Keamanan sirkuit MotoGP telah meningkat pesat dalam beberapa dekade terakhir. Meskipun banyak pembalap lebih sering mengalami kecelakaan daripada era sebelumnya dikarenakan kompetisi saat ini lebih ketat, ditambah keamanan sirkuit dan baju balap yang lebih baik. Para pembalap yang mengalami kecelakaan sebagian besar hanya mengalami cedera ringan, sementara kematian yang disebabkan oleh tingkat keamanan sirkuit yang tidak memadai sangatlah jarang.
Selama 35 tahun terakhir hanya ada 2 pembalap Grand Prix yaitu Daijiro Kato dan Luis Salom yang wafat karena masalah keamanan sirkuit yang tidak memadai. Hal ini karena MotoGP tidak lagi menggunakan sirkuit balap yang berbahaya.
Itulah mengapa sirkuit Red Bull Ring menyebabkan banyak kontroversi selama 2 tahun terakhir ini. Dari 4 balapan terakhir yang sudah digelar disana, sebanyak 3 kali balapan mengalami red flag, termasuk insiden mengerikan di tahun lalu yang melibatkan Johann Zarco dan Franco Morbidelli yang motornya sampai terlempar nyaris saja mengenai Valentino Rossi dan Maverick Vinales.
Di tahun ini insiden antara Dani Pedrosa dan Lorenzo Savadori sampai mengakibatkan kobaran api di tengah lintasan. Inilah yang menandai berakhirnya layout sirkuit di tikungan 2 dan 3. Sebuah tikungan kiri yang sangat cepat dimana motor bisa menyentuh 305 km/jam yang kemudian dilanjutkan dengan tikungan lambat ke kanan yang memaksa motor harus menurunkan kecepatan hingga 65 km/jam. Tahun depan tikungan kecepatan sedang chicane kanan kiri akan dibuat di area tersebut, menggantikan tikungan 2 saat ini.
Dengan dihilangkannya tikungan 2 sirkuit Red Bull Ring tentu akan ada sesuatu yang hilang, karena di bagian sirkuit ini ada beberapa tontonan MotoGP yang lebih menakjubkan daripada melihat para pembalap ditantang untuk bisa menaklukan sektor sirkuit ini. Dimana sektor ini mereka dituntut untuk melaju dengan top speed puncak ke tikungan kiri, lalu mengerem sangat keras yang membuat bagian belakang motor bergerak ke kanan dan kiri saat mengerem menuju tikungan lambat ke kanan. Namun harus dipahami juga bahwa sektor ini sangat berbahaya bagi para pembalap.
Pembalap Ducati Jack Miller selalu yang paling menarik untuk ditonton di sektor ini. Untuk menaklukan sektor ini Miller menggunakan teknik yang dikenal Scandinavian Flick untuk versi roda duanya. Manuver ini sering digunakan oleh para pembalap Rally asal Scandinavia untuk menurunkan kecepatan dan mengontrol mobil lebih efektif saat akan masuk ke tikungan.
Miller biasanya membuat motor Desmosedicinya melebar ke samping diantara 2 tikungan kemudian dia membuat bagian belakang motornya sedikit terangkat menyamping ke kanan dan lalu menggunakan momentum motornya itu untuk kembali ke racing line yang benar dengan mengibaskan motornya ke kiri untuk langsung masuk ke tikungan 3. Sepanjang waktunya Miller sangat menikmati untuk melakukan manuver itu.
Miller yang mengetahui sektor ini dirombak tampaknya tidak begitu senang dengan penambahan tikungan chicane, namun Miller menyadari hal ini perlu dilakukan untuk keselamatan semua pembalap. Menurutnya paling tidak pembalap nantinya bisa menaklukan tikungan 3 lebih baik dan aman.
Lalu setelah layout sirkuit Red Bull Ring diubah, tikungan mana lagi yang paling menjadi perhatian para pembalap MotoGP?
Jack Miller menilai yang paling berbahaya justru di lintasan lurus Circuit of The Americas. Karena di area itu banyak permukaan aspal yang tidak rata dan banyak pembalap yang mengalami tank-slappers pada saat melaju mendekati kecepatan tertinggi. Miller mengalaminya sendiri 2 tahun lalu di lintasan lurus Circuit of The Americas dimana dirinya sempat kesulitan mengerem motornya di kecepatan 350 km/jam.
Lintasan lurus di Circuit of The Americas sempat di aspal ulang setelah balapan MotoGP 2019, namun itu tidak menghentikan sirkuit ini mendapat banyak kritikan tajam beberapa minggu lalu karena sektor yang bergelombang tersebut.
