kombinasi gyroscopic, 360 derajat pan-motion, dan auto-tracking milik Dorna Sports, terciptalah kamera Gyroscopic 360.
Kamera Gyroscopic 360 bisa diputar 360 derajat, sehingga memberikan pengalaman yang menegangkan bagi para penonton saat terjadi kejar-kejaran antar-rider di sirkuit.
Kamera ini merupakan evolusi dari kamera Gyroscopic pada tahun 2014 dan 2015. Meski sama-sama menggunakan teknologi pan-motion, kamera Gyroscopic teranyar ini tampil dengan bentuk lebih ramping dan lebih stabil saat dipasangkan di ekor motor.
Kamera Gyroscopic 360 yang dikembangkan oleh Dorna Sports ini mampu beralih subjek dengan cepat dan melacak elemen tertentu di sirkuit.
Teknologi tersebut memberikan pengalaman unik untuk para penonton dalam melihat perebutan posisi para rider, karena mereka dapat melihat dan mengikuti pengendara lain di sekitar pembalap.
Valentino Rossi kembali menjadi pembalap pertama yang dipasangkan kamera Gyroscopic 360 dengan motornya Yamaha YZR-M1.
Pemasangan kamera Gyroscopic 360 membuat penonton dapat melihat aksi kejar-kejaran pembalap dalam posisi jauh lebih dinamis. Mereka juga dapat lebih memahami lebih dekat perasaan para pembalap di atas motor mereka.