Tahun depan Ducati akan menurunkan 8 motor Desmosedici di MotoGP. Itu sama saja sepertiga dari total pembalap di grid MotoGP.
Tidak mengejutkan bahwa hal ini membuat beberapa pabrikan rival Ducati khawatir, terutama pabrikan yang menggunakan motor Inline-4 yang harus melawan banyaknya motor V4 bertenaga besar seperti Ducati.
Di Portimao minggu kemarin, juara dunia baru MotoGP Fabio Quartararo membuktikan apa yang telah terjadi ketika motor Yamaha YZR-M1 yang bertenaga lebih kecil dipaksa terperangkap dalam kumpulan motor Desmosedici V4. Quartararo menghabiskan banyak waktunya dalam balapan terjebak dengan pembalap Pramac Ducati Johann Zarco dan Jorge Martin, tak berdaya mengeluarkan senjata andalannya yaitu corner speed yang sangat cepat sampai akhirnya melakukan kesalahan dan terjatuh.
Bayangkan betapa akan bertambah sulitnya bagi Quartararo, rekan pembalap Yamaha lain, dan pembalap Suzuki GSX-RR Inline-4, ketika 8 motor Desmosedici akan turun di grid MotoGP 2022.
Lalu bagaimana ini bisa terjadi ?
Jawabannya cukup sederhana. Dorna membayar setiap tim satelit sebesar 5 juta Euro atau sekitar 82,5 milyar Rupiah per musim agar memungkinkan mereka menyewa motor yang kompetitif dari 6 pabrikan pabrikan MotoGP yang ada; Aprilia, Ducati, Honda, KTM, Suzuki dan Yamaha.
Kemudian terserah kepada masing masing tim satelit tersebut untuk membelanjakan uangnya sebaik mungkin untuk mendapatkan motor tercepat dengan uang yang ada.
Ini tentu juga kabar baik bagi para pabrikan karena mereka mendapat pendapatan dari masing masing tim satelit yang mereka suplai dengan motor, bahkan ketika pabrikan itu mensuplai motor yang setahun lebih tua. Dan tidak hanya itu, Dorna menawarkan bonus extra pembayaran kepada para pabrikan untuk setiap motor satelit yang turun di grid MotoGP. Oleh karena itu, tahun depan Ducati akan mendapatkan jutaan dollar dari mensuplai 3 tim satelit meraka yaitu Pramac, VR46 dan Gresini dengan masing masing 4 motornya.
Ini merupakan strategi hebat dari Ducati yang mana sebenarnya bisa dilakukan semua pabrikan MotoGP.
Lalu kenapa pabrikan lain tidak melakukan ini ?
Tentu Honda mensuplai motor ke LCR, KTM mensuplai ke Tech3 dan Yamaha mensuplai ke RNF, tapi baik Aprilia maupun Suzuki tidak memasok motor kepada tim manapun selain tim pabrikan mereka sendiri.
Situasi yang ada di Aprilia bisa dipahami, karena pabrikan asal Noale ini masih mengembangkan motor RS-GP terbaru mereka, yang diperkenalkan tahun lalu. Namun Suzuki yang telah meraih juara dunia tahun lalu dan mengingat insentif finansial yang akan diberikan Dorna seharusnya bisa meyakinkan tim tim satelit yang ada untuk mau menyewa motor Suzuki, bahkan dengan motor setahun lebih tua yang telah diupdate.
Tentu pabrikan manapun yang tidak memasok motor ke tim satelit akan menghadapi beberapa kerugian. Tidak hanya akan kekurangan motor di grid MotoGP, namun juga akan mendapati lebih banyak motor pabrikan lain yang harus dikalahkan.
Dan ini tentu menjadi masalah ketika tim tim satelit ini menggunakan motor Ducati yang merupakan motor paling powerful di grid MotoGP.
