Tim-tim MotoGP saat ini berlomba untuk menciptakan teknologi terbaru atau mengembangkan yang sudah ada.
Langkah itu dilakukan agar motor mereka memiliki kecepatan lebih baik dan menciptakan keseimbangan yang tepat.
Sebenarnya, setiap tim melakukan peningkatan terhadap teknologi motor mereka setiap tahunnya, hanya saja itu tak terlihat secara kasat mata karena publik hanya fokus pada komponen mesin.
Sedangkan saat ini, tim-tim tidak hanya fokus bagaimana cara meningkatkan kecepatan motor, tapi juga memperhatikan perilaku motor itu sendiri.
Untuk membuat motor tetap mudah dikendalikan pada kecepatan tinggi, maka terciptalah winglet atau dua sayap kecil yang terpasang pada fairing motor.
Teknologi itu diperkenalkan oleh Ducati pada 2010 silam. Kala itu, pabrikan asal Italia tersebut ingin meningkatkan efek downforce agar ban depat tak mudah terangkat saat start atau ketika keluar tikungan ketika meningkatkan akselerasi.
Sempat ditentang, akhirnya beberapa skuad mengikuti jejak tersebut setelah melihat dampak cukup signifikan.
Beberapa tahun digunakan, FIM akhirnya melarang penggunaan winglet karena dianggap berbahaya. Tak kehabisan akal, Ducati sebagai pelopor komponen tersebut mengubahnya menjadi fairing aerodinamika, yang memiliki fungsi serupa.
Itu hanya salah satu dari sejumlah teknologi baru atau yang telah dikembangkan oleh setiap pabrikan. Tahun depan, disinyalir bakal ada hal-hal baru jika dilihat dari apa yang sedang diuji coba pada tes di Misano beberapa pekan lalu.
Lalu apa saja teknologi terbaru yang tengah disiapkan enam pabrikan MotoGP untuk menyambut balapan tahun depan?
- Yang pertama dari Honda
Banyak yang melihat Honda tak melakukan perubahan pada motor RC213V mereka selama bertahun-tahun karena bentuknya yang serupa. Namun, dibalik itu semua, mereka telah melakukan banyak peningkatan pada teknologi RC213V.
Terlebih pada tahun depan, para penggemar MotoGP kemungkinan besar akan disajikan wajah baru RC213V. Tes di Misano memperlihatkan Honda mengubah sebagian besar bentuk motor mereka.
Seperti fairing depan dibuat lebih masuk ke dalam yang ditujukan untuk mengalirkan udara dengan lebih baik. Fairing aerodinamika RC213V yang baru juga lebih turun dan lebih kecil dibandingkan sebelumnya.
Selain itu, air intake juga dibuat lebih ramping, meski terlihat sama dengan sebelumnya. Tapi, di bagian dalam lebih lebar untuk memaksimalkan aliran udara.
Perbedaan terbesar terlihat pada bagian belakang, di mana knalpot RC213V 2022 berada di sisi kanan, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang terdapat di bawah jok. Desain ini mengikuti jejak Ducati dan Aprilia.
- Kemudian dari Ducati
Tim satu ini tak pernah kehabisan ide untuk menciptakan terobosan baru. Tahun ini saja, ada beberapa teknologi yang diperkenalkan.
Untuk motor 2022, Ducati fokus pada sistem aerodinamika agar Desmosedici GP memiliki keseimbangan tepat.
Ada dua paket aero berbeda yang diuji coba oleh pihak Borgo Panigale. Pertama, modifikasi pada dua set winglet, dengan bagian atas lebih kecil, kemungkinan itu akan menghasilkan downforce lebih rendah.
Tapi, paket aerodinamika kedua sangat menarik. Terlihat pada motor Jack Miller, di mana sayap kedua terbagi menjadi dua elemen, yang berarti bahwa paket aero ini memiliki total empat elemen, jika saluran downwash tepat di bagian paling bawah fairing dihitung.
