Selama berkiprah di ajang balap MotoGP, Valentino Rossi sukses meraih tujuh gelar juara dunia kelas utama plus segudang rekor yang rasanya akan sulit disamai oleh pembalap lain.
Tak hanya bergelimang gelar, namun pembalap yang identik dengan nomor 46 itu berhasil menjadi salah satu idola di jagad balap motor dunia.
Namun tak hanya menjadi idola banyak fans, Rossi pun juga berhasil mengumpulkan ‘musuh’ yang akan dikenang publik dalam rivalitas terpanas dalam sejarah MotoGP.
Apalagi, banyak yang mengatakan jika Rossi merupakan pembalap dengan karakter kuat dan kadang memiliki masalah dengan beberapa rekan setimnya.
Rossi dikenal banyak memiliki sejarah persaingan panas dalam karirnya di MotoGP. Diantara para rival Rossi, setidaknya ada lima nama yang pernah terlibat rivalitas panas dengan pembalap kelahiran Urbino, Italia tersebut
- Rival pertama Valentino Rossi ketika ia baru naik ke kelas utama adalah Max Biaggi.
Valentino Rossi mengawali karirnya di Grand Prix di tahun 1996 saat ia masih di kelas 125cc, dengan hanya butuh waktu 4 tahun ia sudah naik ke kelas utama atau 500cc pada tahun 2000.
Di tahun debutnya di kelas 500cc aroma persaingan sudah mulai tampak. Dengan berbagai psy war yang mulai dilancarkan Biaggi dengan menyebut Rossi hanyalah bocah ingusan yang bermimpi jadi pembalap besar. Rossi sendiri bukan hanya diam saja ketika si saingan berat menyinggungnya semacam itu. The Doctor pun membalas dengan pernyataan jika Biaggi adalah pembalap tua yang selalu banyak alasan ketika kalah. Sejak itu, aroma persaingan pun mulai makin menyengat di antara mereka.
Di tahun 2001, rivalitas sengit Valentino Rossi dengan Max Biaggi mulai memuncak, setelah juara bertahan sebelumnya Kenny Roberts Junior performanya menurun. Biaggi yang juga dikenal dengan sebutan “The Roman Emperor” ingin menunjukan kepada Rossi muda yang sangat berbakat itu bahwa ia adalah rival utamanya.
Kemudian perseteruan pun terjadi di seri balap Suzuka, Saat balapan sedang berlangsung Max Biaggi menyikut Valentino Rossi yang hendak menyalipnya, tindakan kotor Biaggi ini memaksa Rossi melebar keluar lintasan dalam kecepatan sekitar 230km/jam. Rossi kemudian menyalip Biaggi di lap berikutnya dan memberikan jari tengahnya kepada Biaggi.
Kedua pembalap ini kemudian diberikan peringatan keras oleh pengawas balapan saat itu, karena perilaku yang tidak sportif saat balapan berlangsung.
Perseteruan berikutnya kembali muncul saat balapan digelar di Catalunya ketika keduanya berkelahi di tangga menuju podium. Setelah sesi seremoni di podium dan berlanjut ke sesi press conference, Biaggi ditanya tentang tanda di wajahnya, Biaggi menjawab bahwa dia “digigit nyamuk.”. Padahal jelas itu adalah bekas pukulan telak dari Rossi kepada Biaggi.
Sampai saat ini meski keduanya sudah tidak bersaing sacara langsung, namun hubungan mereka tampaknya sulit untuk berteman.
- Kemudian rival kedua adalah Sete Gibernau (baca: Sete Jibernau)di musim 2000an, ketika Lorenzo, Pedrosa, Stoner dan pembalap lain masih muda, ada seorang pembalap legendaris yang juga jadi musuh bebuyutan Rossi. Dia adalah pembalap asal spanyol Sete Gibernau. Sudah tak diragukan lagi rivalitas kedua orang ini di sirkuit. Bahkan tercatat ada beberapa kali gesekan antara mereka yang membuat level rivalitasnya jadi lebih emosional.
Misalnya ketika di Jerez tahun 2005 lalu. Ketika itu Gibernau jumawa dengan menyingkirkan pembalap lain. Berada di posisi pertama, pebalap Spanyol ini pun yakin akan jadi pemenang. Namun harapan itu pupus ketika Rossi terlihat mulai menyalipnya dari belakang. Hingga akhirnya di tikungan terakhir keduanya berduel seru. Gibernau nampak tidak memberikan ruang kepada Rossi, namun The Doctor memaksa untuk masuk lebih dalam.
Akhirnya terjadi benturan dan Sete pun terjerembab keluar lintasan. Sedangkan Rossi dengan entengnya melaju sampai finish. Keduanya sempat kembali ricuh ketika Valentino Rossi beraksi menyapu lintasan setelah memenangi GP Sepang Malaysia pada 2004. Hal ini merupakan sindiran untuk Sete Gibernau yang sebelumnya terlibat insiden di lintasan dengan Rossi. Selebrasi itu dia tunjukkan jika pekerjaan yang terbaik bagi Sete adalah dengan menyapu aspal lintasan.
Rossi bahkan menyumpahi pembalap hebat itu tidak akan bisa menang sampai akhir karirnya. Hal ini pun secara kebetulan benar-benar terbukti. Hingga pensiun, Sete hampir tidak pernah mengantongi juara.
- Rival ketiga Valentino Rossi adalah pembalap Australia yang dikenal memiliki bakat natural yang luar biasa yaitu Casey Stoner.