Sektor lintasan lain yang menurut Miller berbahaya adalah tikungan ke-4 Catalunya. Karena tembok pembatas di tikungan 4 ini cukup dekat dan berbahaya bila terjadi suatu insiden disana.
Sementara itu Valentino Rossi yang hampir menjadi korban insiden hebat antara Zaro dan Morbidelli di Red Bull Ring otomatis berpendapat bahwa sirkuit itu sangatlah berbahaya, karena di sirkuit itu ada 4 titik pengereman yang datang dari kecepatan motor 320 km/jam menuju tikungan yang cukup sempit.
Selain itu tikungan 6 dan 7 di Assen lalu di tikungan 15 yang menurut Rossi cukup berbahaya karena ketiga tikungan ini merupakan tikungan sangat cepat. Alasan penting Rossi lainnya memilih tikungan 7 ke kiri ini kemungkinan karena Rossi pernah kecelakaan cukup keras tahun ini.
Saat itu Rossi hanya duduk setelah mengalami kecelakaan, menandakan kecelakaan itu cukup berbahaya. Mungkin juga alasan Rossi memilih tikungan 7 karena mantan rekan setimnya Jorge Lorenzo juga pernah kecelakaan hebat disana pada tahun 2019 yang membuatnya memutuskan pensiun karena cidera pada tulang belakangnya.
Kemudian pendapat dari Marc Marquez.
Marquez tahu betul soal keamanan sirkuit, karena dia sudah menguji coba fitur keamanan sirkuit beberapa kali.
Menurut Marquez tikungan 2 dan 3 sirkuit Red Bull Ring sangat berbahaya karena setiap kali pembalap mengalami crash saat keluar tikungan seringkali mereka tetap berada di tengah lintasan, sehingga perlu didalami mengapa hal itu bisa terjadi dan kemudian bisa meningkatkan level keamanannya.
Marquez juga menyoroti keamanan sirkuit Jerez yang menurutnya tembok pembatas sirkuit terlalu dekat dan bisa menabrak airfence ketika ada pembalap yang crash. Terutama di tikungan ke 3, ke 7 dan ke 10.
Selanjutnya pendapat dari Fabio Quartararo.
Tahun ini MotoGP menjalani seri balap Silverstone setelah 2 balapan di Red Bull Ring. Pada hari Jumat Maquez mengalami kecelakan hebat saat memasuki tikungan kedua yang sangat cepat, yang mana kecelakaan itu membuat Marquez dan motornya terseret jauh sampai ke tengah lintasan tikungan ke 3. Tidak heran bila Quartararo menganggap tikungan beruntun ini cukup berbahaya.
Insiden crash hebat di sektor ini juga sebelumnya pernah dialami Cal Crutchlow beberapa tahun lalu, dan yang paling diingat adalah insiden antara Loriz Baz dan Pol Espargaro saat keduanya bersenggolan dan terjatuh bersamaan di lap pertama balapan MotoGP 2016. Kedua motor dan pembalap tersebut terseret kembali ke tengah lintasan, dan hampir saja tertabrak pembalap lain yang melintas.
Berikutnya adalah pendapat dari Danilo Petrucci.
Petrucci bisa dibilang berada sangat dekat saat insiden antara Dani Pedrosa dan Lorenzo Savadori selama balapan GP Styria lalu. Ketika itu Pedrosa mengalami crash saat keluar tikungan ke-3 dan Savadori menabrak motornya.
Oleh karena itu tak heran bila Petrucci berpendapat bahwa tikungan 2 dan 3 Red Bull Ring sebagai tikungan paling berbahaya di MotoGP. Petrucci menjelaskan bahwa di sektor itu pembalap tiba di gigi 6 dan pembalap harus mengerem keras saat sedang memiringkan motor ke kiri, kemudian harus memasuki tikungan 3 yang sangat sempit, ditambah saat berada di tengah tikungan 3 pembalap sulit melihat keluar tikungan karena area di tikungan itu yang menanjak.
Tikungan lain yang menjadi perhatian Petrucci adalah tikungan pertama sirkuit Phillip Island, yang mana menurutnya tikungan ini cukup menakutkan. Saat pembalap masuk ke tikungan pertama ini sangatlah sulit karena pembalap bisa melaju hingga kecepatan 330 km/jam dan kondisi lintasannya selalu dingin ditambah angin yang berhembus cukup kuat.