Para pembalap masih bungkam tentang desain baru, tetapi ini adalah paket aero pertama yang memiliki empat elemen terpisah.
Diperkirakan penambahan detail Winglet di side Fairing ini ini akan menghasilkan lebih banyak downforce daripada sebelumnya.
- Berikutnya Suzuki
Suzuki tak melakukan perubahan besar pada bentuk motor mereka, hanya saja mereka memperkenalkan sasis baru dalam tes di Misano.
Sasis baru memiliki bagian serat karbon yang diikat ke bagian atas balok utama. Di sini, ikatan karbon bisa berarti beberapa hal yang berbeda.
Tidak diragukan lagi itu akan mengubah karakteristik kekakuan dan kelenturan motor pada sudut kemiringan yang tinggi. Tetapi, itu akan mengubah bagaimana perilaku motor ketika melakukan pengereman keras.
Perubahan ini mungkin menambah lebih banyak kekakuan sasis pada motor secara longitudinal dan itu hanya bisa membantu Suzuki menjadi sedikit lebih kuat pada pengereman. Area tersebut sering dikeluhkan oleh Joan Mir.
- Kemudian KTM
Melakoni tahun pertama tanpa status konsesi, KTM berjuang keras untuk bisa menyamai level pabrikan lainnya. Pada tes di Misano, pabrikan Austria itu memanfaatkannya dengan baik untuk mencoba semua teknologi yang telah mereka kembangkan.
KTM terlihat menguji desain Input udara RAM AIR nya berbeda, lebih lebar menunjukan bahwa KTM menginginkan input udara Yang lebih banyak.
KTM meperlihatkan paket aerodinamika pada tes hari kedua, di mana mereka memiliki fairing yang sangat mirip dengan motor Ducati 2019 dan 2020. Disinyalir, mereka sedang mencari efek downforce terbaik agar bisa berakselerasi dengan bagus.
Menariknya, KTM tidak mengubah bentuk fairing, mereka hanya memasang winglet untuk mencari paket mana yang lebih baik.
Selain Ducati, KTM Juga menguji paket aero baru ini pada test Misano. terlihat desain Input udara RAM AIR nya berbeda, lebih lebar menunjukan bahwa KTM menginginkan Input udara Yang lebih banyak.
- Lalu Yamaha
Satu kelemahan Yamaha adalah di kecepatan tertinggi. Pada tes di Misano, mereka menjajal motor 2022 dengan menggunakan sasis terbaru. Namun, Fabio Quartararo mengatakan apa yang dirasakannya tak berbeda dengan motor saat ini.
Yamaha memang tidak ingin melakukan perubahan besar karena menganggap sudah memiliki paket yang bagus. Hanya saja, mereka terus fokus mencari solusi untuk meningkatkan daya cengkeram ban belakang.
- Dan yang terakhir Aprilia
Perubahan besar antara RS-GP tahun ini dengan musim depan adalah fairing depan yang lebih ramping. Komponen baru itu diuji coba oleh test rider Aprilia, Lorenzo Savadori.
Akan sulit seklias melihat dan menemukan perbedaan dari Aero winglet lama maupun baru karena secara bentuk masih sama, namun diberitakan dimensi panjang wing lebih pendek dari yang selama ini dipakai.
Aprilia sedang fokus meningkatkan kecepatan dan itu jadi salah satu cara untuk melakukannya karena aliran udara akan mengalir lebih cepat.
Ini juga sebagai salah satu respons dari Aprilia atas keluhan Aleix Espargaro yang mengaku tak memiliki kecepatan saat bertarung di sektor trek lurus. Dan juga permintaan dari Maverick Vinales yang menginginkan peningkatan handling motor, terutama ketika ia harus membanting Motor ke kanan kiri pada tikungan berjenis berbalik arah yang hadir di beberapa Trek. Lagi pula pada Downforce begitu besar juga memiliki efek samping yang lumayan terasa saat menikung