Juara dunia MotoGP tahun lalu Joan Mir sama sama merasa khawatir seperti Yamaha. Karena terkadang Mir menghabiskan banyak waktu sepanjang balapan untuk bertarung dengan 1 motor Ducati, jadi bisa dibayangkan dengan akan adanya penambahan motor Ducati tahun depan.
Joan Mir memang telah menyajikan beberapa pertarungan hebat yang menghibur dengan pembalap Ducati selama beberapa musim terakhir. Mir selalu menyalip Ducati di tikungan, lalu pembalap Ducati selalu saja menyalipnya di lintasan lurus dan begitulah seterusnya.
Ducati sebelumnya telah menurunkan 8 motor di grid di tahun 2016, 2017 dan 2018, tapi motor motor Desmosedici itu tidak kompetitif. Beberapa motor bahkan usianya beberapa tahun lebih tua dan tidak dikelola oleh tim terbaik.
Tahun depan Ducati akan punya 5 pembalap dengan motor pabrikan Desmosedici GP22 dan 3 sisanya menggunakan Desmosedici GP21. Pembalap pabrikannya Pecco Bagnaia dan Jack Miller, di Pramac ada Johann Zarco dan Jorge Martin, dan di VR46 ada Luca Marini yang akan mendapat Desmosedici GP22. Sedangkan di Gresini Racing ada Enea Bastianini dan Fabio di Giananntonio, dan rekan setim Marini, Marco Bezzechi akan mengendarai Desmosedici GP21.
Tidak hanya itu, rookie sensasional Martin, Bastianini dan Marini akan menjalani musim keduanya di kelas MotoGP, jadi mereka seharusnya akan tampil lebih kuat daripada tahun ini.
Kecepatan motor Desmosedici juga menjadi kekhawatiran bagi para rivalnya ketika sesi kualifikasi saat ini menjadi lebih penting dari musim musim sebelumnya. Motor Desmosedici V4 punya horsepower lebih ketimbang motor lain manapun di grid, sehingga para insinyur Ducati bisa mengeluarkan power lebih banyak selama 1 atau 2 putaran time attack pada sesi kualifikasi ketimbang yang mereka bisa lakukan pada balapan hari minggu, karena seperti yang kita tahu manajemen konsumsi bahan bakar selama balapan juga perlu dipertimbangkan.
Tahun depan motor motor Desmosedici seharusnya bisa start dari baris pertama atau kedua dari grid, yang mana ini akan menjadi mimpi buruk bagi pembalap lain.
Dan ada keuntungan lain dengan memiliki banyak motor yang turun di sesi hari jumat dan sabtu. Sesi Free Practice saat ini lebih terbatas waktunya ketimbang musim musim sebelumnya, karena di 10 menit terakhir dari masing masing sesi ini digunakan para pembalap layaknya sesi kualifikasi kecil, dengan para pembalap lebih memfokuskan untuk time attack ketimbang mencari settingan motor terbaik dalam upayanya untuk langsung masuk ke sesi kualifikasi 2 dan mendapat jaminan posisi di 4 baris pertama grid start. Karena hal ini merupakan unsur penting untuk memulai balapan yang baik.
Dengan hadirnya 8 motor berarti lebih banyak data yang didapat, terutama data dari ban, yang mana bisa memberi suplai data yang cukup kepada analis ban Ducati untuk mencari solusi dari ban Michelin yang dikenal sulit untuk balapan pada hari minggu.
Namun tim manajer Ducati pabrikan Davide Tardozzi sedikit kurang optimis memandang musim MotoGP 2022. Ini karena Tardozzi sadar tahun depan juga akan muncul rival rival yang semakin kuat, seperti Marc Marquez yang diprediksi akan kembali ke performa maksimalnya, Quartararo yang akan semakin cepat dan matang, dan juga Joan Mir yang diprediksi akan dilengkapi motor lebih baik. Tardozzi menegaskan bahwa dia menghormati semua rival rivalnya itu.