Musim balap 2007 merupakan tahun diberlakukannya motor dengan mesin 800cc 4 tak di MotoGP. Secara mengejutkan pembalap Australia Casey Stoner bisa mengalahkan Valentino Rossi dengan motor Ducatinya. Rossi mengaku bahwa Stoner bisa mengalahkannya karena ia menggunakan ban Bridgestone. Di musim ini Stoner mendominasi dengan memenangkan 10 seri balapan, dan memberikan Ducati satu satunya gelar juara dunia MotoGP.
Persaingan sengit kedua pembalap ini dimulai saat seri balap digelar di Amerika, tepatnya di sirkuit Laguna Seca (baca: Seka) tahun 2008. Saat itu Rossi menyalip dengan agresif di tikungan Corkscrew yang terkenal itu, membuat Stoner hampir terjatuh dari motor Ducatinya. Setelah kejadian ini Stoner membuat komentar pedas atas aksi Rossi tersebut, ia menganggap manuver Rossi sangat berbahaya dan kotor.
Casey Stoner kemudian pindah ke tim Honda di tahun 2011, dan di tahun inilah kembali terjadi perseteruan dengan Rossi. Ini dimulai saat balapan basah di sirkuit Jerez, Stoner sedang mengikuti Marco Simoncelli. Rossi yang kala itu mengendarai motor Ducati mencoba menyalip Stoner dari dalam tikungan, namun manuver ini membuatnya terjatuh dan menghantam Stoner. Namun yang membuat kemarahan Stoner bertambah adalah para marshal lebih memilih untuk membantu Rossi untuk lanjut balapan ketimbang Stoner.
Setelah balapan usai Rossi berniat untuk meminta maaf kepada Stoner dengan datang ke garasinya, di saat inilah Stoner melontarkan kalimat pedas kepada Rossi atas manuvernya yang membuat ia terjatuh. “ambisimu lebih besar ketimbang bakatmu”. Kalimat ini menjadi viral di media sosial yang membuat fans kedua pembalap ini saling benci.
- Rival keempatnya adalah dengan pembalap muda yang menjadi rekan setimnya kala di Yamaha yang kelak bisa mengalahkannya, yaitu Jorge Lorenzo.Sama seperti Biaggi yang pernah menganggap Rossi bocah ingusan, The Doctor pun juga melakukan hal yang sama kepada Lorenzo yang kala itu baru saja naik kelas. Namun, buah dari meremehkan memang tidak enak. Rossi pun akhirnya dibuat takluk oleh si pebalap muda ini.
Musim 2010 adalah tahun persaingan terbaik antara dua pembalap Yamaha ini. Terutama di seri Motegi. Rossi yang baru saja sembuh dari cidera langsung on fire menghadapi si junior. Puncak dari persaingan ini adalah ketika keduanya berbenturan lumayan keras menjelang balapan. Untungnya keduanya masih terus bertahan walaupun akhirnya Lorenzo harus finish urutan ketiga. Rossi sendiri berhasil memenangkan persaingan tersebut dan keluar menjadi juara.
Ya, meskipun menang di seri Motegi, namun Rossi kalah jumlah poin dengan si junior. Alhasil, di akhir kompetisi Lorenzo pun merengkuh juara musim 2010.
- Untuk kesekian kalinya, Rossi harus berhadapan dengan pembalap muda berbakat. Kali ini lawan The Doctor adalah Marc Marquez yang pernah jadi yang terbaik di Moto2.perseteruan kedua pembalap ini dimulai di musim 2015. Saat itu Rossi mulai bangkit dan kembali menunjukkan siapa dirinya. Tercatat The Doctor sudah beberapa kali mempecundangi Marquez. Pertama, ketika seri balap Argentina. Ketika itu Marc sudah sendirian memimpin di depan dan Rossi perlahan makin mengejarnya. Puncaknya ketika Marc berhasil di-salip Rossi menjelang akhir balapan. Marc pun ngotot meraih tempatnya lagi dengan memaksa masuk di sisi kanan The Doctor. Sayangnya, aksi ini membuat bagian depan motornya menyenggol buritan motor Rossi dan akhirnya ia terjatuh. Rossi pun jadi juara di Argentina.
Yang paling dikenang tentunya adalah kejadian Sepang Clash yang lagi-lagi membuat Marc kehilangan poin. Rossi menjadi terbaik ketiga, sayangnya dengan terjatuhnya Marc yang disebabkan senggolan kaki yang dilakukan Rossi ketika keduanya berhimpitan, membuat The Doctor dikenai sanksi penalty 3 poin serta memulai seri berikutnya di tempat paling belakang.
yang akhirnya pada seri terakhir di Valencia ia hanya bisa meraih posisi keempat. Akan berbeda halnya jika Rossi tidak melakukan hal sembrono kepada Marquez. Valentino Rossi bisa saja berpeluang besar merengkuh gelar juara dunia ke 10 nya.
Kehadiran Valentino Rossi di MotoGP selalu memberikan tontonan yang menarik dari dulu sampai sekarang, tanpa adanya Rossi di MotoGP, ajang ini bagai angin lalu saja alias tidak akan begitu mendapatkan perhatian banyak orang. berkat si pria Italia, MotoGP jadi sesuatu yang sangat dinantikan.
Silahkan sebanyak apa pun rider baru yang bermunculan, namun nama Rossi akan selalu identik dengan ajang balapan ini.